Lompat ke isi

Wikipedia:Warung Kopi (Bahasa)/Arsip/April 2010

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas



Dialek dan Bahasa

Beberapa artikel kok agak rancu ya, antara menggunakan "Bahasa" atau "Dialek". Di judul tertulis "Bahasa ....." tapi isinya "Dialek ...." . Berikut ini saya daftar kesalahan dan pembetulannya menurut artikel Bahasa Jawa dan Ethnologue.

Pengecualian:

Bukannya bahasa dan dialek itu beda ya?

Menurut Ethnologue, rumpun bahasa Jawa hanya ada lima bahasa, termasuk bahasa Jawa, Tengger dan Osing. Sementara Surabaya, Banten, dll termasuk dialek, bukan bahasa tersendtp://whttp://www.ethnologue.com/show_language.asp?code=jav Lihat ini]. Mohon pendapatnya. Trims. Salam NoiX180 (bicara) 08:05, 18 Desember 2009 (UTC)

Wah, gak ada yg nanggapi ya :). Ya udah gue aja. Dialek dan bahasa memang tidak mudah diukur bedanya. Kriteria yang umum tapi kurang jelas adalah saling terpahami ("intelligible"), aksen dan cara bicara yang paling dominan dipakai untuk membedakan dialek2 (khususnya untuk bhs2 Indo-Eropa). Usaha menguantifikasikan sudah dilakukan, dg menggunakan Tabel Kata Dasar (dari Dyen kalau tidak salah) yg berisi 200 kata yg seharusnya ada di setiap bahasa. kalau kesamaannya minimal 80pct (kalau tidak salah) dianggap dialek scr kuantitatif. Bhs Tengger dan Osing ataupun Cirebon dan Banten semuanya "intelligible" oleh telinga orang Jawa Yogya-Solo meski aneh kedengarannya. Orang Cirebon sering mengaku tidak memahami bhs Osing. Ethnologue sptnya berusaha menggunakan kriteria kuantitatif untuk bahasa2 lokal yang tidak diklaim scr politik sbg bahasa. Coba baca en:A language is a dialect with an army and navy Kembangraps (bicara) 10:50, 18 Desember 2009 (UTC)
Lalu, apakah harus dibiarkan "Bahasa Jawa ...." atau "Dialek ...."? IMO, WBI sekarang sepi. NoiX180 (bicara) 11:51, 18 Desember 2009 (UTC)
Ternyata bukan saya sendiri yang sering merasa sedang "monolog" (secara tertulis tentu saja) di Warung Kopi. Tapi maklumlah, libur panjang 1 Sura. Tunggu beberapa hari lagi :). Mengenai usulan di atas, saya sih setuju, asalkan mengikuti suatu standar tertentu (dalam hal ini Ethnologue), daripada tidak ada standar sama sekali. Yang perlu dipikirkan ke depannya adalah artikel-artikel non bahasa di Indonesia.
Bennylin
12:44, 18 Desember 2009 (UTC)

Kalau ikut cara Wiki Inggris, jadi "Bahasa Jawa Banyumasan" atau "Bahasa Jawa Dialek Banyumasan". Coba lihat Alemannic German. sorry telat dan Tabel Kosa Kata Dasar bukan dari Dyen tapi Morris Swadesh. Kembangraps (bicara) 19:16, 11 Januari 2010 (UTC)

Bukannya Basa Banyumasan berdiri sendiri? Wikipedianya juga ada. Kalau tidak salah, itu merupakan seperti bahasa gabungan antara bahasa Jawa dan Sunda???????? ????? Sersan Mayor Kururu (bicara) 09:18, 28 Februari 2010 (UTC)
Saya setuju dengan Mas Kembangraps, yakni dengan nama "Bahasa Jawa Dialek ..." wic2020bicara 06:57, 1 Maret 2010 (UTC)

@Pak Serma: tentu saja orang boleh menyebut bahasa/basa Banyumasan, namun secara linguistik dan sejarah ia adalah dialek dari Bahasa Jawa, spt juga bahasa Banten atau Osing, yang juga dialek bahasa Jawa. Sebaiknya kita tidak terlalu meributkan kaitan bahasa dgn semangat kedaerahan: penyebutan bahasa atau dialek tidak melunturkan nasionalisme seseorang, apalagi membuatnya jadi subordinat. Ada Wikipedianya bukan berarti "naik gengsi" terus bisa diproklamasikan bhw ia bhs tersendiri. Dan, bahasa Banyumasan bukan campuran Sunda-Jawa, tapi boleh jadi bentuk arkaik (awal) bhs Jawa. Kembangraps (bicara) 13:06, 10 Maret 2010 (UTC)

