Lompat ke isi

Kereta api Matarmaja

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kereta api Matarmaja
Kereta api Matarmaja melintas langsung di Tambun Selatan, Bekasi

Kereta api Matarmaja
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta api antarkota
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi VIII Surabaya
PendahuluMaja dan Tatar (1976–1983)
Mulai beroperasi28 September 1983
Lintas pelayanan
Stasiun awalMalang
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirPasar Senen
Jarak tempuh880 km
Waktu tempuh rerata15 jam 10 menit
Frekuensi perjalananSatu kali keberangkatan tiap hari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEkonomi
Pengaturan tempat duduk106 tempat duduk disusun 3-2
kursi saling berhadapan dan tidak bisa direbahkan
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburan-
Fasilitas lainToilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, peredam suara.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional65 s.d. 80-90 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal269-270

Kereta api Matarmaja merupakan layanan kereta api penumpang kelas ekonomi yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk melayani relasi MalangPasar Senen melalui lintas utara Jawa (Semarang TawangSolo Jebres).

Rangkaian kereta api Matarmaja terdiri dari sembilan kereta ekonomi AC Split dengan 106 tempat duduk konfigurasi 3-2 serta satu kereta makan berpembangkit.[1]

Pada Januari 2025, kereta api Matarmaja relasi MalangPasar Senen menjadi kereta api antarkota dengan volume penumpang tertinggi mencapai 32.844 penumpang, melebihi 100% dari kapasitas maksimal. Sementara itu, untuk relasi sebaliknya, Pasar SenenMalang, Matarmaja menempati peringkat keempat sebagai kereta api antarkota dengan volume penumpang tertinggi, mencapai 27.001 penumpang.[2]

Asal-usul jenama

[sunting | sunting sumber]

Nama Matarmaja merupakan singkatan dari nama kota yang dilalui kereta api ini, yakni Malang, Blitar, Madiun, dan Jakarta.

Kereta api Maja dan Tatar (1976–1983)

[sunting | sunting sumber]

Sejarah pengoperasian kereta api Matarmaja dimulai dari peluncuran kereta api Maja pada tahun 1976 yang melayani lintas Madiun–Jakarta melalui Yogyakarta.[3] Untuk memenuhi permintaan pelanggan, PJKA meluncurkan kereta api Tatar, sebuah kereta api pengumpan dari Stasiun Madiun menuju Stasiun Blitar dengan rangkaian kereta yang terdiri dari 1 kereta BW dan 3 CW—pada kemudian hari dilakukan penambahan satu kereta BW. Sesampai di Madiun, rangkaian kereta api Tatar disambung dengan rangkaian kereta api Maja untuk melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Rangkaian kereta api Tatar-Maja saat itu terdiri dari layanan kelas ekonomi dan bisnis hingga dilakukan penghapusan layanan kelas bisnis pada tahun 2002.[3]

Kereta api Matarmaja (28 September 1983–sekarang)

[sunting | sunting sumber]
Kereta api Matarmaja saat melintas langsung Stasiun Sumbergempol

Rute kereta api Tatar-Maja diperpanjang hingga Stasiun Malang pada 28 September 1983 bertepatan dengan ulang tahun Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA, sekarang PT Kereta Api Indonesia) ke-38 tahun, yang mengakibatkan adanya penyesuaian nama kereta api menjadi Matarmaja.[3] Pada awalnya, kereta api tersebut dilakukan penggantian lokomotif penarik di Madiun dari lokomotif CC201 menjadi BB301 sebelum melanjutkan perjalanan menuju Malang karena jalur lintas Kertosono–Malang memiliki tekanan gandar lintas yang kecil. Selain penggantian lokomotif, sebagian rangkaian keretanya juga dipisah.[3]

Pada tahun 1990-an, rutenya sempat diubah sehingga kereta api matarmaja beroperasi melewati jalur utara (via Semarang) walaupun sempat dikembalikan seperti semula hingga peluncuran kereta api Gajayana pada tahun 1999.[3][4]

Sebelumnya, kereta api matarmaja membawa kereta kelas bisnis namun bisa bertahan sejak PT. KA melakukan rasionalisasi pada 2002.

