Lompat ke isi

Daftar Khalifah Abbasiyah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Khalifah Abbasiyah adalah para pemegang gelar khalifah Islam yang merupakan anggota Dinasti Abbasiyah, cabang suku Quraisy yang merupakan keturunan paman nabi Islam Muhammad, Abbas bin Abdul Muthalib.

Keluarga itu berkuasa dalam Revolusi Abbasiyah pada 748-750, menggantikan Kekhalifahan Umayyah. Mereka adalah penguasa Kekhalifahan Abbasiyah, serta kepala ekumenis Islam yang diakui secara umum, hingga abad ke-10, ketika Kekhalifahan Fathimiyah Syiah (didirikan pada 909) dan Kekhalifahan Kordoba (didirikan pada 929) menantang keutamaan mereka. Kemunduran politik Abbasiyah telah dimulai lebih awal, selama Anarki di Samarra (861-870), yang mempercepat fragmentasi dunia Muslim menjadi dinasti-dinasti otonom. Para khalifah kehilangan kekuasaan temporal mereka pada 936-946, pertama-tama kepada serangkaian orang kuat militer dan kemudian kepada Emir Syiah Buwaihi yang merebut kendali Bagdad; Dinasti Buwaihi kemudian digantikan oleh Turki Seljuk Sunni pada pertengahan abad ke-11, dan para penguasa Turki mengambil gelar "Sultan" untuk menunjukkan otoritas temporal mereka. Namun, para khalifah Abbasiyah tetap menjadi penguasa yang diakui secara umum dalam Islam Sunni. Pada pertengahan abad ke-12, Abbasiyah memperoleh kembali kemerdekaan mereka dari Seljuk, tetapi kebangkitan kembali kekuasaan Abbasiyah berakhir dengan Penjarahan Bagdad oleh bangsa Mongol pada tahun 1258.

Sebagian besar khalifah Abbasiyah lahir dari ibu selir, yang dikenal sebagai umm al-walad (bahasa Arab: أم الولد, har. 'ibu dari anak'). Istilah ini merujuk kepada seorang budak perempuan yang memiliki anak dari pemiliknya; para wanita tersebut terkenal karena kecantikan dan kecerdasan mereka, sehingga pemiliknya dapat mengakui keabsahan anak-anaknya dari mereka untuk menjadi bebas secara hukum dan memiliki hak warisan penuh, dan menahan diri untuk tidak memperdagangkan ibu-ibu tersebut setelahnya.[1] Para selir tersebut berasal dari tanah non-Muslim dan dibawa ke perbudakan di Kekhalifahan Abbasiyah melalui sejumlah rute perdagangan budak yang berbeda. Para selir budak tersebut sebagian besar adalah orang Habasyah, Armenia, Berber, Yunani Bizantium, Turki atau bahkan dari Sisilia.[2][3][4]

Khalifah Abbasiyah (750–1258)

[sunting | sunting sumber]

Daftar Khalifah Abbasiyah yang bertakhta di Bagdad.[5][6]

No. Khalifah Penggambaran
(kaligrafi modern)
Memerintah Catatan Koin
Era Keemasan Abbasiyah (Era Abbasiyah Pertama)
(750–847 M)
Era ini dipimpin oleh sembilan khalifah, yang pertama adalah as-Saffah dan yang terakhir adalah al-Watsiq, masa Bani Abbasiyah mampu mengukuhkan kekuatan dan pengaruh khalifah mereka.
1 'Abdullah
As-Saffah

عبد الله السفاح
721 − 10 Juni 754
25 Januari 750 – 10 Juni 754
(4 tahun, 137 hari)
2 'Abdullah
Al-Manshur

عبد الله المنصور
714 – 6 Oktober 775
10 Juni 754 – 6 Oktober 775
(21 tahun, 119 hari)
  • Muhammad bin Ali al-Abbasi dengan Sallamah (diduga berasal dari Nefzaoua)
  • Dinominasikan sebagai putra mahkota oleh saudaranya, Khalifah as-Saffah pada tahun 754.
  • Al-Mansur ditahbis sebagai khalifah pada 753 M (136 H) dan dilantik pada tahun berikutnya.[7]
  • Pendiri Ibukota Bagdad.
  • Pada masa pemerintahannya, seorang pangeran Umayyah, Abdurrahman I, melarikan diri ke Spanyol dan mendirikan Keamiran Kordoba di Andalusia pada 756 M.
3 Muhammad
Al-Mahdi

محمد المهدي
744 atau 745 – 24 Juli 785
6 Oktober 775 – 24 Juli 785
(9 tahun, 262 hari)
  • Putra al-Mansur dengan Arwa binti Mansur al-Himyari
  • Dinominasikan sebagai putra mahkota oleh ayahnya.
  • Al-Mahdi memulai pemerintahannya dengan membebaskan tahanan politik, memperluas dan mendekorasi tempat suci di Mekkah dan Madinah, serta membangun air mancur dan loteng untuk jamaah haji.[8]
  • Al-Mahdi memperluas layanan pos, meningkatkan layanan rahasia, membangun kota-kota berbenteng, dan menambah penunjukan hakim.
4 Musa
Al-Hadi

