Lompat ke isi

Pajukukang, Bontoa, Maros

Koordinat: 4°55′56″S 119°31′32″E / 4.9320849°S 119.5255162°E / -4.9320849; 119.5255162
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

4°55′56″S 119°31′32″E / 4.9320849°S 119.5255162°E / -4.9320849; 119.5255162

Pajukukang
ᨄᨍᨘᨀᨘᨀ
Kantor Desa Pajukukang
Kantor Desa Pajukukang di Jl. Poros Tambua–Pajukukang, Dusun Panaikang
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenMaros
KecamatanBontoa
Kode pos
90554[1]
Kode Kemendagri73.09.05.2002 Edit nilai pada Wikidata
Luas15,11 km²
Jumlah penduduk3.980 jiwa tahun 2019
Kepadatan263,40 jiwa/km² tahun 2019
Jumlah RT22
Jumlah RW3
Jumlah KK829 tahun 2019
Peta
PetaKoordinat: 4°55′42.60″S 119°32′6.43″E / 4.9285000°S 119.5351194°E / -4.9285000; 119.5351194

Pajukukang (Lontara Makassar: ᨄᨍᨘᨀᨘᨀ , transliterasi: Pajukukang ) adalah nama sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Desa Pajukukang berstatus sebagai desa definitif dan tergolong pula sebagai desa swasembada (2011-2018). Desa Pajukukang memiliki luas wilayah 15,11 km² dan jumlah penduduk sebanyak 3.980 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 263,40 jiwa/km² pada tahun 2019. Pusat pemerintahan desa ini berada di Dusun Panaikang.

Sekitar 80 persen masyarakat Desa Pajukukang adalah sebagai nelayan, terdapat kurang lebih 50 buah kapal besar yang dimanfaatkan oleh warga untuk mencari ikan. Pada bulan November sampai April, mereka keluar mencari ikan di sekitaran gugusan-gugusan pulau di perairan Selat Makassar hingga ke perairan Kalimantan Selatan. Selama 6 bulan, mereka tinggal di atas perahunya. Pada bulan Mei sampai Oktober mereka pulang kembali ke Desa Pajukukang dengan membawa hasil tangkapan. Bulan Mei sampai Oktober, para nelayan tidak beroperasi karena faktor cuaca & faktor non teknis lainnya, otomatis dalam rentang waktu tersebut para nelayan tidak mendapatkan pemasukan, kapal-kapal mereka pun hanya bersandar di dermaga kampung.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Nama Pajukukang diambil dari kata dalam bahasa Makassar berarti "perikanan" dan kata dasarnya adalah Juku yang artinya "ikan". Penamaan Pajukukang ini memiliki alasan karena sebagian besar penduduk desa ini bermatapencaharian sebagai nelayan. Selain itu, secara geografis desa ini bersebelahan dengan laut di perairan Selat Makassar. Desa Pajukukang telah menjadi salah satu sentra pemenuhan perikanan di Kabupaten Maros.

Desa Pajukukang dibentuk pada tahun 1964 dengan status sebagai desa persiapan. Abdullah Rewa menjadi kepala desa pada saat itu. Pada tahun 1965, Pajukukang resmi menjadi desa definitif dan masuk dalam wilayah pemerintahan Kecamatan Maros Baru dengan kepala desanya bernama Abdul Rahman Daeng Pasau. Pada tanggal 23 mei 1992 desa ini masuk dalam wilayah pemerintahan kecamatan Maros Utara (sekarang bernama Kecamatan Bontoa sejak 2001) yang dimekarkan menjadi kecamatan baru. Pemekaran wilayah tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 1992 Pasal 5 Ayat 1 dan 2.

Kondisi geografis

[sunting | sunting sumber]
Peta

Pusat pemerintahan Desa Pajukukang berjarak 3 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Bontoa di Panjalingan, Kelurahan Bontoa dan 13 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Maros di Kelurahan Pettuadae, Turikale.