Dan jangan lupa, bahasa Indonesia adalah varian dari bahasa Melayu, tapi punya Wikipedia sendiri ;) Gombang (bicara) 09:09, 19 Maret 2010 (UTC)
Karena punya negara sendiri, Gombang, hehehe...
bennylin
09:21, 19 Maret 2010 (UTC)
Bahasa Indonesia kan bahasa yang berdiri sendiri... -- Si Gam Acèh (bicara) 18:16, 30 Maret 2010 (UTC)

Tidak harus begitu sih, tapi memang ada ungkapan "a language is a dialect with army and navy". Saya sebenarnya cuma mau bilang di Wikipedia dialek/varian pun bisa punya Wikipedia sendiri (bandingkan juga Wikipedia bahasa Arab dan Wikipedia bahasa Arab Mesir) Gombang (bicara) 09:31, 19 Maret 2010 (UTC)

@Gombang Saya semakin bingung kalau begitu, jadi tidak ada standar (di sini saya pakai ethnologue). Penamaan artikel-artikel "dialek" sebaiknya diperjelas. Saya cabut usul saya sebelumnya, dan saya cukup setuju dengan usul mas Kembangraps jika diberi nama 'Bahasa A dialek B' atau 'Bahasa A B' (B = nama dialek). Tp, supaya judulnya tidak menjadi terlalu panjang, saya cenderung ke usul terakhir, dengan format Bahasa A B. Dengan begitu masalahnya tinggal 1, Bahasa Banyumasan, yang seharusnya menjadi Bahasa Jawa Banyumasan karena merupakan salah satu dialek Bahasa Jawa. Bisa segera saya pindahkan? NoiX180 (bicara) 13:22, 19 Maret 2010 (UTC)
Buat standar, pakai Ethnologue saja. Saya hanya ingin menunjukkan selalu ada perdebatan tentang perbedaan "dialek" dan "bahasa", maaf kalau bikin bingung. Saya setuju dengan usul Kembangraps. Nanti dalam artikelnya tinggal disebutkan saja bahwa itu adalah dialek. Gombang (bicara) 14:29, 19 Maret 2010 (UTC)
Nantinya semua penamaan bahasa dalam sistem komputer dan multilingual system akan mengacu pada standar ISO639. Saat ini hampir semua aplikasi internet sudah mendukung standar ISO639-1, dalam sistem ini ada 3 bahasa nusantara yang sudah diakui yakni B.Indonesia, B.Jawa dan B.Sunda. Contoh aplikasi yg sudah mengadaptasi 3 bahasa nusantara ini adalah Googgle.com, Wordpress.com dan Wikipedia.com. ISO639 mempunyai 5 level yakni ISO639-1,-2,-3,-4 dan -5. Dalam ISO639-2 ada 18 atau 19 {mohon dihitung lagi, pada situs yg saya cantumkan diakhir pembicaraan saya ini) bahasa nusantara termasuk 3 bahasa diatas yang sudah resmi diakui. Bayangkan +- 19 bahasa untuk sebuah negara, sebuah jumlah yang sangat besar. Jadi siap-siap saja kita menerjemahkan Wikipedia ke 19 bahasa nusantara spt madura, batak, bugis, nias, sasak, aceh, padang dll ..wow...!!?? Belum lagi kalau isinya ditulis dengan aksara daerah yg sudah masuk Unicode [1] atau ISO/IEC 10646. Kode lengkap ISO639-2 bisa dilihat di [2] eMpu Pallawa (bicara) 17:20, 21 April 2010 (UTC)

Kesalahan Penggunaan Imbuhan meng-

Saat ini sering kita jumpai bentukan kata berimbuhan meng- (dengan berbagai variasinya: me-, men- mem-, menge-, dan meny-) yang tidak tepat penggunaannya. Misalnya kata mengkonsumsi dan mengonsumsi, mengkonfirmasi dan mengonfirmasi, memprogram dan memrogram, dan lain-lain. Hal ini tentunya akan membingungkan para pengguna bahasa. Bentuk mana yang benar?

Berdasarkan kaidah bahasa, imbuhan meng- bila diikuti kata-kata yang diawalai fonem /k/, /p/, /t/, dan /s/, maka fonem awal tersebut luluh/hilang.
Misalnya:

  • meng- + kuras -> menguras
  • meng- + pukul -> memukul
  • meng- + tarik -> menarik
  • meng- + sapa -> menyapa

Anda tentunya dapat memberikan contoh-contoh yang lain.