موسى الهادي
26 April 764 – 14 September 786
24 Juli 785 – 14 September 786
(1 tahun, 83 hari)
5 Harun
Ar-Rasyid

هَارُون الرَشِيد
17 Maret 766 – 24 Maret 809
14 September 786 – 24 Maret 809
(22 tahun, 192 hari)
  • Putra al-Mahdi dengan al-Khaizuran binti 'Atta
  • Dinominasikan sebagai putra mahkota kedua oleh ayahnya al-Mahdi, dan naik tahta setelah Khalifah al-Hadi, saudaranya, meninggal tahun 786 M.
  • Abbasiyah berkuasa di wilayah Maroko hingga Dinasti Idrisiyyah memisahkan diri pada 788 M.
6 Muhammad
Al-Amin

محمد الأمين
787 – 27 September 813
24 Maret 809 – 27 September 813
(4 tahun, 188 hari)
  • Putra Harun ar-Rasyid dengan Zubaidah binti Ja'far
  • Dinominasikan sebagai putra mahkota oleh ayahnya
  • Gagal menyingkirkan saudara tirinya, Abdallah al-Ma'mun dari garis suksesi.
  • Pada tahun 811 terjadi perang saudara Fitnah Keempat, berakhir dengan terbunuhnya al-Amin dalam Pengepungan Bagdad.
7 'Abdullah
Al-Ma'mun

عبد الله المأمون
14 September 786 – 7 Agustus 833
27 September 813 – 7 Agustus 833
(19 tahun, 315 hari)
  • Putra Harun ar-Rasyid dengan Ummu Abdallah Marajil
  • Dinominasikan sebagai putra mahkota kedua setelah al-Amin.
  • Menggulingkan al-Amin setelah perang saudara pada tahun 813.
  • Menginisiasi Gerakan Penerjemahan, perombakan besar-besaran Baitul Hikmah (Rumah Kebijaksanaan), dan dukungan struktural bagi para cendekiawan.
  • Memperluas wilayah kekuasaan hingga Kepulauan Mediterania, ditandai berdirinya Keamiran Kreta (824/827) dan penaklukan Sisilia (827).
  • Di akhir usianya, sekitar tahun 833 mulai dekat dengan qadi Mu'tazilah Ahmad bin Abi Du'ad, dan menyarankan kepada adiknya, al-Mu'tashim, agar memasukkan Ahmad bin Abi Du'ad ke dalam lingkaran penasihat kekhalifahan.[9]
8 Muhammad
Al-Mu'tashim Billah

محمد المعتصم بالله
Oktober 796 – 5 Januari 842
9 Agustus 833 – 5 Januari 842
(8 tahun, 150 hari)
  • Putra Harun ar-Rasyid dengan Maridah binti Syabib, budak-selir
  • Menurut catatan ath-Thabari, di ranjang kematiannya al-Ma'mun mendiktekan sepucuk surat yang mencalonkan saudaranya, al-Mu'tashim, sebagai penerus; bukan putranya. [10]
  • Pembentukan ghilman (pasukan militer dari kalangan budak).
  • Secara resmi Abbasiyah mulai mendukung Muktazilah
  • Didirikan lembaga prosekusi Mihna pada tahun 833 di bawah qadi Muktazilah Ahmad bin Abi Du'ad.
  • Pendiri ibukota Samarra: memindahkan ibukota Abbasiyah ke Samarra pada tahun 836.
9 Harun
Al-Watsiq Billah

هارون الواثق باللہ
18 April 812 – 10 Agustus 847
5 Januari 842 – 10 Agustus 847
(5 tahun, 218 hari)
  • Putra al-Mu'tashim dengan Qarathis, budak-selir
  • Ditunjuk sebagai putra mahkota oleh ayahnya
  • Al-Watsiq meninggal karena sakit sembap.[11]
Era Abbasiyah Kedua (Era pengaruh Turki)
(847–945 M)
Era ini mencakup 13 khalifah, yang pertama adalah al-Mutawakkil dan yang terakhir adalah al-Mustakfi. Era ini dianggap sebagai awal dari kelemahan dan perpecahan dalam Kekhalifahan Abbasiyah, dan munculnya dinasti-dinasti baru. Era ini menyaksikan penggulingan dan pembunuhan sejumlah khalifah di tangan orang-orang Turki. Meskipun merupakan periode kelemahan yang panjang, namun periode ini berhasil ditumpas di tangan Pangeran Talha al-Muwaffaq, yang menghidupkan kembali kekhalifahan dan merevitalisasi kekuatannya setelah perpecahannya, dari masa al-Mu'tamid hingga al-Mu'tadhid.
10 Ja'far
Al-Mutawakkil 'Alallah

