Arcandra Tahar
Arcandra Tahar | |
---|---|
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia ke-16 | |
Masa jabatan 27 Juli 2016 – 15 Agustus 2016 | |
Presiden | Joko Widodo |
Wakil Presiden | Jusuf Kalla |
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia ke-5 | |
Masa jabatan 14 Oktober 2016 – 20 Oktober 2019 | |
Presiden | Joko Widodo |
Wakil Presiden | Jusuf Kalla |
Menteri | Ignasius Jonan |
Pengganti Petahana | |
Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) | |
Masa jabatan 14 November 2016 – 25 November 2019 | |
Presiden | Joko Widodo |
Wakil Presiden | Jusuf Kalla Ma'ruf Amin |
Informasi pribadi | |
Lahir | 10 Oktober 1970[1] Padang, Sumatera Barat |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Independen |
Hubungan | Taharuddin (ayah) dan Zuraida (ibu) |
Anak | 2 |
Almamater | SMA Negeri 2 Padang Institut Teknologi Bandung Texas A&M University |
Profesi | Insinyur |
Sunting kotak info • L • B |
Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D. (lahir 10 Oktober 1970) adalah Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo sejak 14 Oktober 2016 hingga 20 Oktober 2019. Sebelumnya dia adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia pada Kabinet Kerja yang menjabat sejak 27 Juli 2016 hingga 15 Agustus 2016. Ia menggantikan Sudirman Said yang diberhentikan oleh Presiden Joko Widodo dalam perombakan kabinet pada tanggal 27 Juli 2016.[2] Arcandra resmi diberhentikan sebagai Menteri ESDM pada tanggal 15 Agustus 2016 menyusul polemik dwikewarganegaraan yang ditujukan kepada dirinya sebagai menteri[3] dan menjadikannya sebagai menteri dengan masa kerja terpendek dalam sejarah di Indonesia, yakni 20 hari.[4] Pada tanggal 14 Oktober 2016, ia resmi dilantik menjadi Wakil Menteri ESDM mendampingi Menteri ESDM Ignasius Jonan.[5]
Kehidupan pribadi
[sunting | sunting sumber]Arcandra menyelesaikan S-1 di Teknik Mesin ITB (masuk tahun 1989) dan kemudian bekerja di Andersen Consulting. Selanjutnya ia mengikuti kuliah S-2 di Texas A&M University, Amerika Serikat hingga selesai. Arcandra kemudian kembali melanjutkan pendidikan S-3 di Amerika Serikat. Setelah itu, ia menjadi konsultan di berbagai perusahaan internasional. Arcandra memiliki peran dalam negosiasi dan keberhasilan Presiden Joko Widodo menarik kembali Blok Masela agar dikuasai Indonesia, dengan memutuskan eksplorasi harus dilakukan secara onshore dan bukan offshore. Arcandra memiliki hak paten tentang desain offshore di Amerika Serikat.[6][7]
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]- SMP Negeri 13 Padang: 1983–1986
- SMA Negeri 2 Padang: 1986–1989
- ITB Teknik Mesin: 1989–1994
- Texas A&M University Ocean Engineering: 1996–1998
- Texas A&M Univeristy Ocean Engineering (Doctor of Philosophy): 1998–2001
Riwayat pekerjaan
[sunting | sunting sumber]- Asisten Peneliti Offshore Technology Research Center: 1997–2001
- Technical Advisor Noble Denton: 2000
- Peneliti Technip Offshore: 2001–2006
- Hydrodynamics Lead FloaTec LLC: 2006–2007
- Principal dan Presiden Asia Pasific AGR Deepwater Development System: 2007–2009
- Principal Horton Wison Deepwater: 2009–2013
- Presiden Petroneering: 2013–2016[8]
- Menteri ESDM Indonesia: 27 Juli 2016–15 Agustus 2016
- Wakil Menteri ESDM Indonesia: 14 Oktober 2016 - 23 Oktober 2019
- Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero): 14 November 2016 - 25 November 2019
- Komisaris Utama PT PGN Tbk: 21 Januari 2020 - 2023
- Komisaris Independen PT PLN (Persero) 2024 - sekarang
Kontroversi
[sunting | sunting sumber]Pasca dilantik menjadi menteri, beredar sebuah rumor yang menyatakan bahwa Arcandra telah menjadi warga negara Amerika Serikat melalui proses naturalisasi pada bulan Maret 2012. Karena Indonesia tidak mengakui dwikewarganegaraan, maka otomatis secara hukum seorang Warga Negara Indonesia (WNI) akan kehilangan status WNI-nya.[9] Namun menurut penuturan Arcandra sendiri, dirinya masuk Indonesia menggunakan paspor Indonesia yang masih berlaku sampai 2017.[10] Pada 15 Agustus 2016, jabatan menteri Arcandra dicopot oleh Presiden Joko Widodo dan digantikan oleh Luhut Panjaitan.[3] Kemudian, pada 14 Oktober 2016, Arcandra diangkat menjadi wakil menteri ESDM dengan Ignasius Jonan sebagai menterinya.[11]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Begini Sosok Menteri Archandra di Mata Keluarga Tempo
- ^ Jokowi Umumkan "Reshuffle" Kabinet, Ini Susunan Menteri Baru Kompas
- ^ a b "Menteri ESDM Arcandra Tahar Diberhentikan Dengan Hormat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-16. Diakses tanggal 2016-08-15.
- ^ "Cuma 20 Hari, Arcandra Tahar Menteri dengan Masa Kerja Terpendek dalam Sejarah". detikcom. detik.com. Diakses tanggal 16 Agustus 2016.
- ^ Presiden Jokowi Lantik Jonan dan Archandra Tahar Sebagai Menteri dan Wakil Menteri ESDM
- ^ Siapa Archandra Tahar, Menteri ESDM Kita? Kompasiana
- ^ Ini Sosok Archandra Tahar, Menteri ESDM Baru Liputan6
- ^ "Inilah Sosok Calon Menteri ESDM Archandra Tahar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-12. Diakses tanggal 2016-07-27.
- ^ "Menteri Arcandra Ditimpa Rumor WN Amerika Serikat Dan Titipan Parpol". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-15. Diakses tanggal 2016-08-15.
- ^ Mensesneg: Arcandra Masuk Indonesia dengan Paspor Indonesia yang Masih Berlaku sampai 2017
- ^ Redaksi, Tim. "Resmi! Jonan Jadi Menteri ESDM, Arcandra Wakilnya". JPNN.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-15. Diakses tanggal 2016-10-14.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Susilo Siswoutomo |
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia 2016–2019 |
Diteruskan oleh: Tidak ada |
Didahului oleh: Sudirman Said |
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia 2016 |
Diteruskan oleh: Ignasius Jonan |