Akan tetapi, kaidah itu tidak berlaku (fonem awal /k/, /p/, /t/, dan /s/ tersebut tetap melekat) bila imbuhan meng- tersebut diikuti kluster (konsonan rangkap).
Misalnya:

  • meng- + /kr/itik -> mengkritik
  • meng- + /pr/ovokasi -> memprovokasi
  • meng- + /tr/ansfer -> mentransfer
  • meng- + /st/imulasi -> menstimulasi

Berdasarkan penjelasan dan contoh-contoh tersebut tentunya para pembaca/pengguna bahasa tahu bentuk mana yang benar dan mana yang kurang tepat. Mudah-mudahan bisa menambah khasanah pengetahuan kita. Amin.

Eko Agus Prasodjo 08:39, 27 Februari 2010 (UTC)--Eko Agus Prasodjo 09:37, 27 Februari 2010 (UTC)

Terima kasih untuk infonya. Tertarik untuk memulai artikel meng-?
Peraturan ini saya rasa sedikit berbeda dengan untuk awalan "peng-"; setahu saya tidak ada konsonan "/mX/", sehingga tidak perlu dikhawatirkan "meng-"+"mX", tapi seperti contoh kata "program" di atas, ada banyak kata serapan dengan konsonan ganda "pr", "pl", dll.. Awalan "peng-" bila dilekatkan pada kata dasar seperti ini mau tidak mau harus luluh: "pemrogram", selamaya bukan "pemprogram". Nah, kalau demikian apa tidak sebaiknya "memprogram" mengikuti kaidah awalan "peng-" saja menjadi "memrogram" agar tidak membingungkan?
bennylin
11:49, 28 Februari 2010 (UTC)
Tidak hanya pada kata serapan berkonsonan ganda saja yang saya kira bermasalah. Ada beberapa kata yang bahkan bukan kata serapan akan menjadi aneh dan asing terdengar apabila diluluhkan karena kombinasi bunyi yang awkward. Contoh:
  • meN- + tenaga + i = menenagai? atau mentenagai?
  • peN- + sinyal + an = penyinyalan? atau pensinyalan?
  • meN- + sintesis = menyintesis? atau mensintesis? Hand15 (bicara) 07:07, 1 Maret 2010 (UTC)
Daftar yang bagus. Pada ketiga contoh di atas
-Tenaga -> pada dasarnya bukan kata kerja melainkan kata benda yang mengalami perubahan kelas, sehingga kalau bentuknya "menenagai" orang akan 'kebingungan' apa kata dasarnya. Ini bisa dikategorikan menjadi kata yang masih "asing di telinga"
-Sinyal -> ny<vokal>ny merupakan bentuk yang dihindari. Sama seperti kata berawalan "c":"cuci" (dulu dieja "tj":"tjutji") seharusnya secara bunyi imbuhan yang tepat adalah "meny" (dulu dieja "menj-") tapi pada jaman ejaan Soewandi dulu (atau sebelumnya?) diputuskan karena bunyi (dan tulisan) "menjtjutji" 'aneh' (tidak bisa diluluhkan, sudah direserve oleh kata berawalan "s": "suci") maka imbuhannya diputuskan ditulis sebagai "men-", bukan "meny-" (ref: TBBBI)
-Sintesis -> kata asing, berdasarkan sistem tata bahasa baku BI tidak diluluhkan ketika diberi imbuhan "peN-" dan "meN-". Alasannya tidak disebutkan, tapi saya rasa karena belum umum saja (orang yang tidak terpelajar tidak bisa serta-merta menerka apakah kata dasarnya "nyintesis" atau "sintesis")
bennylin
10:51, 8 Maret 2010 (UTC)
Kalo nggak salah ada aturan seperti "me-" + "publikasi" = "mem[p]ublikasi". Namanya apa ya ??? Udah lupa saya... (kalau tidak salah pelajaran kelas SMP 2) ·· Kenrick ( ) 14:06, 16 April 2010 (UTC)
Peluluhan.
bennylin
15:24, 16 April 2010 (UTC)

Nanya

Not specifically outlawed bagusnya diterjemahkan sebagai tidak dilarang secara spesifik atau tidak ada larangan spesifik? Trims • Mimihitam  • 10:47, 25 Maret 2010 (UTC)

Lebih baik tidak ada larangan spesifik, karena kata tidak dilarang secara spesifik ambigu dan bisa berarti: secara spesifik tidak dilarang maupun tidak secara spesifik dilarang.Hand15 (bicara) 12:46, 25 Maret 2010 (UTC)
Kalau ada Wikipedia Bahasa Indonesia Sederhana (:id:simple) maka mungkin akan ditulis "sebenarnya tidak dilarang" :)
bennylin
13:21, 25 Maret 2010 (UTC)

