Hubungan Austria dengan Indonesia
Austria |
Indonesia |
---|
Austria dan Indonesia menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1954. Austria mengakui Indonesia sebagai mitra yang stabil dan dapat diandalkan, dan kedua negara menikmati hubungan yang sangat baik.[1] Kedua bangsa telah sepakat untuk memperluas hubungan dalam bidang bisnis, perdagangan dan investasi, pariwisata, budaya, lingkungan hidup, dan teknologi hijau.[2] Austria memiliki kedutaan di Jakarta dan konsulat kehormatan di Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya, sedangkan Indonesia memiliki kedutaan di Wina yang juga diakui untuk Slovenia serta organisasi multilateral yang berbasis di Wina, seperti IAEA, PrepCom CTBTO, UNIDO, UNODC, dan UNOOSA.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Hubungan bilateral secara resmi dibentuk pada tahun 1954, setahun sebelum Austria mendapatkan kembali kedaulatan penuh dari Sekutu dan sembilan tahun setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.[1] Pada tahun 2010, Presiden Austria Heinz Fischer mengunjungi Indonesia dan melakukan kunjungan hormat kepada Presiden Indonesia saat itu Susilo Bambang Yudhoyono.[2]
Perdagangan dan investasi
[sunting | sunting sumber]Volume perdagangan bilateral antara dua negara pada tahun 2015 mencapai 445 juta euro, dengan neraca perdagangan kurang lebih seimbang. Ekspor utama Austria ke Indonesia adalah baja, mesin, peralatan elektronik, kertas, dan farmasi, sementara mengimpor alas kaki, tekstil, rempah-rempah, kopi, dan barang elektronik dari Indonesia. Pada tahun 2017, terdapat sekitar 40 perusahaan Austria yang menjalankan operasinya di Indonesia.
Teknologi, pendidikan, dan budaya
[sunting | sunting sumber]Indonesia tertarik untuk belajar dari keahlian Austria dalam teknologi terbarukan dan berkelanjutan, seperti tenaga hidroelektrik, energibiomassa, dan energi surya. Austria juga telah mempromosikan manfaat teknologi hijau, dengan menampilkan “kedutaan hijau” barunya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Diresmikan pada November 2011, Kedutaan Hijau Austria di Jakarta menunjukkan arsitektur berkelanjutan di iklim tropis, menghemat energi dan air dengan memasang panel surya, sistem penyimpanan air hujan, jendela berbayang dan insulasi termal.[2]
Di sektor pendidikan, pemerintah kedua negara telah sepakat tentang pertukaran mahasiswa pascasarjana, yang ditandatangani antara Kementerian Pendidikan Indonesia dan Badan Kerjasama Internasional Austria untuk Ilmu Pengetahuan dan Penelitian. Setiap tahunnya, Austria menawarkan sekitar 30 beasiswa kepada mahasiswa Indonesia, dan setiap tahun ada sekitar 40 mahasiswa Austria yang mengunjungi Indonesia untuk melakukan studi mereka. Beberapa universitas Austria juga telah menjalin kerjasama dengan rekan-rekan mereka di Indonesia, seperti Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Veeramalla Anjaiah (October 26, 2009). "Austria, RI celebrate 55 years of relations with cultural shows". thejakartapost.com. The Jakarta Post. Diakses tanggal 18 June 2013.
Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "JakartaPost1" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c Yanto Soegiarto (January 3, 2012). "Austria's green power". thejakartaglobe.com. Jakarta Globe. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 20, 2013. Diakses tanggal 18 June 2013. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Globe" didefinisikan berulang dengan isi berbeda