Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Tangerang
Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda | |
---|---|
Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Paroki Tangerang | |
Koordinat: 6°10′25.1674″S 106°37′48.2567″E / 6.173657611°S 106.630071306°E | |
Lokasi | Jalan Daan Mogot No. 14, Sukarasa, Tangerang, Kota Tangerang, Banten |
Negara | Indonesia |
Denominasi | Gereja Katolik Roma |
Situs web | www |
Sejarah | |
Dedikasi | Hati Maria Tak Bernoda |
Arsitektur | |
Status | Gereja paroki |
Status fungsional | Aktif |
Tipe arsitektur | Gereja |
Administrasi | |
Paroki | Tangerang |
Dekenat | Tangerang I |
Keuskupan Agung | Jakarta |
Provinsi | Jakarta |
Klerus | |
Jumlah Imam | 4 |
Imam yang bertugas | R.P. Ignatius Suryadi Prajitno, S.J. |
Imam rekan |
|
Parokial | |
Stasi | 2 |
Jumlah wilayah | 28 |
Jumlah lingkungan | 117 |
Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda adalah sebuah gereja paroki Katolik yang berlokasi di Kota Tangerang, Indonesia. Gereja ini berada di bawah pengelolaan Keuskupan Agung Jakarta. Secara parokial, Gereja ini merupakan Paroki Tangerang. Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda dinamai menurut Hati Maria Tak Bernoda, salah satu nama devosi yang digunakan oleh umat Gereja Katolik yang merujuk pada hati fisik Maria sebagai sebuah lambang kehidupan pribadi Sang Perawan Suci Maria. Gereja ini berada dalam reksa pastoral tarekat Serikat Yesus (S.J).
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Sejarah awal dan pendirian paroki
[sunting | sunting sumber]Pada awalnya wilayah Tangerang merupakan bagian dari Paroki Mangga Besar. Gereja ini didirikan pada tahun 1948 dengan buku baptis pertamanya dilakukan pada 23 Mei 1948. Gedung gereja pada awalnya menempati bekas gedung Ramerwa School yang didirikan oleh Nederlandsch Zendeling Genootschap (Zending). Keadaan gedung bekas sekolah tersebut sudah tidak memungkinkan untuk peribadatan sehingga beberapa ruang kelas diperbaiki. Pada tahun 1951, bangunan tersebut sudah selesai diperbaiki yang berupa sebuah bekas ruang kelas yang diberi salib di atas bangunannya.[1]
Pada tahun 1952, Vikaris Apostolik Djakarta, Petrus Johannes Willekens, S.J. menjadikan Tangerang sebagai paroki dari Vikariat Apostolik Djakarta. Paroki ini pada awalnya terdiri dari 17 kecamatan di seluruh Kabupaten Tangerang dengan nama paroki Hati Maria Tak Bernoda.
Perkembangan umat
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1971, Stasi Cengkareng dan Stasi Kapuk dilimpahkan dari Paroki Grogol ke Paroki Tangerang. Gereja ini direnovasi pada bulan Maret 1973 dikarenakan terbatasnya tempat yang memadai untuk umat yang semakin banyak untuk beribadat di gedung gereja, dan diresmikan oleh Uskup Agung Jakarta, Leo Soekoto, S.J. pada 26 Agustus 1973.[2]
Pada tahun 1985, didirikan gua Maria yang bertujuan untuk menampung banyaknya umat selama misa berlangsung. Pada tahun itu juga dibangun dua buah kapel, yaitu Kapel Maria Immaculata di Teluknaga dan Kapel Santo Mikael di Tanjung Kait, Mauk.
Pembangunan ulang gedung gereja dan saat ini
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1987, Panitia Pembangunan Gereja dibentuk untuk merenovasi gedung gereja yang sudah tidak dapat menampung banyaknya umat di Tangerang. Izin Mendirikan Bangunan kemudian diterbitkan pada Juni 1992, yang diikuti dengan peletakan batu pertama pada 28 November 1992. Gedung gereja baru kemudian dibangun pada 14 Desember 1992 dan kemudian selesai pada 10 Desember 1993. Gedung gereja yang baru selesai dibangun mulai digunakan pada 18 Desember 1993 untuk Misa Minggu Adven IV. Gedung gereja ini diresmikan pada Hari Raya Kenaikan Tuhan, 12 Mei 1994 oleh Wali Kota Tangerang, Djakaria Machmud dan Uskup Agung Jakarta, Leo Soekoto, S.J. dengan nama Gereja Santa Maria.[3]
Setelah gedung gereja selesai dibangun, dilakukan juga beberapa renovasi untuk mendukung gereja baru tersebut. Dimulai dengan membangun menara lonceng gereja yang baru pada tahun 1997, pembangunan gedung pastoran baru dan aula Santa Maria, pembangunan gua Maria yang baru pada tahun 1998, dan pembangunan aula Santo Agustinus pada tahun 2002. Pada tahun 2005, untuk meningkatkan pelayanan bagi umat yang berada di wilayah Poris dan sekitarnya, didirikan sebuah rumah doa atau kapel yang berada di Poris Indah Blok C yang bernama Wisma Agustinus (saat ini bernama Rumah Doa Santo Agustinus).