Terima kasih banyak • Mimihitam 

Nimbrung nih. Kalau menurut saya sih yang bener tidak dilarang secara spesifik, kurang lebih seperti "not outlawed specifically". Kalau "tidak ada larangan spesifik", lebih ke "no specific prohibition/inhibition/ban" --tedi (bicara) 10:41, 17 April 2010 (UTC)

Banyak yang Salah

Terkadang, ketika saya sedang berselancar di Wikipedia Indonesia, ada saja ejaan yang salah yang terdapat pada artikel. Seperti Shalat Jenazah harusnya kan 'Shalat'-nya tak memakai 'h' setelah 's' jadi tertulis 'Salat'. Mohon tolong diperbaiki artikel yang masih menggunakan huruf 'h' setelah 's' dalam kata 'salat'. bila menemukan|

Kadang ada juga yang menggunakan imbuhan 'di' tapi menambahkan spasi sebelum kata dasarnya. Misalnya,
di- + tendang = (seharusnya) ditendang (malah ditulis) di tendang

kecuali kalau kata depan yang menunjukkan tempat, misalnya,

di (kata depan) + rumah = (seharusnya) di rumah (bukan) dirumah (<=kalau tak salah, ejaan Republik tidak memedulikan ini)

Tolong apabila menemukan, segera diganti dengan yang benar Kita kan sudah punya Ejaan Yang Disempurnakan, ngapain pake Ejaan Republik (<= maaf apabila ini agak kasar) Sersan Mayor Kururu (bicara) 08:25, 26 Maret 2010 (UTC)

Kami kontributor Wikipedia Bahasa Indonesia juga manusia yang tidak luput dari kesalahan. Jika Anda menemukan kesalahan silakan disunting. Jangan takut. Sekian dan terima kasih. ·· Kenrick ( ) 10:37, 26 Maret 2010 (UTC)
Bisa pakai alat bantu AutoWikiBrowser contoh hasil.
bennylin
16:23, 26 Maret 2010 (UTC)
Bung Serma Kururu silahkan membantu memperbaiki. Sebagian besar penyunting Wikipedia Bahasa Indonesia menggunakan KBBI sebagai pedoman, namun para penyunting mempunyai konvensi tersendiri terhadap beberapa penulisan ejaan (lihat ini) dan hal tersebut tidak mengapa. Saya sendiri lebih menyukai penulisan shalat daripada salat (sebab bagi saya terkesan seperti salad jadinya). Salam, Naval Scene (bicara) 05:09, 12 April 2010 (UTC)
Hm... kalau begitu, selain KBBI, berpedomanlah ke EYD. Sebenarnya, saya sepertinya juga lebih menyukai shalat daripada salat. Sebenarnya sih, menurut transliterasinya Arab-Latin Departemen Agama, salat aslinya dituliskan dengan huruf s memiliki titik di bawahnya. Namun, dalam penggunaan ke bahasa Indonesia sehari-hari, titik tersebut dapat dihilangkan. Ya, termasuk juga Madrasah Aliyah seharusnya Madrasah Aliah, Tsanawiyah Sanawiah, dan Ibtidaiyah Ibtidaiah. Ramadhan Ramadan. Coba lihat di toko buku buku tentang EYD. :) Sersan Mayor Kururu (bicara) 13:18, 19 April 2010 (UTC)
Mengapa juga harus ke toko buku, kan ada Wikisource.
βέννψλιν
13:21, 19 April 2010 (UTC)
Kalau ke toko buku, kan gak bayar ISP. Lagipula, rumah saya dekat kok dengan toko buku. Tinggal numpang baca saja...... Sersan Mayor Kururu (bicara) 17:18, 20 April 2010 (UTC)

Sedkit menambahkan mengenai preposisi di, penulisannya harus dipisah dengan kata yang mengikutinya. Contoh: di mana, di sini, di sana, di mana-mana, di rumah, di kantor dsb. Penggunaan di sebagai preposisi diikuti oleh kata keterangan, yakni berupa keterangan tempat, ataupun keterangan waktu dan keterangan yang lainnya, jadi bukan hanya KETERANGAN TEMPAT SAJA seperti kebanyakan orang bilang (termasuk guru bahasa Indonesia saya :-). Kata di sebagai preposisi sama kedudukannya dengan preposisi ke, dari, pada, dalam dsb.

Contoh preposisi di diikuti keterangan tempat:

  • di rumah, ke rumah, dari rumah
  • di kantor, ke kantor, dari kantor
  • di mana? ke mana? dari mana?
  • di sini, ke sini, dari sini
  • di sana, ke sana, dari sana

Contoh preposisi di diikuti keterangan waktu:

  • di zaman, pada zaman
  • di saat, pada saat
  • di sela-sela waktu istirahat, pada sela-sela waktu istirahat

Sedangkan kata di sebagai awalan, penggunaannya harus dirangkaikan dengan kata dasar yang mengikutinya, sehingga menghasilkan kata kerja bentuk pasif. Awalan di ini ditulis serangkai, dengan bercirikan kata yang berawalan di bisa diubah menjadi awalan me~ atau ter~.