Topografi

[sunting | sunting sumber]
Pemandangan muara sungai di Dusun Panaikang, Desa Pajukukang

Kondisi topografis Desa Pajukukang termasuk wilayah dataran rendah yang meliputi tiga dusun dengan ketinggian bervariasi antara 0–10 mdpl. Dusun Panaikang merupakan wilayah pantai sedangkan Dusun Balosi dan Parasangan Beru merupakan wilayah bukan pantai. Kondisi topografis tersebut memiliki potensi untuk pengembangan beberapa kegiatan perekonomian masyarakat, seperti perikanan, kelautan, pertanian, pariwisata bahari, bisnis, dan sebagai lahan pemukiman sarana dan prasarana sosial ekonomi lainnya. Kemiringan lereng dan garis merupakan kondisi fisik topografi suatu wilayah yang sangat berpengaruh dalam kesesuaian lahan dan banyak mempengaruhi penataan lingkungan alami. Untuk kawasan terbangun, kondisi topografi berpengaruh terhadap terjadinya longsor dan terhadap konstruksi bangunan. Keadaan tanah Desa Pajukukang secara umum termasuk dalam golongan stadium dewasa dengan tekstur permukaan halus, umumnya kondisi tersebut. Endapan aluvium terdiri dari lempung, pasir, lumpur, kerikil, dan bongkahan batuan yang tidak padat.

Orbitrasi

[sunting | sunting sumber]

Beberapa lokasi pada jarak orbitrasi atau pusat pemerintahan dari Desa Pajukukang adalah sebagai berikut:

  • Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan (Panjallingan): 3 km
  • Jarak dari pusat pemerintahan kabupaten (Turikale): 13 km
  • Jarak dari pusat pemerintahan provinsi (Makassar): 43 km

Batas wilayah

[sunting | sunting sumber]

Desa Pajukukang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Berbatasan
utara Desa Ampekale dan Desa Tupabbiring
selatan Desa Bonto Bahari
barat Selat Makassar
timur Desa Tunikamaseang

Kondisi demografis

[sunting | sunting sumber]

Mayoritas penduduk Desa Pajukukang menganut agama Islam.[2]

Etnografi

[sunting | sunting sumber]

Mayoritas penduduk Desa Pajukukang adalah To Mangkasara' atau Suku Makassar dengan penciri penutur Bahasa Makassar Dialek Lakiung yang masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka.[3] Hingga saat ini, mereka masih mempertahankan dan mengaplikasikan tradisi-tradisi adat Makassar. Suku lainnya adalah Suku Bugis.

Jumlah penduduk

[sunting | sunting sumber]

Desa Pajukukang memiliki luas 15,11 km² dan penduduk berjumlah 4.235 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 280,28 jiwa/km² pada tahun 2021. Adapun rasio jenis kelamin penduduk Desa Pajukukang pada tahun tersebut adalah 103,21. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak 103 penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Desa Pajukukang dari tahun ke tahun:

Tahun Laki-laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin Jumlah Rumah Tangga Total Penduduk (jiwa) Pertumbuhan Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (jiwa/km²) Referensi
2009 1.764 1.787 98,71 N/A 3.551 N/A 235,01 [4]
2010 1.834 1.849 99,19 660 3.683 132 243,75 [4]
2011 1.834 1.850 99,14 671 3.684 1 243,81 [5]
2012 1.836 1.849 99,30 673 3.685 1 243,87 [6]
2013 1.850 1.871 98,88 N/A 3.721 36 246,26 [7]
2014 1.920 1.914 100,31 694 3.834 113 253,74 [8]
2015 1.940 1.926 100,73 701 3.866 32 255,86 [9]
2016 1.959 1.948 100,56 708 3.907 41 258,57 [10]
2017 1.977 1.949 101,44 715 3.926 19 259,83 [11]
2018 1.994 1.960 101,73 821 3.954 28 261,68 [12]
2019 2.011 1.969 102,13 829 3.980 26 263,40 [13]
2020 2.163 2.085 103,74 N/A 4.248 268 281,14 [14]
2021 2.151 2.084 103,21 1.189 4.235 15 280,28 [2]

Rukun tetangga

[sunting | sunting sumber]
  • 2010: TBA
  • 2011: 22
  • 2012: 22
  • 2013: 22
  • 2014: 22
  • 2015: 22
  • 2016: 22
  • 2017: 22
  • 2018: 22
  • 2019: 22
  • 2020: TBA

Rukun warga

[sunting | sunting sumber]
  • 2010: TBA
  • 2011: 6
  • 2012: 6
  • 2013: 6
  • 2014: 6
  • 2015: 6
  • 2016: 6
  • 2017: 6
  • 2018: 6
  • 2019: 6
  • 2020: TBA

Blok sensus

[sunting | sunting sumber]
  • 2010: TBA
  • 2011: 8
  • 2012: 8
  • 2013: 8
  • 2014: 8
  • 2015: 8
  • 2016: 8
  • 2017: 8
  • 2018: 8
  • 2019: TBA
  • 2020: TBA

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Pembagian wilayah administrasi

[sunting | sunting sumber]

Desa Pajukukang memiliki tiga wilayah pembagian administrasi daerah tingkat V berupa dusun sebagai berikut:

