Gereja Santo Bonaventura, Pulomas
Gereja Santo Bonaventura | |
---|---|
Gereja Santo Bonaventura, Paroki Pulomas | |
Koordinat: 6°10′36.3288″S 106°53′11.3676″E / 6.176758000°S 106.886491000°E | |
Lokasi | Jalan Pacuan Kuda Raya, Kayu Putih, Jakarta Timur 13610 |
Negara | Indonesia |
Denominasi | Gereja Katolik Roma |
Sejarah | |
Dedikasi | Santo Bonaventura |
Tanggal konsekrasi | 20 April 1980 |
Arsitektur | |
Status | Paroki |
Status fungsional | Aktif |
Administrasi | |
Paroki | Pulomas |
Dekenat | Timur |
Keuskupan Agung | Jakarta |
Provinsi | Jakarta |
Klerus | |
Imam yang bertugas | R.D. Stephanus Royke Djakarya |
Imam rekan | R.D. Benediktus Ari Darmawan R.D. Antonius Arfin Samosir R.D. Yohanis Elia Sugianto |
Gereja Santo Bonaventura adalah sebuah gereja paroki Katolik yang berlokasi di Jakarta Timur, Indonesia. Gereja ini berada di bawah pengelolaan Keuskupan Agung Jakarta. Secara parokial, Gereja ini merupakan Paroki Pulomas. Gereja Santo Bonaventura dinamai menurut Bonaventura, seorang uskup dan pujangga gereja. Gereja ini berada dalam reksa pastoral para imam diosesan Keuskupan Agung Jakarta.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Terbentuknya komunitas umat
[sunting | sunting sumber]Pada tempo tahun 1965, kawasan Pulomas didominasi oleh pemandangan berupa rawa dan empang. Rumah-rumah penduduk tersebar dalam kelompok kecil, terhubung oleh jalan tanah yang sering becek dan tergenang saat hujan turun. Suasana saat malam hari sangat sepi.[1]
Di wilayah Kampung Ambon, pelayanan pastoral awalnya dikelola oleh para imam Ordo Fratrum Minorum (OFM) dari Gereja Hati Kudus, Kramat. Saat itu, hanya terdapat sekitar 10 keluarga Katolik yang tinggal tersebar di kawasan ini. Mereka harus bepergian ke berbagai tempat untuk menerima pelayanan pastoral seperti misa, baptisan, pernikahan, dan sakramen lainnya. Sejumlah imam Fransiskan yang melayani di Kampung Ambon termasuk Pastor Frans van Genuchten O.F.M., Pastor Soetoyo Wiriosuwarno, O.F.M., Pastor Leo Derksen, O.F.M., dan Pastor J. Patosudarmo, O.F.M.[1]
Pastor J. Wahyosudibyo, O.F.M., yang kala itu menjabat sebagai Pemimpin Ordo Fransiskan sekaligus Ketua Yayasan Santo Fransiskus, melihat kebutuhan akan fasilitas pendidikan di Kampung Ambon. Dengan dukungan dari Mgr. Adrianus Djajasepoetra, S.J., sebuah sekolah akhirnya dibangun di kawasan tersebut. Sekolah tersebut menjalkan pendidikan tingkat TK dan SD. Sekolah ini kemudian menjadi TK dan SD Fransiskus, yang awalnya merupakan cabang dari Sekolah Fransiskus di Kramat dan dikelola oleh para Suster Fransiskanes dari Santo Georgius Martir (FSGM) Pringsewu.[1] Gedung sekolah ini lalu dimanfaatkan untuk menyelenggarakan kegiatan ibadat pada hari Minggu dan pada hari besar, menggantikan rumah seorang umat di Rawasari. Seiring bertambahnya jumlah umat, ibadat kemudian dipindahkan ke gedung STM yang baru selesai dibangun.[1]
Pendirian paroki dan pembangunan gedung gereja
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1976, terdapat usulan agar suatu tempat tempat ibadat dapat didirikan di sekitar Wilayah X (Kampung Ambon), mengingat kondisi bahwa sudah terdapat lebih dari 500 orang yang bermukim di daerah tersebut. Usulan ini diwujudkan dengan pembentukan Panitia Pembangunan Gereja pada 19 Juni 1977. Setelah melalui berbagai diskusi dan persetujuan, Uskup Agung Jakarta, Mgr. Leo Soekoto, S.J. secara resmi mendirikan Paroki Pulomas pada 20 Agustus 1977 dengan Santo Bonaventura sebagai pelindung. Pada 5 Juni 1978, Pengurus Dewan Paroki (PGDP) dibentuk dengan Pastor J. Patosudarmo, O.F.M. sebagai ketua. Sejak saat itu Paroki berjalan secara mandiri termasuk mencatat Buku Baptis sendiri.[1]
Pengurus Gereja kemudian mempersiapkan rencana pembangunan gedung gereja. Pencarian lokasi untuk gedung gereja dan pastoran mengalami beberapa kendala, termasuk beberapa kali mengalami perubahan lokasi oleh Pemerintah Daerah DKI, hingga akhirnya ditemukan lokasi tetap yang berada di Jalan Pacuan Kuda Raya. Pastor Kepala Paroki saat itu, R.D. Yoseph Wiyanto Hardjopranoto berperan aktif dalam pengurusan izin mendirikan bangunan (IMB) dengan mengurus langsung ke Pemerintah DKI, yang akhirnya diterbitkan pada 14 Maret 1979.
Pembangunan gedung Gereja Santo Bonaventura Pulomas dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Uskup Agung Jakarta, Mgr. Leo Soekoto, S.J., pada 15 Agustus 1978. Tahap pembangunan fisik gereja dimulai pada 10 Maret 1979. Proyek pembangunan gereja dikelola oleh Panitia Pelaksana Fisik yang terdiri dari Ir. J. Adi Taruli, Didi Kiswanto, dan Janus Marbun. Sementara itu, perencanaan dan pengawasan teknis dilakukan oleh tim teknik yang melibatkan Ir. Handoko A.S. sebagai penanggung jawab bidang arsitektur, Idea Five Consultants untuk bidang konstruksi, serta Ir. Meiril Isa dan Ir. Paulus Hendra sebagai perencana sekaligus penanggung jawab. Setelah melewati proses pembangunan, gereja tersebut mulai digunakan untuk ibadat pada 24 Desember 1979. Gereja ini secara resmi diberkati oleh Uskup Agung Soekoto pada 20 April 1980. Gubernur DKI Jakarta Tjokropranolo kemudian meresmikan Gereja Santo Bonaventura pada 12 Desember 1981.
Peribadatan
[sunting | sunting sumber]Misa harian diselenggarakan pada pagi hari (06.00 WIB). Misa mingguan dilaksanakan pada Sabtu sore (16.30 WIB) dan pada hari Minggu (06.30, 08.30, 16.30, 18.30).[2] Liturgi diselenggarakan dalam Bahasa Indonesia.
-
Tampak dalam Gereja Santo Bonaventura, 2024
-
Altar Gereja Santo Bonaventura, 2024
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Tampak luar pada tahun 2018
-
Tampak luar pada tahun 2024
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e Tim 1 Penulisan Sejarah dan Refleksi Umat – Panitia Peringatan 200 Tahun Gereja Katolik di Jakarta Tingkat Paroki Pulomas. Sejarah Gereja & Paroki Pulo Mas. Buku Lustrum 6, Buku Kenangan 30 Tahun Gereja Santo Bonaventura, Paroki Pulo Mas. Diakses tanggal 2 Januari 2025.
- ^ "Profile Paroki Pulomas". Santo Bonaventura. Diakses tanggal 2 Januari 2025.