Contoh kata di sebagai awalan:

  • dimakan, memakan, termakan
  • ditulis, menulis, tertulis
  • dibaca, membaca, terbaca
  • disatukan, menyatukan, tersatukan

Ariyanto (bicara) 04:52, 1 Mei 2010 (UTC)


Nanya lagi

Nevertheless this subject is low key and not openly talked about. Saya bingung dengan arti low key... maka dari itu, kira-kira terjemahan yang pas untuk seluruh kalimat itu apa ya? Trims • Mimihitam  • 15:04, 26 Maret 2010 (UTC)

Dari Wiktionary "Low Key":
  1. A restrained or subdued situation (situasi yang tertutupi ataupun terbatasi) Hand15 (bicara) 19:23, 26 Maret 2010 (UTC)

Susah juga emang, mungkin "Namun demikian persoalan ini bersifat terbatas dan tidak dibicarakan secara terbuka (tidak mengemuka)." --tedi (bicara) 11:17, 17 April 2010 (UTC)

Kalau versi saya (terjemahan bebas): "Meskipun demikian, masalah ini tidak dianggap terlalu penting dan tidak dibicarakan secara terbuka". Salam, Naval Scene (bicara) 12:16, 17 April 2010 (UTC)

Klasifikasi Bahasa

Klasifikasi bahasa manakah yang digunakan di WBI? Apakah klasifikasi menurut Ethnologue atau klasifikasi yang digunakan oleh Wikipedia Bahasa Inggris? -- Si Gam Acèh (bicara) 07:14, 29 Maret 2010 (UTC)

Yang ada di Wikipedia bahasa Inggris 'kan memakai referensi, dan jelas dibuat oleh para etnolog. Tidak mungkin oleh orang yang tidak ahli di bidangnya.
Sebagai tambahan, lihat daftar bahasa menurut rumpunnya dan klik pranala ke situs ini.

-- Adiputra बिचर -- 04:35, 31 Maret 2010 (UTC)

Klasifikasi bahasa menurut Ethnologue dan Wikipedia Bahasa Inggris berbeda. -- Si Gam Acèh (bicara) 04:51, 2 April 2010 (UTC)

Sepanjang yang saya ketahui, sebagian besar mengikuti Wikipedia bahasa Inggris karena kebanyakan diterjemahkan dari sana. •• ivanlanin 02:25, 2 April 2010 (UTC)

Atau sumber lainnya. Setiap pakar bisa menggunakan definisi yang berbeda. Ethnologue bisa saja salah. Meursault2004ngobrol 14:44, 16 April 2010 (UTC)

Penamaan bahasa dalam sistem komputer dan multilingual system mengacu pada standar ISO639[3]. eMpu Pallawa (bicara) 23:42, 21 April 2010 (UTC)


Kutipan dari Bahasa Melayu

Baru-baru ini saya mulai menulis artikel Ketuanan Melayu. Ada banyak sekali kutipan-kutipan yang berbahasa Melayu, apakah ini perlu diterjemahkan dalam bahasa Indonesia?

Contoh kutipan dari Dilema Melayu karya Mahathir Mohamad:

Hand15 (bicara) 13:06, 9 April 2010 (UTC)

Ya, aneh juga ya kalau diterjemahkan. Mungkin diberi catatan kaki saja pada kata-kata yang tidak lazim (misalnya boleh di sini juga berarti dapat, kongsi berarti berbagi (itu dari bahasa Tionghoa kan?). Ini lazim kalau membahas sastra lama (walaupun buku "Malay Dilemma" jelas bukan sastra lama :D) Atau kalau mau terjemahannya ditulis sebagai catatan kaki saja. Btw, Malay Dilemma bukannya awalnya ditulis dalam bahasa Inggris baru kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu? Memang begitu menurut ms.wiki Gombang (bicara) 04:41, 10 April 2010 (UTC)

Masalahnya Wikipedia:Pedoman penamaan/Karya ini juga berlaku untuk buku-buku Bahasa Melayu tidak sih? Apakah bahasa Melayu dianggap sebagai "Bahasa Asing"?Hand15 (bicara) 09:18, 11 April 2010 (UTC)

