Pernyataan kebenaran
Bagian dari seri tentang |
Buddhisme |
---|
Dalam Buddhisme, pernyataan kebenaran (Pali: sacca-kiriyā; Sanskerta: satya-kriya , namun lebih sering disebut: satyādhiṣṭhāna),[2][3][note 1] merujuk pada pernyataan kebenaran sungguh-sungguh yang diekspresikan dalam bentuk ucapan lisan saat upacara keagamaan, biasanya dalam bentuk syair-syair paritta.
Pernyataan kebenaran bisa berupa ucapan yang berkaitan dengan kebajikan seseorang, atau berkaitan dengan fakta tertentu, diikuti oleh perintah atau resolusi. Pernyataan seperti itu diyakini menghasilkan kekuatan ajaib yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, tergantung pada kejujuran orang yang membuat pernyataan tersebut. Sacca-kiriyā adalah praktik yang ditemukan dalam kisah-kisah kitab suci Tripitaka Pali dan komentarnya, serta dalam kitab pasca-kanonis seperti Milindapañha dan Avadāna. Dalam kisah-kisah tersebut, praktik ini biasanya ditemukan sebagai suatu bentuk berkah, tetapi terkadang sebagai suatu bentuk kutukan. Praktik ini juga dapat ditemukan dalam kitab-kitab agama Hindu dan Jainisme.
Catatan
[sunting | sunting sumber]Kutipan
[sunting | sunting sumber]- ^ Harvey 1993, hlm. 68.
- ^ a b Burlingame 1917, hlm. 434.
- ^ Kong 2006, hlm. 149.
- ^ Brown 1972, hlm. 252.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Appleton, Naomi (2013), Jataka Stories in Theravada Buddhism: Narrating the Bodhisatta Path, Ashgate Publishing, ISBN 978-1-4094-8131-7
- Brown, W. Norman (1968), "The Metaphysics of the Truth Act", Mélanges d'Indianisme, Editions E. De Boccard, hlm. 171–7
- Brown, W. Norman (9 June 1972), "Duty as Truth in Ancient India", Proceedings of the American Philosophical Society, 116 (3), hlm. 252–68, JSTOR 986119
- Burlingame, Eugene Watson (1917), "The Act of Truth (Saccakiriya): A Hindu Spell and Its Employment as a Psychic Motif in Hindu Fiction", Journal of the Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland: 429–67, JSTOR 25209288
- Eckel, Malcolm David (2001), "Epistemological Truth", dalam Neville, Robert Cummings, Religious Truth: A Volume in the Comparative Religious Ideas, Albany: SUNY Press, hlm. 69–76, ISBN 0-7914-4777-4
- Gómez, Luis O. (2000), "Buddhism as a Religion of Hope: Observations on the 'Logic' of a Doctrine and its Foundational Myth", The Eastern Buddhist, 32 (1): 1–21, JSTOR 44362241
- Hara, Minoru (10 March 2009), "Divine Witness", Journal of Indian Philosophy, 37 (3), doi:10.1007/s10781-009-9068-x
- Harvey, Peter (1993), "Dynamics of Paritta Chanting", dalam Werner, Karel, Love Divine: Studies in Bhakti and Devotional Mysticism, Curzon Press, ISBN 0-7007-0235-0[pranala nonaktif permanen]
- Howard, Veena R. (2013), Gandhi's Ascetic Activism: Renunciation and Social Action, SUNY Press, ISBN 978-1-4384-4558-8
- Kariyawasam, A.G.S. (2003), "Sacca-kiriyā", dalam Malalasekera, G.P.; Weeraratne, W.G., Encyclopaedia of Buddhism, 7, Government of Sri Lanka, hlm. 589–91, OCLC 2863845613[pranala nonaktif permanen]
- Kong, C.F. (2006), Saccakiriyā: The Belief in the Power of True Speech in Theravāda Buddhist Tradition (PhD thesis, published as a book in 2012), School of Oriental and African Studies, University of London, uk.bl.ethos.428120
- Thompson, George (November 1997), "Ahaṃkāra and Ātmastuti: Self-Assertion and Impersonation in the Ṛgveda", History of Religions, 37 (2): 141–171, JSTOR 3176343
- Thompson, George (1998), "On truth acts in Vedic", Indo-Iranian Journal, 41: 125–53, JSTOR 24663377