جعفر المتوكل على الله
31 Maret 822 – 11 Desember 861
10 Agustus 847 – 11 Desember 861
(14 tahun, 124 hari)
  • Putra al-Mu'tashim dengan Syuja al-Khwarazmi, budak-selir dari Khwarezmia
  • Sejak muda, sebagai pangeran, sudah diangkat sebagai amir al-hajj oleh al-Watsiq pada tahun 842.
  • Kembali ke ortodoksi tradisional dan mengakhiri dukungan Abbasiyah kepada Muktazilah dengan menghapus lembaga Mihna.
  • Dibunuh oleh para pengawalnya dengan dukungan dari putranya al-Muntashir.
11 Muhammad
Al-Muntashir Billah

محمد المنتصر بالله
November 837 – 7 Juni 862
11 Desember 861 – 7 Juni 862
(179 hari)
  • Putra al-Mutawakkil dengan Hubsyiya, budak-selir dari Yunani
  • Memerintah selama Anarki di Samarra pasca kudeta terhadap ayahnya.
  • Menandai awal mula kemunduran Kekhalifahan Abbasiyah
  • Seperti kebanyakan khalifah Abbasiyah sebelumnya, ia mempertahankan untuk membiayai kaum kerabatnya dari Bani Hasyim.
12 Ahmad
Al-Musta'in Billah

أحمد المستعين بالله
834/836 – 866
8 Juni 862 – Januari 866
(sekitar 3 tahun 7 bulan)
13 Muhammad
Al-Mu'tazz Billah

محمد المعتز بالله
847 – Juli/Agustus 869
25 Januari 866 – 13 Juli 869
(3 tahun, 170 hari)
  • Putra al-Mutawakkil dengan Qabihah, budak-selir dari Yunani
  • Memerintah selama Anarki di Samarra.
  • Pemerintahan al-Mu'tazz (866–869) menandai puncak kemunduran otoritas pusat Khilafah, dan puncak kecenderungan otonom yang diekspresikan melalui munculnya dinasti-dinasti otonom.
  • Digulingkan oleh perwira militer Turki.
14 Muhammad
Al-Muhtadi Billah

محمد المهتدي بالله
833 – 21 Juni 870
21 Juli 869 – 17 Juni 870
(332 hari)
  • Putra al-Watsiq dengan Qurb, dari Yunani (selir)
  • Memerintah selama Anarki di Samarra.
  • Sebagai penguasa, al-Muhtadi berusaha meniru khalifah Umayyah Umar bin Abdul Aziz, yang secara luas dianggap sebagai pemimpin Islam teladan.[12]
  • Dibunuh oleh militer Turki.
  • Akhir Anarki di Samarra.
15 Ahmad
Al-Mu'tamid 'Alallah

أحمد المعتمد على الله
sekitar 842 – 15 Oktober 892
19 Juni 870 – 15 Oktober 892
(22 tahun, 119 hari)
  • Putra al-Mutawakkil dengan Fityan, wanita Yunani dan selir dari Kufah
  • Pemerintahan al-Mu'tamid menandai berakhirnya "Anarki di Samarra" dan dimulainya pemulihan kekuasaan Abbasiyah.
  • Menetapkan saudaranya, al-Muwaffaq, sebagai panglima tertinggi; al-Muwaffaq memegang kesetiaan politik dan memiliki pengaruh besar terhadapnya.
  • Dimulainya "kebangkitan kekuasaan Abbasiyah". Penolakan terhadap pemberontakan Saffariyah dan penaklukan Pemberontakan Zanj.
  • Pembentukan Dinasti Thuluniyah yang otonom di Mesir, Penurunan bertahap kekuasaan Abbasiyah di Transoksiana, Persia, Sind dan Punjab, Afrika Utara, Timur Tengah dan Arab.
16 Ahmad
Al-Mu'tadhid Billah

أحمد المعتضد بالله
857 – 5 April 902
15 Oktober 892 – 5 April 902
(9 tahun, 173 hari)
  • Putra al-Muwaffaq, pangeran dan panglima Abbasiyah dengan Dirar (Hariz), wanita Yunani (selir)
  • Ia adalah keponakan al-Mu'tamid, dan naik tahta setelah menyingkirkan sepupunya sebagai ahli waris.
  • Al-Mu'tadhid mewarisi bakat ayahnya sebagai penguasa dan terkenal karena ekonomi dan kemampuan militernya, menjadi "salah satu yang terhebat di antara Abbasiyah meskipun ia keras kepala."[13]
  • Puncak "kebangkitan Abbasiyah". Pemulihan Jazira, Tsughur, Jibal.
  • Kembalinya ibu kota ke Baghdad dan dimulainya aktivitas dan penyerangan misionaris Qaramitah.
17 'Ali
Al-Muktafi Billah