Bahasa asing jelas tidak. Bahasa lain? Bisa diperdebatkan :D Kalau tidak salah dulu zaman konfrontasi pernah keluar larangan impor publikasi berbahasa Indonesia yang diterbitkan di luar negeri, dan pada prakteknya ini berarti bahan cetakan terbitan Malaysia yang ditulis dalam bahasa Melayu dilarang masuk. Ini yang dulu menghalangi interaksi bahasa Indonesia-Malaysia. Kembali ke pokok pembahasan, judul buku bahasa Malaysia menurut pendapat saya sih tidak perlu diterjemahkan, meskipun artikel Wikipedianya perlu. Gombang (bicara) 10:17, 11 April 2010 (UTC)


penulisan

Tulisan dalam Bahasa Indonesia yang benernya "pinguin" atau "penguin"????

makasih118.96.113.64 08:55, 12 April 2010 (UTC)

Anda mungkin bisa lihat ini: KBBI Daring versi resmi. Oh iya, Bung Penyunting Anonim jangan lupa login dulu ya. Salam, Naval Scene (bicara) 09:14, 12 April 2010 (UTC)
Pingin aja. Tampil beda dong
bennylin
15:24, 16 April 2010 (UTC)
Menurut KBBI memang sebenarnya adalah penguin. Tetapi ejaan pinguin (dulu) juga sering digunakan. Bedanya ialah bahwa penguin diambil dari bahasa Inggris sementara pinguin diambil dari bahasa Belanda. Meursault2004ngobrol 08:36, 17 April 2010 (UTC)

Ambiguitas Beringin di KBBI dan di artikel Garuda Pancasila wiki EN

Saya barusan melihat, bahwa ada kerancuan dalam penggunaan istilah ficus benjamina dari KBBI, bahwa pohon beringin = ficus benjamina. Ini juga dirujuk dalam artikel Garuda Pancasila bagian sila ke-3. Saya pikir2 dan lihat2 dari pencarian di google images, Ficus benjamina itu tidak sama dengan pohon beringin yang ada di Garuda Pancasila. Ini, menurut saya kerancuan tingkat fatal dan darurat, karena dapat ditemukan di KBBI, versi daring di http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php. Karena menurut Wiki EN, pohon beringin, terutama yang ada di Garuda Pancasia itu adalah pohon en:Banyan. Lihat di en:Garuda Pancasila, bukan beringin / ficus benjamina. Kalau dari hasil pencarian dan pemikiran saya, KBBI-lah yang keliru, namun saya ingin mohon pendapat rekan2 dan bagaimana membenarkan kerancuan ini. Siapakah yang keliru, KBBI, atau Wiki EN? Terimakasih. Salam, em (bicara) 13:36, 12 April 2010 (UTC)

Saya yakin sekali, bahwa salah satu diantara keduanya pasti benar (lho..?). Ngomong-ngomong anda di undang berpartisipasi di halaman Wikipedia:ProyekWiki Disambiguasi. Awas kesempatan terbatas ! Dapatkan informasi lengkapnya pada Sdr. Bennylin. Over and Out.  Ę-oиė   >>>  ™ 15:00, 12 April 2010 (UTC)

Banyan dan ficus benjamina satu marga, sama-sama ficus. Mungkin ini sama kasusnya dengan Surian. Ada yang menyebutnya sebagai T. sinensis tapi ada pula yang bilang T. sureni. Di Wikipedia Surian merujuk pada sebarang tumbuhan bermarga Toona . Untuk jelasnya silakan hubungi botanis terdekat (contoh Pengguna:Kembangraps). Gombang (bicara) 16:11, 12 April 2010 (UTC)

Saya kira KBBI benar. Pohon beringin yang dikenal umum di Indonesia (Jawa), misalnya di kebanyakan alun-alun di kota-kota di Jawa, adalah Ficus benyamina (lihat misalnya di Jogya). Dari contoh-contoh inilah agaknya diambil perlambang (lukisan) beringin sebagai pengayom atau pemersatu. Istilah banyan tree sendiri --secara salah kaprah-- sering digunakan untuk menyebut jenis Ficus yang lain di luar pohon banyan yang asli, F. benghalensis (periksa pada en:Banyan (klasifikasi)). Lagipula, banyan F. benghalensis menyebar terbatas di anak benua India. Salam, Wie146 (bicara) 06:08, 13 April 2010 (UTC)

Mendukung Wie. Pohon bodhi pun dlm teks bahasa Inggris juga sering disebut sbg. banyan. Kalau tidak salah, jenis-jenis Ficus, terutama yang berbentuk pohon, dikenal sebagai ara (ki ara [Sd.] = pohon ara). Saran saya, kalau kebingungan dengan nama2 tumbuhan, rujuklah buku2 botani yang autoritatif. Pustaka botani berbahasa Indonesia banyak yang baik dalam pemilihan istilah2nya. Kembangraps (bicara) 09:38, 17 April 2010 (UTC)

Namun, dll

Saya pernah baca bahwa kata "Namun, walaupun, meskipun, dll" tidak boleh menjadi awal kalimat, contoh: "Ia adalah seorang pencuri. Namun, ia juga blablabla". Ada yang bisa klarifikasi? Cheers  Mimihitam  13:31, 16 April 2010 (UTC)

Pak Ivan Lanin bilang boleh.

