Bendungan Tiu Kulit
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Agustus 2023) |
Bendungan Tiu Kulit | |
---|---|
Lokasi | Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat |
Koordinat | 8°41′26″S 117°40′45″E / 8.690472°S 117.679028°E |
Kegunaan | Serbaguna |
Status | Digunakan |
Mulai dibangun | 1991 |
Mulai dioperasikan | 1994 |
Biaya konstruksi | Rp 25 milyar |
Pemilik | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat |
Kontraktor | Wijaya Karya |
Perancang | Nippon Koei |
Bendungan dan saluran pelimpah | |
Tipe bendungan | Urugan |
Tinggi | 24,4 meter |
Panjang | 264 meter |
Lebar puncak | 8 m |
Volume bendungan | 590.000 m3 |
Ketinggian di puncak | 61,4 mdpl |
Membendung | Sungai Tiu Kulit |
Jumlah pelimpah | 1 |
Tipe pelimpah | Ogee tanpa pintu |
Kapasitas pelimpah | 270 m3 / detik |
Waduk | |
Nama | Waduk Tiu Kulit |
Kapasitas normal | 11.000.000 m3 |
Kapasitas aktif | 10.250.000 m3 |
Kapasitas nonaktif | 750.000 m3 |
Luas tangkapan | 54 km2 |
Luas genangan | 110 hektar[1] |
PLTMH Tiu Kulit | |
Jenis | Konvensional |
Jumlah turbin | 1 |
Kapasitas terpasang | 75 kW |
Bendungan Tiu Kulit adalah sebuah bendungan yang terletak di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Bendungan ini dibangun pada alur Sungai Tiu Kulit di Desa Simu, Kecamatan Maronge. Bendungan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto. Waduk yang terbentuk akibat dibangunnya bendungan ini memiliki kapasitas tampung sebesar 11 juta meter kubik dan luas genangannya mencapai 110 hektare.
Pembangunan
[sunting | sunting sumber]Pembangunan bendungan ini dimulai pada tahun 1991 dan dapat diselesaikan pada tahun 1994 dengan biaya sebesar Rp 25 miliar. Pembangunan bendungan ini dikerjakan oleh Wijaya Karya. Bendungan ini dirancang oleh Nippon Koei.
Fungsi
[sunting | sunting sumber]Bendungan ini terutama difungsikan untuk mengairi lahan pertanian seluas 1.800 hektar di Kabupaten Sumbawa dan membangkitkan listrik melalui sebuah PLTMH berkapasitas 75 kW. Selain itu, waduk yang terbentuk akibat dibangunnya bendungan ini juga difungsikan sebagai sarana budidaya perikanan air tawar, sarana olahraga air, sarana rekreasi, dsb. Bendungan ini juga difungsikan sebagai pengendali banjir dan penyedia air baku sebesar 8,31 liter per detik.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum (1995). Bendungan Besar Di Indonesia (PDF). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. hlm. 350.