Dan juga sempat mengoperasikan Kereta Ekonomi AC Plus (K3 AC) milik Kementerian Perhubungan buatan PT INKA Madiun pada 14 Agustus 2012 dalam menyambut Angkutan Lebaran Idul Fitri 1433 H / 2012 M, hingga diluncurkannya Kereta api Majapahit yang menggantikan tugas dari kereta api Senja Singosari.

Sejak berlakunya Grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2019 mulai tanggal 1 Desember 2019, kereta api Matarmaja menggunakan pola pengoperasian bertukar rangkaian dengan Kereta api Bengawan, sehingga rangkaian ekonomi milik depo Malang mengalami mutasi menuju Depo Solo Balapan.

Walaupun rangkaian kereta api tersebut berpindah kedudukan, namun operasional kereta api Matarmaja tetap dikelola oleh Daerah Operasi VIII Surabaya (DAOP 8). Namun menggunakan rangkaian yang tidak berkedudukan di Depo Kereta yang berada di DAOP 8 Surabaya.

Dalam budaya populer

[sunting | sunting sumber]

Kereta api Matarmaja pernah digunakan sebagai latar tempat salah satu adegan pada film 5 cm yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Donny Dhirgantoro. Dalam cerita tersebut diceritakan bahwa para tokoh melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Malang untuk mendaki Gunung Semeru.[5][6]

Stasiun pemberhentian

[sunting | sunting sumber]

Kereta api Matarmaja melayani pemberhentian penumpang di stasiun-stasiun berikut.[1]

Provinsi Kabupaten/kota Stasiun
Jawa Timur Kota Malang Malang
Malang Kotalama
Malang Kepanjen
Sumberpucung
Blitar Kesamben
Wlingi
Kota Blitar Blitar
Tulungagung Tulungagung
Kota Kediri Kediri
Nganjuk Kertosono
Nganjuk
Kota Madiun Madiun
Magetan Magetan
Ngawi Ngawi
Walikukun
Jawa Tengah Sragen Sragen
Kota Surakarta Solo Jebres
Kota Semarang Semarang Poncol
Kendal Weleri
Kota Pekalongan Pekalongan
Kota Tegal Tegal
Brebes Brebes
Jawa Barat Cirebon Babakan
Kota Cirebon Cirebon Prujakan
Indramayu Jatibarang
Terisi
Subang Pegaden Baru
Karawang Karawang
Bekasi Cikarang
Kota Bekasi Bekasi
DKI Jakarta Jatinegara (hanya kedatangan dari Malang)
Pasar Senen

Pada tanggal 21 Januari 1981 pukul 03.32, KA 21 Tatar-Maja, bertabrakan dengan KA 20 Senja IV relasi Gambir–Yogyakarta, di kilometer 360+9 petak jalan antara KebasenNotog. Titik koordinat lokasi kejadian adalah 7°30'12.1"S 109°12'33.5"E, tepatnya di Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, persis berada di tepi Sungai Serayu. Kecelakaan ini disebabkan oleh kelalaian PPKA Stasiun Notog yang tertidur. 7 orang menjadi korban jiwa pada kejadian ini, termasuk asisten masinis KA 21. CC201 35 yang menarik KA 21 Tatar-Maja dan CC201 33 yang menarik KA 20 Senja IV kini telah dirucat.