علي المكتفي بالله
877 – 13 Agustus 908
5 April 902 - 13 Agustus 908
(6 tahun, 131 hari)
  • Putra al-Mu'tadhid dengan Jijak, wanita Turkik (selir)
  • Ditunjuk sebagai putra mahkota oleh ayahnya, Khalifah al-Mu'tadhid.
  • Al-Mu'tadhid berupaya mempersiapkan Ali al-Muktafi, putra tertua dan pewarisnya, untuk suksesi dengan mengangkatnya sebagai gubernur provinsi: pertama di Rayy, Qazvin, Qum dan Hamadan.
  • Selama masa pemerintahannya, Abbasiyah sepenuhnya merebut kembali Mesir dan Suriah dari Thuluniyah. Akhir dari "kebangkitan Abbasiyah".
18 Ja'far
Al-Muqtadir Billah

جعفر المقتدر بالله
13 November 895 – 31 Oktober 932
13 Agustus 908 – 929
(sekitar 21 tahun)
19 Muhammad
Al-Qahir Billah

محمد القاهر بالله
899 – 950
929
2 hari
  • Putra al-Mu'tadhid dengan Fitnah, wanita Berber (selir)
  • Periode pertama pemerintahannya hanya bertahan dua hari; dia dilantik oleh panglima tertinggi Mu'nis al-Muzaffar
(18) Ja'far
Al-Muqtadir Billah

جعفر المقتدر بالله
13 November 895 – 31 Oktober 932
929 – 31 Oktober 932
(sekitar 3 tahun)
  • Periode kedua pemerintahan al-Muqtadir, setelah sempat diambil alih oleh al-Qahir.
  • Kota suci Mekkah dan Madinah diambil alih sekte Ismailiyah Qaramitah pada 930 M.
  • Terbunuh dalam pertempuran Mu'nis al-Muzaffar.
(19) Muhammad
Al-Qahir Billah

محمد القاهر بالله
899 – 950
31 Oktober 932 – 934
sekitar 2 tahun
  • Periode kedua pemerintahan al-Qahir: terjadi setelah saudaranya, al-Muqtadir, terbunuh.
  • Selang dua tahun, pada 31 Oktober 932 kekuasaannya digulingkan.
20 Muhammad
Ar-Radhi Billah

محمد الراضي بالله
Desember 909 – 12 Desember 940
24 April 934 – 12 Desember 940
(6 tahun, 233 hari)
  • Putra al-Muqtadir dengan Zhalum, wanita Berber (selir)
  • Pewaris takhta al-Muqtadir, tetapi baru bisa naik takhta setelah pamannya, al-Qahir, meninggal.
  • Ar-Radi dianggap khalifah sesungguhnya dari Abbasiyah karena beberapa alasan: khalifah terakhir yang jadi khatib Jumat, khalifah terakhir yang membuka diri terhadap ulama dan filsuf untuk mendapat masukan, khalifah terakhir yang membagikan sedekah, dan khalifah terakhir yang meredam kekejaman para perwira militer.
21 Ibrahim
Al-Muttaqi Lillah

إبراهيم المتقي لله
908 – Juli 968
15 Desember 940 – 26 Agustus 944
(3 tahun, 256 hari)
  • Putra al-Muqtadir dengan Khalub atau Zahrah, budak-selir
  • Dipilih sebagai khalifah oleh para perwira militer.
  • Digulingkan oleh amīr al-umarāʾ Tuzun.
22 'Abdullah
Al-Mustakfi Billah

عبد الله المستكفي بالله
905 – September/Oktober 949
26 Agustus 944 – 28 Januari 946
(1 tahun, 156 hari)
  • Putra al-Muktafi dengan Ghusn, budak-selir
  • Diangkat sebagai khalifah oleh Tuzun.
  • Digulingkan oleh Dinasti Buwaihi yang mengambil alih Bagdad.
Era Abbasiyah Ketiga (Era pengaruh Buwaihi)
(945–1055 M)
Khalifah pada masa ini berjumlah lima khalifah, yang pertama adalah Al-Mustakfi dan yang terakhir adalah Al-Qa'im. Kekhalifahan Abbasiyah semakin lemah pada era ini.
22 'Abdullah
Al-Mustakfi Billah

عبد الله المستكفي بالله
905 – September/Oktober 949
26 Agustus 944 – 28 Januari 946
(1 tahun, 156 hari)
  • Putra al-Muktafi dengan Ghusn, budak-selir
  • Diangkat sebagai khalifah oleh Tuzun.
  • Digulingkan oleh Dinasti Buwaihi yang mengambil alih Bagdad.
23 Fadhl
Al-Muthi' Lillah

فضل المطيع لله
914 – September/Oktober 974
28 Januari 946 – 4 Agustus 974
(28 tahun, 189 hari)
  • Putra al-Muqtadir dengan Syaghlah, wanita Sisilia (selir)
  • Diangkat sebagai khalifah oleh Amir Mu'izz al-Dawla dari Buwaihi.
  • Di akhir pemerintahannya, beberapa wilayah lepas seperti Mesir, Palestina, dan Hijaz.
  • Terkena stroke pada tahun 970: dipaksa mundur karena alasan kesehatan dan digantikan ath-Tha'i pada 5 Agustus 974.
24 'Abdul Karim
Ath-Tha'i Lillah

