Jembatan EMAS
Jembatan Emas | |
---|---|
Koordinat | 2°05′12″S 106°09′23″E / 2.086800°S 106.156294°E |
Moda transportasi |
|
Melintasi | Muara Sungai Baturusa dan Laut Tiongkok Selatan |
Lokal | Desa Air Anyir, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka dan Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia |
Ujung awal | Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Pangkalpinang |
Ujung akhir | Desa Air Anyir, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka |
Nama resmi | Jembatan Emas |
Dinamai berdasarkan | Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Eko Maulana Ali (2007-2013) |
Karakteristik | |
Desain | Jembatan Cable Stayed dengan Bascule Bridge |
Panjang total | 784,5 m (2.573 ft 10 in) |
Lebar | 23,2 meter (76 ft) |
Bisa dilalui pejalan kaki? | Ya |
Sejarah | |
Dibangun oleh | Joint Operation antara PT Hutama Karya dan PT Pembangunan Perumahan[1] |
Mulai dibangun | 2009 |
Dibuka | 2017 |
Diresmikan | 29 Desember 2017[2] |
Lokasi | |
<mapframe>: Isi JSON bukan GeoJSON+simplestyle yang sah. Daftar ini menunjukkan semua upaya untuk menafsirkannya menurut Skema JSON. Tidak semuanya merupakan galat.
|
Jembatan EMAS atau Jembatan Baturusa 2 adalah salah satu jembatan di perbatasan antara Kabupaten Bangka dengan Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung yang menghubungkan antara Desa Air Anyir, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka dan Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia. Jembatan EMAS ini melintas muara Sungai Baturusa yang bertemu dengan Laut Tiongkok Selatan yang dialuri kapal laut yang hendak sandar di Pelabuhan Pangkal Balam.
Penamaan
[sunting | sunting sumber]Jembatan EMAS dinamakan demikian mengambil nama Gubernur Kepulauan Bangka Belitung periode 2007-2013 yaitu Eko Maulana Ali Suroso yang disingkat EMAS[3].
Pembangunan Jembatan ini dimulai pada masa pemerintahan Eko Maulana Ali di tahun 2009. Ketika baru menjabat satu tahun di masa kepemimpinannya yang kedua pada tahun 2013, Eko Maulana Ali meninggal dunia. Penamaan jembatan ini dilakukan untuk menghormati dan mengenang beliau.
Lokasi
[sunting | sunting sumber]Lokasi Jembatan EMAS ini adalah tepat diatas aliran Muara Sungai Baturusa yang bertemu dengan Laut Tiongkok Selatan, tepatnya di perbatasan antara Kabupaten Bangka dengan Kota Pangkal Pinang.
Jembatan ini menjadi alternatif jalan baru yang menghubungkan antara Kota Pangkal Pinang dan Bandara Depati Amir dengan wilayah Sungai Liat (ibukota Kabupaten Bangka) melalui jalan lintas timur[4].
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pembangunan jembatan EMAS ini diinisiasi pada masa pemerintahan Gubernur Eko Maulana Ali dengan melibatkan konsultan perencana asal Inggris, pembangunannya kemudian dimulai pada tahun 2009[5].
Pembangunan jembatan ini ditaksir menghabiskan dana mencapai kurang lebih 400 miliar yang berasal dari APBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penyelesaiannya sempat terhambat oleh lamanya perijinan pemindahan alur kapal dari Kementerian Perhubungan[6].
Pembangunan jembatan ini rampung pada tahun 2017, dan kemudian diresmikan pada 29 Desember 2017 oleh Presiden Joko Widodo bersama dengan Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan[7].
Desain
[sunting | sunting sumber]Jembatan Emas ini merupakan jembatan cable stayed dengan sistem bascule, sehingga jembatan dapat diangkat atau diungkit ketika ada kapal tinggi lewat dibawah jembatan dari dan menuju Pelabuhan Pangkal Balam[8].
Jembatan sistem bascule ini merupakan pertama dan satu-satunya di Indonesia, pasca Jembatan Ampera di Palembang yang bertipe gerak elevasi tidak dapat dinaik turunkan lagi untuk kelancaran arus kapal dibawahnya sejak tahun 1970[9].
Jembatan ini bisa dibuka dan ditutup dengan posisi ketika dibuka dengan kemiringan hingga mencapai 70 derajat. Pada saat jembatan terbuka terdapat ruang bebas bagi kapal untuk melintas hingga ketinggian 70 meter[10].
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Selesainya pembangunan jembatan EMAS, membuat lokasi ini menjadi ikon landmark baru wilayah Pangkalpinang dan Bangka Belitung. Hal ini menjadi daya tarik wisatawan yang ingin menikmati keindahan jembatan dari atas ataupun dari pesisir sekitarnya[11].
Dari atas jembatan, wisatawan dapat menikmati panorama pesisir Laut Tiongkok Selatan, Pantai Kuala, Pelabuhan Pangkal Balam, PLTU Air Anyir dan TPI Ketapang[12].
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Munzi, Alna. "Jembatan EMAS senilai Rp 400 miliar jadi tempat warga berfose ria". bangka.tribunnews.com.
- ^ Fikri, Chairul (19 Desember 2017). "Jembatan EMAS jadi ikon baru pariwisata Bangka Belitung". beritasatu.com.
- ^ "Jembatan EMAS Bangka". discoverasr.com.
- ^ Panduwinata, Andika (1 Januari 2018). "Sensasi melintasi jembatan emas stengah triliun di Bangka Belitung". wartakota.tribunnews.com.
- ^ Buddyku, Travel (4 Agustus 2023). "Keunikan jembatan emas Bangka Belitung bisa naik turun saat kapal melintas". rctiplus.com.
- ^ "Jembatan EMAS ditargetkan selesai Mei". mediaindonesia.com. 19 April 2016.
- ^ Danu, Aris (19 Desember 2017). "Inilah jembatan emas ikon baru Bangka Belitung". inilah.com.
- ^ -, Sentosa (3 Februari 2022). "Buka tutup jembatan emas alternatif dalam mengurai kemacetan lalulintas Pangkalpinang". dishub.babelprov.go.id.
- ^ Rizal, Rahmi (4 Agustus 2023). "Keunikan Jembatan Emas Bangka Belitung bisa naik turun saat kapal melintas". babel.inews.id.
- ^ Rachmawati Nurdin, Dinda (31 Juli 2024). "Jembatan senilai Rp 400 miliar ini jadi satu satunya yang pakai sistem buka tutup di Indonesia konsultannya dari luar negeri". ayobandung.com.
- ^ Kurniawan, Hasan (1 Januari 2018). "Jembatan EMAS ikon baru pariwisata Bangka Belitung". sindonews.com.
- ^ "Jembatan Emas Pangkal Pinang". tripadvisor.co.id.