Pada 6 Juli 1988, pukul 01:45 WIB, KA 14 Matarmaja menabrak KA 33 Senja Utama Yogyakarta di jalur 1 stasiun Telagasari akibat KA 14 yang melanggar sinyal masuk stasiun Telagasari yang berkedudukan semboyan 7/tidak aman. Kecelakaan ini menyebabkan 17 orang mengalami luka - luka.[7]

Pada 22 April 2013, kereta api Matarmaja menabrak sebuah bus di Bagor, Nganjuk pukul 21.00. Kejadian ini diduga disebabkan sopir bus tergesa-gesa menyeberang perlintasan sebidang.[8]

Pada 12 Juli 2015, kereta api Matarmaja dari arah Pasar Senen menuju Malang mengalami anjlok di Klemunan, Wlingi, Blitar. Anjlokan ini disebabkan rel yang retak setelah perbaikan yang tidak sempurna. Penumpang berhasil dievakuasi dengan bus menuju Malang.[9]

Pada 22 Oktober 2016, kereta api Matarmaja menabrak sebuah angkutan kota di Sukorejo, Blitar pada pagi hari sekitar pukul 05.30 WIB. Kejadian itu menyebabkan empat orang yang berada di angkot tewas termasuk sopir angkot. Diduga penyebab kecelakaan tersebut karena sopir angkot tidak memperhatikan kondisi sekitar.[10]

Pada 4 Desember 2024, kereta api Matarmaja dari arah Malang menuju Pasar Senen menabrak sebuah Ambulans di Nyawangan, Kras, Kediri pada pukul 13.00 WIB. Peristiwa itu bermula saat ambulans tidak waspada ketika melintasi perlintasan tanpa palang pintu. Dalam kejadian itu sopir ambulans, Mohamad Ali Mustopa yang berusia 29 tahun meninggal usai mengalai luka serius di tangan kanan dan kepala.[11]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Grafik Perjalanan Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2025 (PDF). Bandung: PT Kereta Api Indonesia. 30 Desember 2024. hlm. 540. Diakses tanggal 1 Februari 2025 – via Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 
  2. ^ "KA Joglosemarkerto Jadi Pilihan Favorit, Ini 10 Relasi KA dengan Volume Penumpang Tertinggi Selama Januari 2025". web.archive.org. 2025-02-22. Diakses tanggal 2025-02-22. 
  3. ^ a b c d e "Cerita Matarmaja". Roda Sayap. 2019-03-12. 
  4. ^ Sahronih, Siti (2015-10-19). "8 Fakta Unik Kereta Api Matarmaja ini Mampu Menarik Perhatianmu untuk Tahu Lebih Banyak". Hipwee. Diakses tanggal 2020-04-09. 
  5. ^ "Film '5 Cm' Bikin Ngetop Kereta Matarmaja". detikcom. Diakses tanggal 2020-04-09. 
  6. ^ Okta, Maria (2017-10-16). "KA Ekonomi Matarmaja, Kondang Berkat Jadi Latar Film "5 Cm"". KabarPenumpang.com. Diakses tanggal 2020-04-09. 
  7. ^ Fajar, Alvian (2024-07-13). "Senin, 6 Juli 1988, pukul 01:45 WIB CC201 64 yang membawa KA 14 Matarmaja (GMR - MN) bertabrakan dengan KA 33 Senja Utama Yogyakarta (YK - GMR) yang ditarik oleh CC201 61 di sepur 1 Stasiun Telagasari, Indramayu, Jawa Barat". Facebook. Diakses tanggal 2024-30-09. 
  8. ^ "AntaraJatim: Bus Sugeng Rahayu Tabrak Kereta Api Matarmaja". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-23. Diakses tanggal 2015-07-12. 
  9. ^ "Polisi Duga Rel Retak Pemicu Anjloknya KA Matarmaja". Diakses tanggal 2025-02-05. 
  10. ^ Merdeka: Angkot ditabrak KA Matarmaja, 4 orang tewas
  11. ^ Rinanda, Hilda. "7 Fakta Sopir Ambulans Tewas Tertabrak KA Matarmaja Usai Antar Jenazah". detikjatim. Diakses tanggal 2025-02-05.