عبد الكريم الطائع لله
932 – 3 Agustus 1003
4 Agustus 974 – 30 Oktober 991
(17 tahun, 88 hari)
  • Putra al-Muthi' dengan Utb al-Rumiyah
  • Di masa pemerintahannya, Suriah diperebutkan oleh faksi Fathimiyah dan Qaramitah; sementara Dinasti Buwaihi saling berebut kekuasaan sesama mereka.
  • Kaisar Bizantium, John Tzimisces pada kurun 974-975 merebut wilayah Antiokhia, Damaskus, dan beberapa kota di Suriah lainnya.[14]
  • Digulingkan oleh emir Buwaihi, Baha' al-Dawla.
25 Ahmad
Al-Qadir Billah

أحمد القادر بالله
947 – 29 November 1031
1 November 991 – 29 November 1031
(40 tahun, 31 hari)
  • Putra Ishaq bin al-Muqtadir, pangeran Abbasiyah dengan Tumna (selir)
  • Digulingkan oleh emir Buwaihi, Baha' al-Dawla.
  • Selama masa pemerintahannya, dia memberikan gelar "sultan" kepada para penguasa muslim; para sultan ini kemudian menjadi wakil agama kekhalifahan Abbasiyah berikutnya.
  • Menegakkan ortodoksi Sunni, yang ditandai dengan keputusan mengeluarkan Manifesto Bagdad.
26 'Abdullah
Al-Qa'im Bi Amrillah

عبد الله القائم بأمر الله
1001 – 2 April 1075
29 November 1031 – 2 April 1075
(43 tahun, 125 hari)
Era Abbasiyah Keempat (Era pengaruh Seljuk)
(1055–1157 M)
Para khalifah pada masa ini berjumlah enam orang, dan dimulai setelah Seljuk datang di bawah pimpinan Tughril ke Bagdad atas permintaan khalifah untuk menghadapi revolusi al-Basasiri, yang mendukung Syiah Fathimiyah di ibu kota, Bagdad. Kekhalifahan Abbasiyah mendapatkan kembali kedudukan dan namanya, dan khalifah pertamanya memerintah dengan tenang. Akan tetapi, periode terakhir menyaksikan campur tangan dan korupsi Seljuk dalam pemerintahan, karena mereka menggulingkan dan membunuh dua khalifah, al-Mustarsyid dan ar-Rasyid, yang membuat Khalifah al-Muqtafi bergegas mengakhiri kekuasaan mereka atas Bagdad. Pengepungan Seljuk atas Bagdad pada tahun 1157 selama tiga bulan merupakan kegagalan dan mengakhiri pengaruh mereka.
26 'Abdullah
Al-Qa'im Bi Amrillah

عبد الله القائم بأمر الله
1001 – 2 April 1075
29 November 1031 – 2 April 1075
(43 tahun, 125 hari)
27 'Abdullah
Al-Muqtadi Bi Amrillah

عبد الله المقتدي بأمر الله
1056 – 3 Februari 1094
2 April 1075 – 3 Februari 1094
(18 tahun, 308 hari)
  • Putra Muhammad bin al-Qa'im, salah satu pangeran Abbasiyah dengan Urjuwuan, wanita Armenia (selir)[15]
  • Diakui sebagai khalifah oleh sultan Seljuk Malik Syah I
  • Kekuasaannya diakui oleh seluruh sultan Seljuk.
  • Hijaz, berikut kota suci Mekkah dan Madinah, direbut kembali dari Dinasti Fathimiyah dan mengakui Kekhalifahan Abbasiyah.
28 Ahmad
Al-Mustazh'hir Billah

أحمد المستظهر بالله
April/Mei 1078 – 6 Agustus 1118
3 Februari 1094 – 6 Agustus 1118
(24 tahun, 185 hari)
  • Putra al-Muqtadi dengan Taif Al-Afwah, orang Mesir (selir)
  • Menggantikan ayahnya sebagai khalifah dan termasuk khalifah terkemuka di era Abbasiyah akhir.
  • Kemunculan Tentara Salib I untuk pertama kalinya di Levant, Suriah.
  • Membantu Mawdud untuk menghadapi Tentara Salib dalam perang di pesisir Levant.
29 Al-Fadhl
Al-Mustarsyid Billah

الفضل المسترشد بالله
April/Mei 1092 – 29 Agustus 1135
6 Agustus 1118 – 29 Agustus 1135
(17 tahun, 24 hari)
  • Putra al-Mustazhir dengan Lubaba, dari Slavia (selir)
  • Menggantikan ayahnya, dan dikenal sebagai salah satu khalifah akhir yang terkenal; dia juga dikenal sebagai penyair.
  • Al-Mustarsyid memecat wakilnya Amid al-Dawla Jalaluddin Hasan bin Ali; setahun kemudian juga memecat wazirnya Ahmad bin Nizam al-Mulk.
  • Pada masa pemerintahannya, Dinasti Muwahhidun lahir di Maghreb (1121)
30 Manshur
Ar-Rasyid Billah