  1. Dusun Balosi
  2. Dusun Panaikang
  3. Dusun Pa'rasangang Beru

Rukun warga

[sunting | sunting sumber]

Desa Pajukukang memiliki 3 wilayah pembagian administrasi berupa rukun warga (RW) sebagai berikut:

  1. RW TBA
  2. RW TBA
  3. RW TBA

Rukun tetangga

[sunting | sunting sumber]

Desa Pajukukang memiliki 22 wilayah pembagian administrasi berupa rukun tetangga (RT) sebagai berikut:

  1. RT TBA
  2. RT TBA
  3. RT TBA
  4. RT TBA
  5. RT TBA
  6. RT TBA
  7. RT TBA
  8. RT TBA
  9. RT TBA
  10. RT TBA
  11. RT TBA
  12. RT TBA
  13. RT TBA
  14. RT TBA
  15. RT TBA
  16. RT TBA
  17. RT TBA
  18. RT TBA
  19. RT TBA
  20. RT TBA
  21. RT TBA
  22. RT TBA

Daftar kepala desa

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah daftar kepala desa di Desa Pajukukang dari masa ke masa sejak pembentukannya pada tahun 1964:

No. Foto Nama Awal Menjabat Akhir Menjabat Keterangan Referensi
1. - Abdullah Rewa 1964 1964 kepala desa persiapan -
2. - Abdul Rahman Daeng Pasau 1964 1965 kepala desa persiapan -
(2.) - Abdul Rahman Daeng Pasau 1965 1972 kepala desa definitif 1965-1972; pemenang Pilkades Pajukukang 1965 -
3. - Muis Daeng Tawang 1972 1980 pjs. kepala desa -
4. - S. Syarifuddin 1980 1982 kepala desa definitif; pemenang Pilkades Pajukukang 1980 -
5. - Mansyur Ahmad 1982 1997 kepala desa definitif; pemenang Pilkades Pajukukang 1981 -
6. - Andi Dadi Lallo 1997 1998 kepala desa definitif; pemenang Pilkades Pajukukang 1997 -
7. - Tajuddin 1998 2001 pjs. kepala desa -
8. - Muhammad Zainal, S.Ag. 2001 2006 kepala desa definitif; pemenang Pilkades Pajukukang 2001 -
9. - Abdul Hamid, S.Pi. 2006 2012 kepala desa definitif; pemenang Pilkades Pajukukang 2006 -
10. Saharuddin 2012 2018 kepala desa definitif; pemenang Pilkades Pajukukang 2012 -
11. - Hamid Haseng 2018 22 April 2019 plt. kepala desa; merangkap sebagai kepala bidang di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Maros -
(10.) Saharuddin 22 April 2019 sedang menjabat kepala desa definitif; pemenang Pilkades Pajukukang 2018 [15]


Daftar sekretaris desa

[sunting | sunting sumber]
  • Rahmat, S.IP.
  • Andi Itoll

Ketua BPD

[sunting | sunting sumber]
  • Muhammad Bahri

Instansi BUMN pemerintah

[sunting | sunting sumber]
  • SPBU Bontoa

Desa wisata

[sunting | sunting sumber]

Wilayah Desa Pajukukang berada pada ketinggian 0–10 meter di atas permukaan laut dengan bentuk permukaan yang relatif datar. Kondisi topografi tersebut memiliki potensi untuk pengembangan beberapa kegiatan perekonomian masyarakat, seperti perikanan, kelautan, pertanian, pariwisata bahari, bisnis, dan sebagai lahan permukiman sarana prasarana sosial ekonomi laninnya. Sebagai wilayah yang terletak di pinggir laut dan muara sungai yang dikelilingi hutan mangrove sangat berpotensi menjadi wisata mangrove, wisata ini sendiri memiliki beberapa keunikan, sekitar wisata yang berdekatan dengan permukiman warga nelayan sehingga banyak perahu-perahu nelayan sebagai transportasi laut, buat dipakai memancing dilaut, travelling sekitar sungai dan muara, wisata kuliner apung, dan sebagainya.

