Lompat ke isi

Bendungan Bribin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bendungan Bribin
LokasiDadapayu, Semanu, Gunungkidul
Koordinat8°02′25″S 110°40′30″E / 8.040313°S 110.674958°E / -8.040313; 110.674958
KegunaanAir baku
StatusBeroperasi
Mulai dibangun2004
Mulai dioperasikan2009
Biaya konstruksi 1,4 juta dan Rp 45 miliar
PemilikKementerian Pekerjaan Umum
Bendungan dan saluran pelimpah
Tipe bendunganBeton
Tinggi8 m
Panjang12 m
Lebar puncak1,5 m
MembendungGua Bribin
Waduk
Kapasitas normal400.000 m3
Kedalaman air maksimal15 m

Bendungan Bribin adalah sebuah bendungan yang dibangun di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk membendung aliran air di Gua Bribin. Bendungan ini merupakan satu-satunya bendungan bawah tanah di Indonesia.

Bendungan Bribin I

[sunting | sunting sumber]

Sebelum bendungan ini dibangun, Gunungkidul kerap mengalami kekeringan dan krisis air bersih di musim kemarau, karena kurangnya sumber air. Pada tahun 1978, dengan bantuan dana dari UNICEF, Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pun membangun Bendungan Bribin I untuk membendung air yang mengalir di Gua Bribin yang kedalamannya mencapai 100 meter. Air yang terbendung lalu dipompa ke atas permukaan tanah dengan menggunakan tenaga listrik, untuk kemudian disalurkan melalui jaringan pipa ke rumah-rumah penduduk di sekitar Gua Bribin.[1]

Pada tahun 1992, Direktorat Jenderal Pengairan meningkatkan kapasitas pemompaan dari Bendungan Bribin I. Mulai tahun 1993 hingga 1995, Direktorat Jenderal Cipta Karya juga memperluas jaringan pipa dari Bendungan Bribin I, sehingga 75.000 orang yang tinggal di Gunungkidul bagian selatan dapat memperoleh pasokan air bersih. Pada tahun 1995 juga, jaringan pipa tersebut diserahkan ke PDAM Tirta Handayani.[1]

Bendungan Bribin II

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2004, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mulai membangun Bendungan Bribin II, yang dilengkapi dengan teknologi mikrohidro, yakni pump as turbine,[2] sehingga dapat memompa air dengan tenaga dari air itu sendiri secara terus menerus tanpa memerlukan bahan bakar.[3] Teknologi tersebut dikembangkan oleh tim dari BATAN, Pemerintah Provinsi DIY, Universitas Karlsruhe, Pemerintah Jerman, dan BBWS Serayu Opak.[1] Air yang terbendung terlebih dahulu dipompa ke Reservoir Kaligoro yang berkapasitas 1.000 meter kubik dan terletak sekitar 3,6 kilometer dari Bendungan Bribin II, untuk kemudian disalurkan melalui jaringan pipa ke rumah-rumah penduduk.[1]

Bendungan Bribin II akhirnya diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2009.

Bendungan Bribin diharapkan dapat memasok air baku sebanyak 80 hingga 100 liter per detik untuk sekitar 79.000 orang yang tinggal di 13 desa di Gunungkidul bagian selatan.[1][3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e Joga, Nirwono dan Soetomo, Agus (2020). 75 Bendungan Sumber Kehidupan dan Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. hlm. 250–253. ISBN 978-623-94752-4-6. 
  2. ^ "Bribin, Bendungan Bawah Tanah Pertama di Dunia". kompas.com. 2024. Diakses tanggal 29 Agustus 2024. 
  3. ^ a b "Bendungan bawah tanah di Gunung kidul". pdam.co.id. 2024. Diakses tanggal 9 September 2024. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]