منصور الراشد بالله
1109 – 6 Juni 1138
29 Agustus 1135 – 17 Agustus 1136
(355 hari)
  • Putra al-Mustarsyid dengan Khushf, dari Irak (selir)
  • Menggantikan ayahnya sebagai khalifah.
  • Digulingkan Sultan Seljuk Ghiyats Mas'ud dan melarikan diri ke Isfahan, kemudian terbunuh pada Juni 1138 oleh Hassasin dari Syiah Nizari.[16]
31 Muhammad
Al-Muqtafi Li Amrillah

محمد المقتفي لأمر الله
9 Maret 1096 – 12 Maret 1160
17 Agustus 1136 – 12 Maret 1160
(23 tahun, 209 hari)
  • Putra al-Mustazhir dengan Ashin, orang Suriah (selir)
  • Paman dari ar-Rasyid, untuk sementara berhasil menggalang pasukan di era akhir Abbasiyah setelah sebelumnya bertumpu pada Seljuk.
  • Pengepungan Bagdad (1157) oleh Seljuk gagal dan mengembalikan peran politik dan militer Abbasiyah.
Era Abbasiyah Kelima (Era renaisans akhir)
(1157–1258 M)
Khalifah pada masa ini berjumlah tujuh khalifah, yang pertama adalah al-Muqtafi dan yang terakhir adalah al-Musta'shim. Kekhalifahan Abbasiyah memperoleh kembali kekuatan dan otoritasnya, dan Khalifah memiliki prestise dan kepatuhannya, tetapi wilayahnya meliputi wilayah dari Ahwaz dan Basrah di selatan hingga pinggiran Mosul, dengan ketergantungan nominal bagi Khalifah di antara negara-negara dan kerajaan Islam tetangga. Era ini berlanjut hingga jatuhnya Khilafah di tangan bangsa Mongol pada tahun 1258.
31 Muhammad
Al-Muqtafi Li Amrillah

محمد المقتفي لأمر الله
9 Maret 1096 – 12 Maret 1160
17 Agustus 1136 – 12 Maret 1160
(23 tahun, 209 hari)
  • Putra al-Mustazhir dengan Ashin, orang Suriah (selir)
  • Paman dari ar-Rasyid, untuk sementara berhasil menggalang pasukan di era akhir Abbasiyah setelah sebelumnya bertumpu pada Seljuk.
  • Pengepungan Bagdad (1157) oleh Seljuk gagal dan mengembalikan peran politik dan militer Abbasiyah.
32 Yusuf
Al-Mustanjid Billah

يوسف المستنجد بالله
1124 – 20 Desember 1170
12 Maret 1160 – 20 Desember 1170
(10 tahun, 284 hari)
  • Putra al-Muqtafi dengan Thawus (selir)
  • Menggantikan ayahnya, al-Muqtafi.
33 Hasan
Al-Mustadhi' Bi Amrillah

حسن المستضيء بأمر الله
1124 – 30 Maret 1180
20 Desember 1170 – 30 Maret 1180
(9 tahun, 102 hari)
  • Putra al-Mustanjid dengan Ghadha, dari Armenia (selir)
  • Hidup dari membuat selimut yang diberi emblem namanya, yang dijual oleh pembantunya di pasar.
  • Otoritasnya sebagai pemimpin politik dan agama diakui di seluruh Timur Tengah
  • Salahuddin Ayyubi mengakui kekuasaanya; dan Khalifah al-Mustadhi' memberinya gelar "sultan" serta wewenang mengurus 3 kota suci, yakni Mekkah, Madinah dan Yerusalem.
  • Dinasti Fathimiyah di Mesir berakhir tahun 1171, digantikan Salahuddin Ayyubi.
34 Ahmad
An-Nashir Li Dinillah

أحمد الناصر لدين الله
6 Agustus 1158 – 5 Oktober 1225
30 Maret 1180 – 5 Oktober 1225
(45 tahun, 190 hari)
35 Muhammad
Azh-Zhahir Bi Amrillah

محمد الظاهر بأمر الله
1176 – 10 Juli 1226
5 Oktober 1225 – 10 Juli 1226
(279 hari)
  • Putra an-Nashir dengan Asma
  • Meninggal pada 10 Juli 1226, hanya sembilan bulan setelah naik takhta.
  • Mongol mulai muncul di bagian timur Dunia Islam; dan dalam masa pemerintahannya yang singkat, ia menurunkan pajak dan membangun pasukan untuk bersiap melawan invasi Mongol.
36 Manshur
Al-Mustanshir Billah