Tahun Nomenklatur Nilai Kategori Posisi ADWI Status Referensi
2021 Desa Wisata Manggrove dan Kuliner Pajukukang 28,00 Berkembang Tidak masuk Terverifikasi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Maros [16]
2022 Desa Wisata Mangrove dan Kuliner Pajukukang Berkembang Tidak masuk Terverifikasi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Maros [16]
2023 Desa Wisata Mangrove dan Kuliner Pajukukang Berkembang Tidak masuk Terverifikasi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Maros [16]

Indeks desa membangun

[sunting | sunting sumber]

Data informasi mengenai Indeks Desa Membangun (IDM) berperan membantu upaya pemerintah dalam memahami kondisi desa. Data yang diekspos sangat penting dalam perencanaan agar setiap tahun ada peningkatan status desa. Setiap tahun status desa diperbarui sesuai dengan capaian yang ada dalam indeks desa membangun. Tim ahli IDM yang menilai terdiri dari tenaga ahli bidang infrastruktur, pengembangan masyarakat desa, perencanaan partisipatif, dan pelayanan sosial dasar. IDM ini mengukur aspek indeks pembangunan desa, yakni ketahanan sosial, ketahanan lingkungan, dan ketahanan ekonomi. Indeks Desa Membangun meliputi kategori sangat tertinggal, tertinggal, berkembang, maju, dan mandiri. Kategori desa mandiri adalah kategori ideal yang ingin dicapai.

Pada tahun 2020, prestasi Indeks Desa Membangun (IDM) dari Desa Pajukukang mendapatkan raihan nilai 0,6832 dan diklasifikasikan dengan status desa berkembang di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.

Tahun Nilai IDM Desa Status IDM Desa Peringkat Referensi
Dalam Kecamatan Dalam Kabupaten Dalam Provinsi Nasional
1996 Non Indeks Desa Tertinggal (IDT) [17]
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016 0,5376 tertinggal 6 70 1.784 48.552 [18]
2017
2018 0,6500 berkembang 4 14 403 16.844 [19]
2019
2020 0,6832 berkembang 4 23 607 22.190 [20]
2021 0,6686 berkembang 4 46 1.090 32.936 [21]
2022 0,6813 berkembang 36.763
IDM Desa Pajukukang
Sumber: Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kemendes PDTT RI

APBD desa

[sunting | sunting sumber]

Tahun 2020

[sunting | sunting sumber]
  • Pendapatan: Rp 2.513.115.927,00[22]
  • Belanja: Rp 2.275.703.829,00[22]
  • Pasar Panaikang

Kuliner khas

[sunting | sunting sumber]
  • Jenedoang, merupakan produk tradisional yang berbahan dasar sari pati kepala udang, saus ini sendiri sudah menjadi kuliner turun-temurun yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Awal kuliner ini muncul ketika di zaman dulu dimana masyarakat sudah mulai jenuh dengan lauk dari udang sehingga dimunculkan ide untuk membuat penganan lain, sehingga muncul ide untuk menjadikan udang menjadi saus (jenedoang), jenedoang sendiri memiliki cita rasa gurih dan khas dari udang berfungsi sebagai pengganti lauk yang dinikmati bersama buah kecut.
  • Putu ambong, berbahan dasar dari tepung beras dan gula merah, panganan ini menjadi salah satu budaya kuliner desa yang resepnya diwariskan dari generasi ke generasi dan hampir semua masyarakat dapat membuat kue tradisional ini. Rasa kue yang gurih dan manis karena didalamnya terdapat toping dari gula merah atau gula aren dan cocok buat sarapan di pagi hari ditemani dengan teh hangat.
  • Labu' palu/putu pesse' , merupakan panganan tradisional sejak nenek moyang terdahulu yang terbuat dari tepung beras yang disangrai. Cara membuat kue tradisional ini yakni tepung beras tadi dicampurkan dengan air kemudian dicampur dengan parutan kelapa dan gula merah dan selanjutnya dicetak di sebuah cetakan kue tertentu sebelum disajikan.
  • Amplang ikan bndeng, merupakan usaha kuliner masyarakat desa yang merupakan penganan favorit karena terbuat dari ikan bandeng yang memiliki nilai gizi yang tinggi, amplang ini biasanya dijadikan sebagai oleh-oleh.

Adat dan budaya

[sunting | sunting sumber]

Masyarakat Desa Pajukukang memiliki tradisi kesenian bernama ganrang adat. Ganrang adalah alat musik tradisional yang biasa dibunyikan dan dimainkan pada waktu-waktu tertentu, misal digunakan pada saat upacara adat, penyambutan, kawinan, pagelaran, dan sebagainya. Ganrang sendiri terdiri dari alat musik berupa gendang, gong, seruling, dan calong-calong. Paganrang adalah sekumpulan orang yang brjumlah 4-5 anggota yang masing-masing memiliki peran tersendiri dalam memainkan alat musik tersebut sehinggah menghasilkan bunyi khas alat tersebut. Alat musik ini jika dimainkan akan memandai kesaklaran suatu acara dan tidak boleh dimainkan sembarang waktu.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Daftar sekolah