Pada tahun 2010, gereja ini berganti nama menjadi Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda yang merupakan nama awal dari gereja tersebut. Pada 27 Mei 2018, Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo meresmikan dan memberkati patung Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda pada perayaan ulang tahun Paroki Tangerang yang ke-70.[4]
Pemekaran paroki
[sunting | sunting sumber]Dalam perkembangannya, Paroki Tangerang mengalami beberapa kali pemekaran. Pada tahun 1975, Stasi Cengkareng ditingkatkan menjadi paroki mandiri dengan nama Gereja Trinitas yang diberikan pada tahun 1978.[2] Kemudian pada 28 Agustus 1988, Stasi Emanuel yang meliputi Perumnas Karawaci dan Kecamatan Cibodas dimekarkan menjadi Paroki Karawaci. Pada tahun 1990, Stasi Ciledug yang meliputi Kecamatan Pinang bagian timur dan Kecamatan Ciledug dimekarkan menjadi Paroki Ciledug. Pada 23 September 2012, Stasi Gregorius yang berada di Kutabumi, yang juga meliputi Kapel Santo Mikael Tanjung Kait, dimekarkan menjadi Paroki Kutabumi.
Pastor kepala
[sunting | sunting sumber]- 1948–1949: J. van Leengoed, SJ
- 1950–1955: L. van der Werf, SJ
- 1955–1956: M. Kusters, SJ
- 1956–1968: W. Krause van Eeden, SJ
- 1968–1977: A. Mulder, SJ
- 1977–1985: T. Soe Ie, SJ
- 1985–1987: T. Sujudanto, SJ
- 1987–1997: S. Binzler Bintarto, SJ
- 1997–2006: St. Bratakartana, SJ
- 2006–2010: M. Sriyanto, SJ
- 2010–2014: I. Swasono, SJ
- 2014–2018: Y. Wartaya Winangun, SJ
- 2018–2023: W. Teguh Santosa, SJ
- 2023–kini: I. Suryadi Prajitno, SJ
Stasi
[sunting | sunting sumber]Terdapat dua stasi di bawah naungan Paroki Tangerang, yaitu:
- Stasi Teluknaga (Kapel Santa Maria Immaculata)
- Stasi Poris Indah (Rumah Doa Santo Agustinus)
Jadwal misa
[sunting | sunting sumber]Misa | Gereja HSPMTB | Stasi Teluknaga | Stasi Poris Indah |
---|---|---|---|
Harian (Senin, Rabu dan Sabtu) | 06.00 | ||
Harian (Selasa dan Jumat) | 18.00 | ||
Mingguan (Sabtu) | 17.00 19.00 |
17.00 | |
Mingguan (Minggu) | 06.30 09.00 17.00 |
09.00 |
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Tampak luar Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda saat malam hari, 2023
-
Tampak dalam Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda, 2024
-
Panti imam
-
Altar
-
Patung Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda
-
Lonceng gereja
-
Gua Maria
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Sejarah Gereja – Paroki Tangerang". 4 Mei 2016. Diakses tanggal 11 April 2024.
- ^ a b "Paroki Santa Maria (Tangerang)". 14 Agustus 2009. Diakses tanggal 5 Juni 2024.
- ^ "SEJARAH BERDIRINYA GEREJA KATOLIK SANTA MARIA TANGERANG". 16 November 2011. Diakses tanggal 5 Juni 2024.
- ^ L Gora Kunjana (26 Mei 2018). "Mgr Ignatius Suharyo Akan Pimpin Misa Konselebrasi HUT ke-70 Paroki HSPMTB". BeritaSatu.com. Diakses tanggal 25 Juli 2024.
Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Mayralda, Vindya (7 Februari 2023). "Sejarah Perkembangan Gereja Katolik Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda Tangerang (1948-2015)". Diakses tanggal 11 April 2024 – via repository.unj.ac.id.