Pandemi Covid-19 di Prancis
Artikel ini mendokumentasikan suatu pandemi terkini. Informasi mengenai hal itu dapat berubah dengan cepat jika informasi lebih lanjut tersedia; laporan berita dan sumber-sumber primer lainnya mungkin tidak bisa diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini mengenai pandemi ini untuk semua bidang. |
Penyakit | COVID-19 |
---|---|
Galur virus | SARS-CoV-2 |
Lokasi | Prancis |
Kasus pertama | Bordeaux |
Tanggal kemunculan | 24 Januari 2020 (4 tahun, 11 bulan dan 3 hari) |
Asal | Wuhan, Hubei, Tiongkok |
Kasus terkonfirmasi | 2,851,670[1] |
Kasus sembuh | 206,802[2][3] |
Kematian | 69,313 (total)[2] 48,310 (rumah sakit)[2] 21,003 (isolasi mandiri)[1][3] |
Tingkat kematian | 2.43% |
Situs web resmi | |
Public Health France |
Pandemi koronavirus 2019–2020 di Prancis pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 24 Januari 2020 yang menjadikannya sebagai negara Eropa pertama yang mengonfirmasi kasus tersebut. Pasien pertama tersebut merupakan warga negara Prancis keturunan Tiongkok berusia 48 tahun yang baru tiba di Prancis dari perjalanannya di Tiongkok, pada hari yang sama dikonfirmasi pula dua kasus lainnya yang semuanya memiliki riwayat perjalanan dari Tiongkok.[4]
Wisatawan Tiongkok yang dirawat di sebuah rumah sakit di Paris sejak 28 Januari tersebut akhirnya meninggal pada 14 Februari, menjadikannya kasus kematian akibat COVID-19 pertama di Prancis maupun di Eropa. Per 15 Maret 2020, tercatat ada 4,366 kasus aktif dengan jumlah kematian mencapai 91 korban,[5] membuatnya negara Eropa dengan jumlah kematian tertinggi kedua setelah Italia.
Pada 12 Maret, Presiden Emmanuel Macron mengumumkan bahwa segala bentuk kegiatan berkumpul termasuk sekolah dan universitas akan ditutup sejak 16 Maret hingga pengumuman selanjutnya. Pada 13 Maret, perdana menteri Édouard Philippe juga ikut mengumumkan pelarangan kegiatan yang melibatkan lebih dari 100 orang tidak termasuk pelayanan transportasi publik, sehari setelahnya ia juga mengimbau penutupan restoran, cafe, gedung bioskop, dan hiburan malam yang beroperasi lebih dari jam tengah malam.[6]
Per 14 Maret, semua wilayah departemen kecuali dua departemen di Prancis telah melaporkan setidaknya 1 kasus COVID-19.
Kronologi
[sunting | sunting sumber]Kasus awal
[sunting | sunting sumber]Pada 24 Januari, kasus COVID-19 pertama di Prancis – sekaligus di Eropa – terkonfirmasi di Bordeaux. Warga negara Prancis berusia 48 tahun yang tiba di Prancis pada tanggal 22 Januari dari Tiongkok dirawat di Centre Hospitalier Universitaire de Bordeaux. Otoritas Layanan Medis Darurat (Service d'Aide Médicale Urgente) mengambil alih kewenangan penanganan dan mengisolasi pasien tersebut, mereka juga menelusuri dan mengonfirmasi apakah pasien tersebut sempat menulari orang-orang yang punya kontak langsung dengan pasien.[7]
Dua kasus baru ditemukan pada hari yang sama dan keduanya dikonfirmasi punya riwayat perjalan dari Tiongkok.[4][8][9] Mereka adalah pasangan laki-laki berusia 31 tahun dan perempuan berusia 30 tahun yang baru pulang dari Wuhan dan tiba di Prancis pada 18 Januari, keduanya positif terinfeksi dan dirawat di Bichat–Claude Bernard Hospital. Pada 28 Januari, wisatawan berusia 80 tahun asal Provinsi Hubei, Tiongkok ditemukan mengidap infeksi serupa dan dirawat di rumah sakit yang sama,[10] sehari setelahnya putrinya yang berusia 50 tahun juga dikonfirmasi positif.[11]
Pada 30 Januari, seorang dokter di Paris ditemukan positif terinfeksi COVID-19. Ia diketahui sempat menjalin kontak dengan seorang wisatawan asal Tiongkok yang juga terkonfirmasi positif ketika kembali ke negaranya.[12]
Pada 14 Februari pasien berusia 80 tahun dari Tiongkok akhirnya meninggal, menjadikannya kasus kematian akibat COVID-19 pertama di Prancis maupun di seluruh Eropa.[13]
Pada 31 Januari hingga 9 Februari, kurang lebih 550 warga negara Prancis yang berada di Wuhan dievakuasi dengan penerbangan menuju Creil Air Base di Oise dan Istres-Le Tubé Air Base di Istres.