[sunting | sunting sumber]
  • KB Ananda Ceria, Dusun Balosi
  • UPTD SD Negeri 100 Inpres Balosi, Dusun Balosi
  • UPTD SD Negeri 43 Parasangan Beru, Dusun Parasangan Beru
  • TK Ar-Rizky, Dusun Panaikang

[23][24]

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]
  • 2010: TBA buah Pustu & TBA Posyandu
  • 2011: 1 buah Pustu & 3 Posyandu
  • 2012: 1 buah Pustu & 3 Posyandu
  • 2013: 1 buah Pustu & 3 Posyandu
  • 2014: 2 buah Pustu & 3 Posyandu
  • 2015: 2 buah Pustu & 3 Posyandu
  • 2016: 2 buah Pustu & 3 Posyandu
  • 2017: 2 buah Pustu & 3 Posyandu
  • 2018: 2 buah Pustu & 3 Posyandu
  • 2019: TBA buah Pustu & TBA Posyandu
  • 2020: TBA buah Pustu & TBA Posyandu
  • Puskesmas Bontoa, Jl. Poros Pajukukang

Fasilitas

[sunting | sunting sumber]
  • 2010: TBA buah pos ronda
  • 2011: 3 buah pos ronda
  • 2012: 3 buah pos ronda
  • 2013: 3 buah pos ronda
  • 2014: 3 buah pos ronda
  • 2015: 3 buah pos ronda
  • 2016: 3 buah pos ronda
  • 2017: 3 buah pos ronda
  • 2018: 3 buah pos ronda
  • 2019: 3 buah pos ronda
  • 2020: TBA buah pos ronda

Galeri foto

[sunting | sunting sumber]

Organisasi kemasyarakatan/perkumpulan

[sunting | sunting sumber]

Riwayat bencana

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Kode Pos Desa Pajukukang
  2. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 30 Maret 2022. 
  3. ^ Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. "Bahasa Makassar Provinsi Sulawesi Selatan". petabahasa.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 30 Maret 2022. 
  4. ^ a b BPS Kabupaten Maros (2011-01-03). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2011. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18. 
  5. ^ BPS Kabupaten Maros (2013-01-30). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2012. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18. 
  6. ^ BPS Kabupaten Maros (2013-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2013. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18. 
  7. ^ BPS Kabupaten Maros (2014-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2014. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18. 
  8. ^ BPS Kabupaten Maros (2015-10-31). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2015. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18. 
  9. ^ BPS Kabupaten Maros (2016-07-29). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2016. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18. 
  10. ^ BPS Kabupaten Maros (2017-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2017. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18. 
  11. ^ BPS Kabupaten Maros (2018-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2018. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18. 
  12. ^ BPS Kabupaten Maros (2019-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2019. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18. 
  13. ^ BPS Kabupaten Maros (2020-09-28). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2020. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-18. 
  14. ^ BPS Kabupaten Maros (2021-09-24). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2021. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 20. Diakses tanggal 2022-03-26. 
  15. ^ Limonu, Najmi (22 April 2019). "Lantik 2 Kades, Hatta Ingatkan Transparansi Pengelolaan Dana Desa". makassar.sindonews.com. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  16. ^ a b c Jadesta Kemenparekraf RI. "Desa Wisata Mangrove dan Kuliner Pajukukang". jadesta.kemenparekraf.go.id. Diakses tanggal 9 April 2022. 
  17. ^ Biro Pusat Statistik (1996). Daftar nama desa tertinggal dan tidak tertinggal menurut propinsi dan kabupaten/kotamadya di pulau [nama pulau]. Biro Pusat Statistik. ISBN 9789795982777. 
  18. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2016). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2016. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-29. 
  19. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2018). Peringkat Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2018. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-06-09. 
  20. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2020). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2020. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-28. 
  21. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2021). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2021. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-27. 
  22. ^ a b Pemerintah Daerah Kabupaten Maros (2020-03-21). Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pajukukang Tahun 2020 (PDF). maroskab.go.id. Pemerintah Daerah Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-20. 
  23. ^ "Data Referensi - Kementerian Pendidikan & Kebudayaan RI". www.referensi.data.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli (Daftar) tanggal 2022-03-16. Diakses tanggal 30 April 2022. 
  24. ^ "Data Referensi - Kementerian Pendidikan & Kebudayaan RI: PAUD". www.referensi.data.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli (Daftar) tanggal 2022-03-09. Diakses tanggal 4 Mei 2022. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]