Jembatan akar
Jembatan akar adalah jembatan yang terbentuk dari jalinan dua akar pohon yang tumbuh berseberangan dan membentang di atas aliran Batang Bayang di kecamatan Bayang Utara, kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.[1] Dalam bahasa Minang, jembatan yang letaknya sekitar 88 km sebelah selatan kota Padang ini oleh masyarakat dinamakan titian aka.
Jembatan ini memiliki panjang 25 meter dan lebar 1,5 meter dengan ketinggian dari permukaan sungai sekitar 10 meter. Pengerjaannya dimulai sejak 1890 di bawah pimpinan seorang tokoh masyarakat bernama Pakiah Sokan yang berasal dari Lubuk Silau.[2] Proses merajut akar menjadi jembatan membutuhkan waktu lebih kurang 26 tahun dan jembatan dapat digunakan pada 1916. Kondisinya semakin lama semakin kuat karena semakin besarnya akar pohon beringin yang membentuknya.[3]
Pada awal Januari 2017, luapan banjir mencapai bagian dalam jembatan sehingga merusak bagian dalam jembatan ini. Untuk menjaga kelestariannya, jembatan akar kini dilengkapi dengan kawat penyangga dan papan penutup celah-celah akar. Jembatan akar saat ini murni digunakan sebagai tempat wisata. Untuk kegiatan sehari-hari, masyarakat sekitar menggunakan jembatan permanen yang dibangun 50m dari lokasi.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Jembatan Akar, Bukti Kekuatan Alam di Painan". detikcom. 2012-02-16. Diakses tanggal 2012-05-31.
- ^ Akbar, Rus (2009-05-09). "Menelusuri Jembatan Akar Terunik di Dunia". Okezone.com. Diakses tanggal 2012-05-31.
- ^ "Wisata Alam: Jembatan Akar". Situs resmi pemerintah kabupaten Pesisir Selatan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-11. Diakses tanggal 2012-05-31.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Situs Resmi Kementrian Pariwisata