Paus Agato
Paus Santo Agato | |
---|---|
Awal masa kepausan | 27 Juni 678 |
Akhir masa kepausan | 10 Januari 681 |
Pendahulu | Donus |
Penerus | Leo II |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Agato |
Lahir | 577 (?) Sisilia |
Meninggal | 10 Januari 681 Roma, Italia |
Paus Agato (dalam bahasa Latin: Agatho, lahir sekitar tahun 577 dan meninggal pada tanggal 10 Januari 681) adalah seorang Paus Gereja Katolik yang menjabat dari tanggal 27 Juni 678 hingga wafatnya. Paus Agato dikenal sebagai seorang gembala yang penuh kasih, bijaksana dalam mengambil keputusan, serta memiliki peran penting dalam konsolidasi doktrin gereja pada masanya. Masa kepemimpinannya menjadi saksi atas perdamaian doktrin antara Gereja Barat dan Gereja Timur yang terpecah akibat kontroversi Monotelitisme.
Kehidupan Awal
[sunting | sunting sumber]Agato lahir di Palermo, Sisilia, pada sekitar tahun 577, dari sebuah keluarga Kristen yang saleh. Namanya berarti "baik hati" atau "bermurah hati," mencerminkan karakter dan kepribadian yang ia tunjukkan sepanjang hidupnya. Sejak masa muda, ia dididik dalam kebajikan Kristiani, kebijaksanaan, serta disiplin spiritual yang tinggi. Setelah dewasa, ia mengabdikan dirinya sebagai biarawan Benediktin di Sisilia, di mana ia dikenal akan ketekunan dalam doa, kehidupan asketis, dan cinta kepada sesama.
Terpilih Sebagai Paus
[sunting | sunting sumber]Setelah wafatnya Paus Donus pada tanggal 11 April 678, Agato terpilih sebagai paus pada 27 Juni tahun yang sama. Pemilihannya didukung oleh reputasinya sebagai seorang teolog yang mumpuni serta sifatnya yang lemah lembut namun tegas. Paus Agato segera menghadapi tantangan besar berupa upaya untuk menyelesaikan perpecahan doktrinal dalam Gereja.
Kontribusi dalam Konsili Ekumenis Keenam
[sunting | sunting sumber]Paus Agato dikenal atas kontribusinya yang luar biasa dalam Konsili Ekumenis Keenam (680–681), yang diadakan di Konstantinopel. Konsili ini diselenggarakan oleh Kaisar Konstantinus IV dengan tujuan menyelesaikan kontroversi teologis Monotelitisme, yakni ajaran yang menyatakan bahwa Kristus hanya memiliki satu kehendak ilahi dan tidak memiliki kehendak manusiawi.
Melalui suratnya yang penuh hikmat kepada kaisar dan konsili, Paus Agato menegaskan doktrin Gereja bahwa Kristus memiliki dua kehendak, ilahi dan manusiawi, sesuai dengan dua kodrat-Nya. Surat tersebut, yang dikenal sebagai Epistola Agathonis, menjadi dasar argumen yang mendukung keputusan konsili untuk mengutuk ajaran Monotelitisme sebagai bidat. Dengan perannya ini, Agato dipandang sebagai pembela ortodoksi dan persatuan Gereja.
Kepemimpinan dan Kebijaksanaan
[sunting | sunting sumber]Sebagai seorang pemimpin spiritual, Paus Agato menunjukkan kebijaksanaan dalam mengelola urusan gereja. Ia juga dikenal sebagai "Paus Keajaiban," karena mukjizat-mukjizat yang dikaitkan dengannya. Salah satu kisah yang terkenal adalah pemulihan penglihatan seorang buta yang datang memohon pertolongannya.
Selama masa kepemimpinannya, Agato memperkuat hubungan antara Gereja Roma dan Gereja Timur. Ia dikenal atas pendekatannya yang penuh kasih sayang, yang mencerminkan penggembalaan Kristus. Paus Agato juga mempromosikan reformasi administratif di dalam Gereja, memastikan para klerus hidup dalam kesalehan, serta mendukung perkembangan seni sakral.
Wafat dan Kanonisasi
[sunting | sunting sumber]Paus Agato meninggal dunia pada tanggal 10 Januari 681 di Roma, tak lama setelah Konsili Ekumenis Keenam berakhir. Ia dimakamkan di Basilika Santo Petrus. Gereja Katolik menghormatinya sebagai seorang santo, dan hari pestanya diperingati setiap tanggal 10 Januari.
Warisan dan Pengaruh
[sunting | sunting sumber]Warisan Paus Agato tidak hanya terletak pada perannya dalam mempertahankan doktrin Gereja, tetapi juga dalam teladannya sebagai seorang pemimpin yang rendah hati dan bijaksana. Ia dikenang sebagai seorang paus yang mempersatukan gereja dalam menghadapi perpecahan dan tantangan. Surat-surat dan tindakannya menjadi inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya untuk menjalankan iman dengan penuh keyakinan dan kasih.
Sebagaimana tertulis dalam hikmat Kitab Suci: "Gembala yang baik menyerahkan nyawanya bagi domba-dombanya" (Yohanes 10:11), Paus Agato adalah seorang gembala yang setia, yang membimbing umatnya menuju kebenaran dan kehidupan abadi.
Didahului oleh: Donus |
Paus 678 – 681 |
Diteruskan oleh: Leo II |