منصور المستنصر بالله
17 Februari 1192 – 5 Desember 1242
10 Juli 1226 – 5 Desember 1242
(16 tahun, 149 hari)
  • Putra azh-Zhahir dengan Zahra, budak-selir Turki
  • Di masa pemerintahannya, Dunia Islam Timur diserbu oleh bangsa Mongol. Kota-kota besar seperti Bukhara dan Samarkand dihancurkan.
37 'Abdullah
Al-Musta'shim Billah

عبد الله المستعصم بالله
1213 – 20 Februari 1258
5 Desember 1242 – 20 Februari 1258
(15 tahun, 78 hari)
  • Putra al-Mustanshir dengan Hajir, budak-selir Habasyah.
  • Khalifah Abbasiyah periode pertama yang terakhir.
  • Setelah kehancuran Bagdad oleh tentara Mongol pada 1258, sebagian anggota Wangsa 'Abbasiyah berlindung di Mesir dan melanjutkan garis kekhalifahan di sana.

Khalifah Abbasiyah di Kairo (1261–1517)

[sunting | sunting sumber]

Daftar khalifah Abbasiyah yang bertahta di Kairo, yang sebagian besar berstatus penguasa seremonial di bawah perlindungan Kesultanan Mamluk pasca runtuhnya Dinasti Ayyubiyah.[17][18]


