Mettā Sutta
Tipiṭaka Pāli |
---|
Buddhisme Theravāda |
Bagian dari seri tentang |
Buddhisme Theravāda |
---|
Buddhisme |
Mettā Sutta atau Karaṇīya Mettā Sutta adalah sutta dalam Kanon Pali yang terdiri dari sepuluh ayat yang berisi tentang pujian terhadap sifat-sifat yang luhur dan pengembangan metta dengan meditasi. Sutta ini dapat dijumpai pada Suttanipata (Sn 1.8) dan Khuddakapatha (Khp 9). Sutta ini pun termasuk bagian dari Paritta.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Menurut Atthakatha Sutta Nipata, kisah yang melatarbelakangi sutta ini adalah kisah para bhikkhu yang takut dengan roh-roh hutan tempat Buddha menyuruh mereka untuk bermeditasi. Lalu, sang Buddha mengajarkan para bhikkhu tersebut Karaniya Metta Sutta untuk memfokuskan diri mereka dalam bermeditasi dan untuk menghalau rasa takut mereka. Para bhikkhu tersebut pun melantunkan Karaniya Metta Sutta dan kemudian merasa membaik dan bergembira setelah membaca sutta ini, kegembiraan mereka pun dapat menenangkan roh-roh hutan tersebut.[1][2][3]
Bagian dari seri tentang |
Buddhisme |
---|
Isi
[sunting | sunting sumber]Karaniya Metta Sutta berisi tentang perenungan dan bacaan yang menekankan pada pengembangan metta melalui sifat yang luhur dan meditasi yang suci. Pada sutta ini, diperkenalkan lima belas sifat dan moral yang luhur, beberapa di antaranya seperti jujur (uju), tulus (suju), mudah menerima pembenaran (suvaco), lemah lembut (mudu), dan tidak sombong (anatimānī).
Dalam hal pengembangan melalui meditasi, ajarannya memperkenalkan;
- keinginan yang disengaja untuk mempermudah proses pembentukan metta (bahasa Pali: sukhino vā khemino hontu; bahasa Indonesia: "Semoga semua makhluk berbahagia dan tentram")
- sarana untuk mengembangkan objek meditasi (kedekatan, dll.) untuk suatu keinginan
- metafora — perspektif cinta kasih ibu kepada anaknya — perihal bagaimana cara untuk menghargai meditasi dan menjaganya dengan baik. (Catatan: hal ini sering disalahpahami sebagai metafora prototipe terhadap perasaan yang harus kita kembangkan kepada orang lain; tetapi, bukan itu yang dimaksudkan, sebagaimana dijelaskan oleh Bhikkhu Thanisaaro pada laman "Metta Means Goodwill.")[4]
- cara untuk memancarkan metta ke segala penjuru[5]
Teks
[sunting | sunting sumber]"Karanīya Mettā Sutta" (bahasa Pali)[6][7] | "Karaṇīyametta Sutta" (terjemahan bahasa Indonesia oleh KBI[8]) |
"Pembabaran Mengenai Kasih Sayang" (terjemahan bahasa Indonesia oleh H. Vijjānanda[9]) |
---|---|---|
Karaṇīyam-attha-kusalena |
Inilah yang harus dikerjakan oleh mereka yang tangkas dalam kebaikan. |
Inilah yang harus dilakukan oleh yang piawai dalam kebaikan, |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ See, e.g., Bodhi (2005b).
- ^ Gunaratana (2007).
- ^ Makna Paritta – Karaniya Metta Sutta
- ^ Metta berarti kehendak baik
- ^ See, e.g., Bodhi (2005b & 2005c).
- ^ Karanīya Mettā Sutta, Sariputta. Akses: 24 November 2023.
- ^ Paritta Suci – Karaniya Metta Sutta
- ^ KARAṆĪYAMETTA SUTTA, KBI. Akses: 24 November 2023.
- ^ Khuddakapāṭha (Petikan Pendek) - (9) Pembabaran Mengenai Kasih Sayang. Handaka Vijjānanda. Lembaga Tipitaka Indonesia (2022) ISBN 978-602-8194-97-6. hal. 22-23