Kasus Les Contamines-Montjoie
[sunting | sunting sumber]Pada 8 Februari, Menteri Kesehatan Prancis mengonfirmasi adanya kasus baru yang ditemukan dalam kelompok masyarakat yang berlibur di Les Contamines-Montjoie, Haute-Savoie.[14] Mereka terinfeksi dari seorang wisatawan berkewarganegaraan Inggris yang pernah menghadiri acara konferensi di Singapura beberapa hari sebelumnya.[15]
Warga negara Inggris lainnya dinyatakan positif COVID-19. Dia tetap di ruangan yang sama dengan lima orang lain yang tertular infeksi di Les Contamines-Montjoie.[16]
Pada 18 Februari, Menteri Kesehatan yang baru, Olivier Véran, mengumumkan bahwa hanya empat orang yang tetap terinfeksi di Prancis. Keempat, semua warga negara Inggris, menjalani karantina di rumah sakit, tiga dari kelompok pertama Les Contamines-Montjoie dan kasus keempat yang ditemukan kemudian.[17]
Enam hari kemudian, warga negara Inggris terakhir yang tersisa kemudian dikeluarkan.[18]
Kasus-kasus lanjutan
[sunting | sunting sumber]Sejak akhir Februari, kasus-kasus baru secara cepat meningkat dengan daerah-daerah konsentrasi di Oise,[19] Haute-Savoie,[20] dan Morbihan.[21] Per 17 Maret 2020, telah ditemukan setidaknya 6,473 kasus aktif di seluruh Prancis dengan total korban meninggal mencapai 148 orang.[22]
Dampak dan reaksi
[sunting | sunting sumber]Karantina wilayah
[sunting | sunting sumber]Pemerintah telah sempat memberlakukan karantina parsial dan imbauan bagi masyarakat untuk tetap di dalam rumah, pada 12 Maret pemerintah mulai menutup semua sekolah dan dua hari kemudian ditambah restoran, bar, klub malam, bioskop, dan fasilitas hiburan lainnya. Kebijakan ini tampaknya tak terlalu berpengaruh bagi masyarakat Prancis karena aktivitas berkumpul seperti di taman dan ruang publik lainnya masih sangat intens.[23] Setelah kasus infeksi berlipat ganda dalam 72 jam menjadi 4,500 an orang per 15 Maret 2020, pemerintah kemudian mengumumkan tahap 3 yang kemudian disusul dengan kebijakan karantina wilayah sepenuhnya yang berlaku sejak Selasa 17 Maret 2020.
Selain sekolah dan universitas, semua tempat berkumpul non-esensial seperti taman, area wisata, bioskop, pertokoan, bar, kafe, museum dan fasilitas hiburan lainnya akan ditutup, begitupula tempat ibadah dan kantor-kantor pemerintahan. Hanya masyarakat diharuskan untuk berdiam di rumah setidaknya hingga 15 hari ke depan. Hanya mereka yang terpaksa bekerja di luar rumah, orang yang mencari bantuan medis, dan yang berbelanja kebutuhan pokok yang diperbolehkan keluar dengan terbatas. Beberapa tempat yang tetap buka diantaranya pom bensin, bank, apotek, swalayan dan toko-toko kebutuhan pokok.[24]
Pembatasan mobilitas
[sunting | sunting sumber]Otoritas angkutan umum Prancis, RATP mengumumkan akan memangkas layanan mereka dari Senin 16 Maret, selain untuk pencegahan penyebaran wabah yang kian meluas juga karena permintaan yang menurun drastis menyusul kebiajakan karantina penuh dan larangan perjalanan dari pemerintah Prancis, Uni Eropa, maupun Amerika Serikat. Perbatasan berbagai negara juga ditutup untuk beberapa minggu ke depan, Jerman telah menutup perbatasannya dengan Austri, Denmark, Prancis, dan Luksemburg, artinya tidak akan mobilitas antar negara kecuali mereka yang mampu menunjukkan alasan kerja yang valid.[23][24]
Hukuman
[sunting | sunting sumber]100,000 polisi ditugaskan untuk memantau kegiatan masyarakat, mereka yang melanggar aturan akan dikenakan denda 38 - 135 euro.[23]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Santé Publique France" (dalam bahasa Prancis). 10 April 2020.