(Dikutip dari : Facebook). ·· Kenrick ( ) 14:02, 16 April 2010 (UTC)

Saya sebisa mungkin menghindarinya: "Ia adalah seorang pencuri, namun ia juga blablablabla...". Nanti saya juga carikan referensinya. Janji Wikipedia
bennylin
14:08, 16 April 2010 (UTC)
Janji kampanye apa lagi nih ??? ·· Kenrick ( ) 14:13, 16 April 2010 (UTC)

Kalau kasusnya begini gimana: Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali.  Mimihitam  14:20, 16 April 2010 (UTC)

Mungkin bisa jadi Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan. Namun pada era modern cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali. ·· Kenrick ( ) 14:27, 16 April 2010 (UTC)
"..., namun pada era modern cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali." Tidak usah pakai koma di anak kalimat itu.
bennylin
15:24, 16 April 2010 (UTC)
Bisa merujuk pada buku ini:http://books.google.com/books?id=0CQsQ9dmbNEC&pg=PA137&dq=kata+penghubung+intrakalimat&hl=id&ei=f3TIS-b_B5WekQX5t8SdCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CDwQ6AEwAw#v=onepage&q=kata%20penghubung%20intrakalimat&f=false Hand15 (bicara) 14:31, 16 April 2010 (UTC)
Menurut yang saya tangkap: Kata "namun", "walaupun", "meskipun", itu adalah penghubung antarkalimat. Jadi dia berada di awal kalimat. Kata seperti "meski", "sebab", dan "karena" adalah penghubung intrakalimat, sehingga dia tidak boleh berada di awal kalimat, kecuali apabila anak kalimat berada di depan dan induk kalimatnya di belakang. Hand15 (bicara) 14:37, 16 April 2010 (UTC)
Apakah kira-kira perlu dibuat konsensus mengenai hal ini?  Mimihitam  14:39, 16 April 2010 (UTC)
Mungkin saja... ·· Kenrick ( ) 14:43, 16 April 2010 (UTC)
Buat aja aturan selingkung.
bennylin
15:24, 16 April 2010 (UTC)

Tambahan dari Pak Ivan :

(Dikutip dari : Facebook) ·· Kenrick ( ) 15:45, 16 April 2010 (UTC)

Harap hati-hati dalam mendiskusikan penggunaan konjungsi bila belum memahami benar bagaimana kalimat kompleks dibentuk (kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dsb.). Sebagai contoh, kata "meskipun" dapat berada di awal kalimat tetapi ia akan diikuti oleh koma pada situasi demikian. Mengapa? Kata ini adalah kata penghubung intrakalimat bagi dua anak kalimat setara yang berlawanan. Sebagai penghubung antarkalimat, ia akan berwujud "Meskipun demikian, ...". Kata "dan" serta "namun" (dalam bentuk tunggal), seperti juga "tetapi", tidak pernah bisa berada di awal kalimat. Coba perhatikan ini mulai halaman 3. Buku Cermat Berbahasa Indonesia dan Seribu Satu Kesalahan Berbahasa karangan E. Zainal Arifin juga perlu dibaca. Kembangraps (bicara) 19:32, 21 April 2010 (UTC)

penulisan nama hewan

mbak/mas wiki, saya masih bingung soal penulisan nama atau spesies hewan yang sesuai EYD. seperti contoh pinguin Kaisar...bagaimana tata cara penulisan yang benar? apakah Pinguin Kaisar atau Pinguin kaisar atau Pinguin kaisar?? mohon dijawab, terimakasih

70Diani (bicara) 15:05, 16 April 2010 (UTC)

Penguin kaisar.
bennylin
15:24, 16 April 2010 (UTC)

Menurut KBBI penguin, tetapi kata pinguin juga dikenal luas di Indonesia. Perbedaannya ialah, penguin berasal dari bahasa Inggris sedangkan pinguin berasal dari bahasa Belanda. Meursault2004ngobrol 07:11, 22 April 2010 (UTC)

Dia

Penggunaan kata dia untuk kata ganti benda dalam bahasa Indonesia bisa ngak ya ?  MasrudinNgomong  05:50, 17 April 2010 (UTC)Sekarang hari Sabtu, 16 November, 18:45 WIT

