Mangenta
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Mangenta | |
---|---|
Sajian | Makanan pokok |
Tempat asal | Indonesia |
Daerah | Kalimantan Tengah |
Suhu penyajian | Suhu ruangan |
Sunting kotak info • L • B |
Mangenta adalah makanan tradisional berbahan dasar ketan oleh masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah. Mangenta biasanya dibuat untuk mengawali kegiatan, seperti panen atau pernikahan dalam suku Dayak Ngaju atau istilahnya kuman behas taheta (makan beras baru). Secara kebudayaan, Mangenta adalah simbol terima kasih karena sudah membuat padi tumbuh dengan baik dan dipersembahan kepada tatu parei (leluhur/roh padi).
Proses pembuatan
[sunting | sunting sumber]Pembuatan Mangenta memerluka alat seperti lesung-alu, keluair (tuas pengais dari bilah bambu), wadah berupa tikar purun, rotan atau kajang sebagai alas, serta alat penampi untuk memisahkan biji beras dengan kulitnya. Adapun bahan yang digunakan adalah padi jenis ketan yang baru dipanen, lalu disangrai dengan api sedang, ditumbuk saat panas hingga kulitnya mengelupas, kemudian ditampi sampai padi terpisah dari kulit sekam.[1]
Selain itu juga disiapkan kelapa parut yang tidak terlalu tua, beserta gula putih atau gula merah, dan air kelapa muda harus disediakan atau bisa menggunakan air panas. Setelah ketan dicuci bersih, ketan akan diaduk ke dalam cairan gula sedikit demi sedikit dan akan dimasukkan juga parutan kelapa sampai rata secara bersamaan.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ R, Rahmadi (2022-06-12). "Mangenta, Makanan Khas Kalimantan Tengah yang Ciptakan Rekor Nasional". Mongabay.co.id. Diakses tanggal 2022-10-06.