Lompat ke isi

Paus Vigilius

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Paus

Vigilius
Awal masa kepausan
29 Maret 537
Akhir masa kepausan
555
PendahuluSilverius
PenerusPelagius I
Informasi pribadi
Nama lahirVigilius
Lahirtanggal tidak diketahui
Roma, Italia
Meninggal555
Siracusa, Italia

Paus Vigilius (lahir sekitar tahun 500 M - wafat pada 7 Juni 555 M) adalah Paus Gereja Katolik yang menjabat sejak 29 Maret 537 hingga wafatnya. Masa kepausannya berlangsung dalam periode yang sangat genting dalam sejarah Gereja, yaitu saat terjadi ketegangan teologis yang melibatkan Kekaisaran Bizantium dan para pendukung Konsili Kalsedon. Sebagai salah satu Paus yang paling kontroversial, Vigilius dikenal karena hubungannya yang erat dengan kaisar Bizantium, Yustinianus I, serta perannya dalam sengketa Tiga Pasal yang memengaruhi seluruh Kekristenan pada zamannya.

Kehidupan Awal

[sunting | sunting sumber]

Vigilius lahir di Roma dari keluarga bangsawan yang memiliki pengaruh di lingkungan Gereja. Ayahnya, Yohanes, menjabat sebagai konsul dan dikenal sebagai seorang Kristen yang taat. Vigilius menerima pendidikan yang sangat baik, mempersiapkannya untuk peran penting dalam administrasi Gereja. Pada tahun 531, ia diangkat menjadi diakon oleh Paus Bonifasius II. Pada tahun yang sama, Vigilius juga ditunjuk sebagai apocrisiarius (duta besar) untuk Konstantinopel, di mana ia menjalin hubungan dengan penguasa Bizantium.

Pemilihan sebagai Paus

[sunting | sunting sumber]

Pemilihan Vigilius sebagai Paus pada tahun 537 terjadi dalam konteks konflik antara Kekaisaran Bizantium dan Roma. Setelah penggulingan Paus Silverius oleh Jenderal Bizantium Belisarius atas perintah Kaisar Yustinianus I, Vigilius diangkat sebagai penggantinya. Penunjukan Vigilius dianggap kontroversial karena melibatkan campur tangan langsung dari kekuasaan sekuler.

Menurut catatan sejarah, Vigilius sebelumnya telah berjanji kepada Kaisar Yustinianus dan Permaisuri Theodora bahwa ia akan mendukung posisi monofisitisme, yang bertentangan dengan ajaran Kalsedon. Namun, setelah menjadi Paus, Vigilius menghadapi tekanan dari pihak-pihak yang mempertahankan ortodoksi Kalsedon, sehingga sikapnya terhadap isu ini menjadi tidak konsisten.

Sengketa Tiga Pasal

[sunting | sunting sumber]

Salah satu peristiwa paling signifikan dalam kepausan Vigilius adalah keterlibatannya dalam Sengketa Tiga Pasal. Sengketa ini berkaitan dengan kecaman terhadap tiga tulisan teologis yang dianggap mendukung ajaran Nestorianisme. Yustinianus I, dalam upayanya untuk menyatukan Kekristenan di Kekaisaran Bizantium, mengeluarkan dekrit yang mengecam Tiga Pasal. Vigilius awalnya menolak untuk menyetujui dekrit tersebut karena tekanan dari para uskup Barat, yang melihatnya sebagai ancaman terhadap ajaran Kalsedon.

Pada tahun 547, Vigilius dipanggil ke Konstantinopel oleh Yustinianus untuk membahas isu ini. Selama beberapa tahun, Vigilius berada dalam pengasingan virtual di bawah pengawasan kaisar. Ia akhirnya menyerah pada tekanan Justinianus dan mengeluarkan dokumen "Judicatum" pada tahun 548, yang mendukung kecaman terhadap Tiga Pasal. Keputusan ini menuai protes keras dari para uskup Barat, yang menganggapnya sebagai pengkhianatan terhadap Konsili Kalsedon.

Konsili Konstantinopel II

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 553, Yustinianus mengadakan Konsili Konstantinopel II untuk mengesahkan kecaman terhadap Tiga Pasal. Meskipun awalnya menolak untuk hadir, Vigilius akhirnya mengakui keputusan konsili tersebut pada tahun 554 dalam sebuah dokumen yang dikenal sebagai "Constitutum Vigilii." Pengakuannya menimbulkan perpecahan antara Gereja Timur dan Gereja Barat, meskipun ia berharap untuk memulihkan persatuan.

Akhir Kehidupan dan Warisan

[sunting | sunting sumber]

Paus Vigilius wafat pada 7 Juni 555 dalam perjalanan kembali ke Roma setelah bertahun-tahun berada di Konstantinopel. Jenazahnya dimakamkan di Basilika Santo Petrus. Masa kepausannya meninggalkan warisan yang rumit, ditandai oleh konflik teologis, politik, dan perpecahan yang mendalam dalam tubuh Gereja.

Vigilius sering dianggap sebagai simbol dari tantangan yang dihadapi kepemimpinan gerejawi ketika berhadapan dengan pengaruh politik yang besar. Meski kepausannya kontroversial, ia memainkan peran penting dalam sejarah Kekristenan, terutama dalam upaya untuk menavigasi ketegangan antara ortodoksi dan persatuan gereja.


Didahului oleh:
Silverius
Paus
537555
Diteruskan oleh:
Pelagius I

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. Davis, R. "The Lives of the Popes in the Early Middle Ages."
  2. Kelly, J.N.D. "The Oxford Dictionary of Popes."
  3. Ekonomou, A.J. "Byzantine Rome and the Greek Popes."