Lompat ke isi

Kereta api Pasundan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kereta api Pasundan
Kereta api Pasundan berangkat dari Stasiun Klaten
Informasi umum
Jenis layananKereta api antarkota
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi II Bandung
PendahuluBadrasurya
Mulai beroperasi18 Februari 1996
Operator saat iniKereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian1.300 penumpang per hari[1][butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awalKiaracondong
Jumlah pemberhentian27 stasiun
Stasiun akhirSurabaya Gubeng
Jarak tempuh691 km
Waktu tempuh rerata13 jam 38 menit[2]
Frekuensi perjalananSatu kali keberangkatan tiap hari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEkonomi
Pengaturan tempat duduk106 tempat duduk disusun 3-2
kursi saling berhadapan dan tidak bisa direbahkan
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiKaca dupleks
Fasilitas lainToilet, alat pemadam api, penyejuk udara
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional70-90 km/jam
Pemilik jalurDitjen Perkeretaapian, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal239–240

Kereta api Pasundan merupakan layanan kereta api penumpang kelas ekonomi yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia (KAI) untuk melayani relasi KiaracondongSurabaya Gubeng melalui lintas selatan Pulau Jawa.

Pengoperasian kereta api

[sunting | sunting sumber]

Kereta api Pasundan pertama kali beroperasi pada musim mudik Hari Idul Fitri tahun 1996[butuh rujukan]untuk mendampingi kereta api Badrasurya — merupakan singkatan dari lintas yang dilaluinya yakni Bandung Raya–Surabaya. Kereta api Badrasurya yang telah beroperasi sejak tahun 1970-an merupakan layanan kereta api kelas ekonomi, tetapi titik keberangkatan kereta api tersebut berada di Stasiun Bandung. Karena adanya kebijakan penyederhanaan layanan yang dilakukan oleh Perumka menyebabkan kereta api Badrasurya berhenti beroperasi sehingga hanya kereta api Pasundan yang melayani.[butuh rujukan]

Mulai 1 Desember 2019, kereta api Pasundan bertukar rangkaian dengan kereta api Kahuripan di Stasiun Kiaracondong. Pada tanggal yang sama, kereta api Pasundan mulai melayani penumpang reguler di Stasiun Ngawi yang sebelumnya hanya melayani penumpang ke arah Surabaya.

Mulai 1 Juni 2023 bertepatan dengan grafik perjalanan kereta api (Gapeka) tahun 2023, kereta api Pasundan sudah tidak melayani Stasiun Wonokromo.

Hingga akhir tahun 2024, kereta api Pasundan belum mendapatkan peremajaan sarana.

Harga tiket Kereta api Pasundan tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah dengan harga mencapai Rp 250.000—320.000 menjadikannya sebagai kereta api termurah jika ingin bepergian dari Surabaya ke Bandung maupun sebaliknya.[3]

Stasiun pemberhentian

[sunting | sunting sumber]
Provinsi Kota/Kabupaten Stasiun[4] Keterangan Status
Jawa Timur Surabaya Surabaya Gubeng A J T FD07
Stasiun ujung, terintegrasi dengan Commuter Line Arjonegoro, Dhoho, Penataran, Jenggala, Sindro, Supas, Tumapel, dan angkutan pengumpan Wirawiri Suroboyo
Mojokerto Mojokerto J
Terintegrasi dengan Commuter Line Dhoho dan Jenggala
Jombang Jombang
Terintegrasi dengan Commuter Line Dhoho
Nganjuk Kertosono
Nganjuk
Kabupaten Madiun Caruban
Kota Madiun Madiun
Ngawi Ngawi
Walikukun
Jawa Tengah Sragen Sragen
Surakarta Purwosari Y BK AS
Terintegrasi dengan bus rel Bathara Kresna dan kereta api Bandara Internasional Adi Soemarmo. Stasiun ini juga merupakan stasiun pemberhentian Commuter Line Yogyakarta
Klaten Klaten Y AS
Terintegrasi dengan kereta api Bandara Internasional Adi Soemarmo. Stasiun ini juga merupakan stasiun pemberhentian Commuter Line Yogyakarta
Purworejo Kutoarjo P
Terintegrasi dengan Commuter Line Prambanan Ekspres
Kebumen Kebumen
Gombong
Cilacap Kroya
Maos
Sidareja
Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta Lempuyangan Y  4B   10 
Terintegrasi dengan Commuter Line Yogyakarta
Kulon Progo Wates P YA
Terintegrasi dengan Commuter Line Prambanan Ekspres dan kereta bandara YIA
Jawa Barat Banjar Banjar
Ciamis Ciamis
Tasikmalaya Tasikmalaya
Garut Cipeundeuy Terletak di dekat Jalan Lintas Selatan Jawa
Cibatu C
Terintegrasi dengan Commuter Line Garut
Leles
Bandung Kiaracondong B C
Stasiun ujung, terintegrasi dengan Commuter Line Bandung Raya dan Garut

Legenda

Stasiun ujung (terminus)
Berhenti untuk semua arah
  • Pada hari Jum'at tanggal 27 Juni 2014 pukul 07.45 WIB, terjadi peristiwa luar biasa hebat (PLH) Anjlokan KA 160 Pasundan di jembatan BH No. 1055 Km 236+100/400 petak jalan antara CipeundeuyCirahayu, lintas BandungBanjar, wilayah operasional Daop II Bandung. Menurut Laporan Akhir Komite Nasional Keselamatan Transportasi, peristiwa ini disebabkan oleh adanya tiga bantalan lapuk berurutan di BH 1055, Km 236+100/400 sehingga tidak mampu menahan gaya dinamika kereta api. Beberapa faktor yang berkontribusi yakni, tidak dipasangnya semboyan pembatas kecepatan, serta kegagalan sambungan rel dengan pengelasan yang tidak baik.[5]
  • Pada 11 Januari 2016, kereta api Pasundan menabrak truk bermuatan pasir di perlintasan sebidang Km 369+700/800 petak jalan antara JeruklegiKawunganten tepatnya di Desa Kubangkangkung, Kawunganten, Cilacap. Insiden ini tidak menimbulkan korban jiwa namun kereta api Pasundan sempat tertahan di lokasi kejadian sekitar 2 jam karena menunggu lokomotif pengganti dari Kroya.[6]
  • Pada 5 April 2016, kereta api Pasundan mengalami anjlok di petak jalan antara LelesLebakjero. Kejadian ini menyebabkan sejumlah kereta api tertahan di Stasiun Cibatu.[7]
  • Pada 30 Mei 2024 sekitar pukul 23.54 WIB, terjadi insiden pelemparan oleh sekelompok suporter sepakbola terhadap kereta api Pasundan saat melintas di JPL 5 Jalan Ambengan, Kota Surabaya, tepatnya di Km 3+700/800 di petak jalan antara Surabaya GubengSurabaya Kota. Kejadian ini mengakibatkan kaca pecah di tujuh sarana kereta api Pasundan.[8][9]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]