No. Periode Gelar Nama Ayah-Ibu Kejadian Penting
1 13 Juni 1261 – 28 November 1261 Al-Mustansyir II Abū'l-Qāsim Aḥmad
  • Pendiri Kekhalifahan Abbasiyah di Kairo di bawah naungan penguasa Kesultanan Mamluk Baibars.
  • Diangkat sebagai Khalifah Abbasiyah di Kairo oleh Sultan Mamluk Baibars pada tahun 1261; gelar yang sama diklaim oleh al-Hakim I yang diangkat sebagai khalifah oleh penguasa Aleppo, Aqqush al-Burli.
2 16 November 1262 – 19 Januari 1302 Al-Ḥākim I Abū'l-ʿAbbās Aḥmad
  • Abu Ali Hasan bin Abu Bakr bin Hasan
  • Keturunan Abbasiyah diperdebatkan; diangkat sebagai khalifah oleh penguasa Aleppo, Aqqush al-Burli, pada 1261, diproklamasikan sebagai khalifah oleh Baibar setelah kematian al-Mustansir II.
  • Di Andalusia, Dinasti Muwahhidun jatuh pada 1269.
3 20 Januari 1302 – Februari 1340 Al-Mustakfī II Abū ar-Rabīʾ Sulaymān
  • Menggantikan ayahnya dan menjadi Khalifah Abbasiyah di Kairo.
4 Februari 1340 – 17 Juni 1341 Al-Wāthiq II Abū ʾIsḥāq ʾIbrāhīm
  • Cucu dari Al-Hakim I, menggantikan pamannya dan menjadi Khalifah Abbasiyah di Kairo.
5 1341 – 1352 Al-Ḥākim II Abū'l-ʿAbbas ʾAḥmad
  • Menggantikan sepupunya; menjadi khalifah Khalifah Abbasiyah di Kairo.
6 1352 – 1362 Al-Muʿtadhid Abū al-Fatḥ Abū Bakr
  • Menggantikan kakaknya; menjadi khalifah Khalifah Abbasiyah di Kairo.
7 1362 – 1377 Al-Mutawakkil I Abū ʿAbd Allāh Muḥammad
  • Al-Mu'tadid I
  • Era pertama pemerintahan Al-Mutawakkil I; berseteru sengan Al-Musta'syim II.
  • Pada tahun 1377 digulingkan Al-Musta'syim II.
8 1377 Al-Mustaʿsyim II Abū Yaḥya Zakarīyāʾ
  • Era pertama pemerintahan Al-Musta'syim II, setelah mengalahkan Al-Mutawakkil I.
(7) 1377 – 1383 Al-Mutawakkil I Abū ʿAbd Allāh Muḥammad
  • Era kedua pemerintahan Al-Mutawakkil I, setelah menggantikan Al-Musta'syim II.
9 September 1383 – 13 November 1386 Al-Wātsiq III Abū Ḥafṣ ʿUmar
  • Menjadi khalifah kesembilan kekhalifahan Abbasiyah di Kairo.
(8) 1386 – 1389 Al-Mustaʿsyim II Abū Yaḥya Zakarīyāʾ
  • Era kedua pemerintahan Al-Musta'syim II.
(7) 1389 – 9 Januari 1406 Al-Mutawakkil I Abū ʿAbd Allāh Muḥammad
  • Era ketiga pemerintahan Al-Mutawakkil I.
10 22 Januari 1406 – 9 Maret 1414 Al-Mustaʿīn Abū al-Faḍl al-ʿAbbas
  • Menjadi khalifah kesepuluh Dinasti Abbasiyah di Kairo.
  • Berkuasa dari 7 Mei 1412 hingga 6 November 1412 sebagai tituler bagi Syeikh al-Mahmudi.
11 1414 – 1441 Al-Muʿtadhid III Abū al-Fatḥ Dāwud
  • Menjadi khalifah kesebelas Dinasti Abbasiyah di Kairo.
12 1441 – 29 Januari 1451 Al-Mustakfī III Abū al-Rabīʿ Sulaymān
  • Menggantikan saudaranya; menjadi khalifah keduabelas Dinasti Abbasiyah di Kairo.
13 1451 – 1455 Al-Qāʾim II Abū al-Baqāʾ Ḥamza
  • Menggantikan saudaranya; menjadi khalifah ketigabelas Dinasti Abbasiyah di Kairo.
14 1455 – 7 April 1479 al-Mustanjid bi-'llāh Abū al-Maḥāsin Yūsuf
  • Menggantikan saudaranya; menjadi khalifah keempatbelas Dinasti Abbasiyah di Kairo.
15 5 April 1479 – 27 September 1497 Al-Mutawakkil II Abū al-ʿIzz ʿAbd al-ʿAzīz
  • Cucu dari Al-Mutawakkil I
  • Menggantikan pamannya; menjadi khalifah ke-15 Dinasti Abbasiyah di Kairo.
16 1497 – 1508 Al-Mustamsik Abū al-Ṣabr Yaqūb
  • Periode pertama pemerintahan Al-Mustamsik; naik tahta menggantikan ayahnya untuk menjadi khalifah ke-16 Dinasti Abbasiyah di Kairo.
17 1508 – 1516 Al-Mutawakkil III Muḥammad
  • Menggantikan ayahnya yang mundur; menjadi khalifah ke-17 Dinasti Abbasiyah di Kairo.
(16) 1516 – 1517 Al-Mustamsik Abū al-Ṣabr Yaqūb
  • Kembali naik tahta untuk sesaat, menggantikan putranya, dari tahun 1516 to 1517.
(17) 1517 Al-Mutawakkil III Muḥammad
  • Kembali naik tahta, namun tidak lama.
  • Pada tahun 1517, Sultan Utsmaniyah Selim I telah berhasil mengalahkan Kesultanan Mamluk, dan menjadikan Mesir sebagai bagian dari Kekaisaran Ottoman. Al-Mutawakkil III ditangkap bersama keluarganya dan diangkut ke Konstantinopel.
Silsilah keturunan Abbasiyah. Kotak berwarna hijau adalah khalifah Abbasiyah di Baghdad, adapun yang berarna kuning adalah Khalifah Abbasiyah di Kairo.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Umm al-Walad". Oxford Islamic Studies. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 24, 2015. 
  2. ^ "The golden age of Islam (article)". Khan Academy (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-30. 
  3. ^ Khan, Syed Muhammad. "خاندان بنو عباس". عالمی تاریخ انسائیکلوپیڈیا (dalam bahasa Urdu). Diakses tanggal 2023-06-30. 
  4. ^ "Roznama Dunya: اسپیشل فیچرز :- خلافت عباسیہ کا خاتمہ". Roznama Dunya: اسپیشل فیچرز :- (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-30. 
  5. ^ "List of Rulers of the Islamic World | Lists of Rulers | Heilbrunn Timeline of Art History | The Metropolitan Museum of Art". The Met’s Heilbrunn Timeline of Art History (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-30. 
  6. ^ Hays, Jeffrey. "ABBASID RULERS (A.D. 750 to 1258) | Facts and Details". factsanddetails.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-30. 
  7. ^ Aikin, John (1747). General biography: or, Lives, critical and historical, of the most eminent persons of all ages, countries, conditions, and professions, arranged according to alphabetical order. London: G. G. and J. Robinson. hlm. 201. ISBN 1333072457. 
  8. ^ Bobrick 2012, hlm. 24.
  9. ^ Hurvitz 2002, hlm. 124; Zetterstéen & Pellat 1960, hlm. 271; Al-Tabari 1985–2007, v. 32: pp. 229-30; Ibn Khallikan 1842, hlm. 65.
  10. ^ Bosworth 1987, hlm. 222–223, 225.
  11. ^ Kennedy 2006, hlm. 232.
  12. ^ Cobb 2000, hlm. 821–822.
  13. ^ Zetterstéen 1987, hlm. 777.
  14. ^ "John I Tzimisces | Byzantine Empire, Military Campaigns, Iconoclasm | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-10-16. 
  15. ^ Bennison, Amira K. (2009) The Great Caliphs: The Golden Age of the 'Abbasid Empire. Princeton: Yale University Press, p. 47. ISBN 0300167989
  16. ^ Daftary, Farhad (1992). The Isma'ilis: Their History and Doctrines (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. hlm. 384. ISBN 978-0-521-42974-0. 
  17. ^ Bosworth 2004, p. 7
  18. ^ Houtsma & Wensinck 1993, p. 3

Catatan Kaki

[sunting | sunting sumber]