- ^ a b c "COVID-19 en France" (dalam bahasa Prancis). Santé Publique France. Diakses tanggal 9 April 2020.
- ^ a b "info coronavirus covid-19". Gouvernment.fr (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 18 August 2020.
- ^ a b Jacob, Etienne (2020-01-24). "Coronavirus: trois premiers cas confirmés en France, deux d'entre eux vont bien". Le Figaro.fr (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2020-03-14.
- ^ "Coronavirus Update (Live): 157,663 Cases and 5,845 Deaths from COVID-19 Virus Outbreak - Worldometer". www.worldometers.info (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-15.
- ^ "Spain and France impose sweeping new restrictions". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2020-03-15. Diakses tanggal 2020-03-15.
- ^ "Coronavirus en France : le parcours des trois patients". Franceinfo (dalam bahasa Prancis). 2020-01-25. Diakses tanggal 2020-03-16.
- ^ "Coronavirus outbreak: First confirmed cases in Europe as France declares three infections". Sky News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ "Coronavirus : un troisième cas d'infection confirmé en France". Le Monde.fr (dalam bahasa Prancis). 2020-01-24. Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ hermesauto (2020-01-29). "Wuhan virus: France confirms fourth case of coronavirus in elderly Chinese tourist". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ "Coronavirus : un cinquième cas avéré en France, la fille du quatrième malade". LExpress.fr (dalam bahasa Prancis). 2020-01-29. Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ à 19h41, Par Le Parisien avec AFPLe 30 janvier 2020; À 20h29, Modifié Le 30 Janvier 2020 (2020-01-30). "Coronavirus : un sixième cas confirmé en France, un médecin confiné à Paris". leparisien.fr (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ "First coronavirus death confirmed in Europe". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2020-02-15. Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ Reuters, Le Figaro avec AFP et (2020-02-08). "Coronavirus : cinq nouveaux cas en France annonce Buzyn, deux écoles fermées en Haute-Savoie". Le Figaro.fr (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ Reuters, avec AFP et (2020-02-08). "Coronavirus. Cinq nouveaux cas en France, deux écoles fermées en Haute-Savoie". Ouest-France.fr (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ BFMTV. "Coronavirus: le ministère de la Santé annonce un 12e cas d'infection confirmé en France". BFMTV (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ "Coronavirus : les quatre derniers patients en France sont hospitalisés à Lyon et Saint-Etienne". France 3 Auvergne-Rhône-Alpes (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ AFP, avec (2020-02-24). "Coronavirus. Une 11e guérison en France, « plus aucun malade hospitalisé »". Ouest-France.fr (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ "Santé. Coronavirus : qui sont les 38 cas de contamination en France ?". www.dna.fr (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ "EN DIRECT - Coronavirus : Bruno Le Maire annonce une aide de 45 milliards d'euros pour les entreprises et les salariés". LCI (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ "Le Morbihan « attend de savoir » qui est à l'origine des cas de coronavirus". www.20minutes.fr (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ "France Coronavirus: 6,633 Cases and 148 Deaths - Worldometer". www.worldometers.info (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ a b c Thiessen, Tamara. "Coronavirus Lockdown In France: French Travel Is Out Of The Question". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-17.
- ^ a b Thiessen, Tamara. "France Coronavirus Lockdown: Restaurants, Museums Closed–Borders Open–Here's What To Expect". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-17.