Menurut KBBI:
  1. dia: persona tunggal yg dibicarakan, di luar pembicara dan kawan bicara; ia;
  2. ia: orang yg dibicarakan, tidak termasuk pembicara dan kawan bicara; dia; 2 benda yg dibicarakan
Jadi sepertinya kata "ia" bermakna lebih luas, bisa untuk benda, bisa juga untuk orang. Hand15 (bicara) 07:03, 17 April 2010 (UTC)
Tq Hand15  MasrudinNgomong Saat ini Hari, Sabtu 16 November, 18:45 WIT 12:32, 18 April 2010 (UTC)


Syllabic script

Apa ya terjemahan dari Syllabic script?? mohon dijawab, terimakasih. Alagos (bicara) 04:50, 21 April 2010 (UTC)

Aksara silabis
Dari KBBI: si·la·bis a Ling 1 bersangkutan dng silabel; 2 dapat berdiri sendiri sbg suku kata Hand15 (bicara) 06:53, 21 April 2010 (UTC)
Jadi Syllabic script = aksara suku kata??
Alagos | Bicara 12:30, 21 April 2010 (UTC)

Tidak, tapi tetap aksara silabis. Hampir semua aksara asli Nusantara termasuk jenis ini. Meursault2004ngobrol 15:37, 21 April 2010 (UTC)

Bukannya abugida yah? Hand15 (bicara) 15:42, 21 April 2010 (UTC)

Ya memang, Anda lebih tepat. Namun masalahnya, istilah abugida merupakan stilah baru dan tidak atau belum dimuat KBBI. Aksara silabis sejati mungkin contohnya ialah aksara Kana Jepang. Meursault2004ngobrol 19:13, 21 April 2010 (UTC)

Localization

Apakah terjemahan untuk Localization yang mengacu pada suatu proses penerjemahan aplikasi komputer dan internet ke bahasa-bahasa lokal pengguna komputer. [4] Jika diserap langsung sebagai Lokalisasi dalam KBBI artinya pembatasan pd suatu tempat atau lingkungan, tetapi di dalam keseharian kata lokalisasi kedengarannya berkonotasi negatif ya..? eMpu Pallawa (bicara) 02:00, 22 April 2010 (UTC)

Bagaimana kalau "pelokalan"? Salam, Naval Scene (bicara) 03:47, 22 April 2010 (UTC)
Kalau dilihat dari fungsinya, bagaimana kalau "penerjemahan" saja ? Salam.  Ę-oиė  >>>  ™ 10:23, 22 April 2010 (UTC)
Lebih mantap pelokalan. Lihat artikel ini Internationalization and localization di terjemahkan jadi Internasionalisasi dan pelokalan. Uda g2 nyari2 google uda fimilier th kta pelokalan.  MasrudinNgomong Saat ini Hari, Sabtu 16 November, 18:45 WIT 10:51, 22 April 2010 (UTC)
Kalau Pelokalan Bahasa gimana ya..? karena bisa jadi ada Pelokalan Aksara kecuali kalu keduanya mngkin bisa Pelokalan saja.

Menurut KBBI dan ilham dari Pengguna:IvanLanin, ejaan yang benar adalah sopir, dan bukan supir. Juga menyopir dan bukan menyupir. Salam, Albertus Aditya (bicara) 03:14, 23 April 2010 (UTC)

Memang logis sih. Kata sopir berasal dari bahasa Prancis chauffeur. Vokal au -> o dan tidaklah au -> u. Nanti saya pindahnya. Meursault2004ngobrol 03:33, 23 April 2010 (UTC)

Baiklah. Nanti akan saya bantu juga. Albertus Aditya (bicara) 06:33, 23 April 2010 (UTC)

Padanan kata dalam bahasa Indonesia mengenai lifting cost, seputar topik pengeboran minyak, kira-kira apa ya..? Ongkos angkut atau biaya produksi ?  Ę-oиė  >>>  ™ 16:34, 23 April 2010 (UTC)

Jayabaya yang berbeda dengan Jayabaya

bagaimana membedakan artikel antara Raja Jayabhaya dan Majalah Jayabaya, saat ini Jayabaya mengacu pada artikel raja Jayabaya apakah ditulis lengkap saja.?

eMpu Pallawa (bicara) 00:16, 24 April 2010 (UTC)

Bikin artikel Jayabaya (majalah) saja. Harusnya ada artikel Jayabaya (disambiguasi) juga (ada Universitas Jayabaya misalnya). Gombang (bicara) 15:26, 25 April 2010 (UTC)
Sudah saya buat halaman disambiguasinya. NoiX180 (bicara) 13:57, 26 April 2010 (UTC)

Botanist

Istilah apa yang dipakai sebenarnya? Botanis, botaniwan, ahli botani? Gombang (bicara) 15:22, 25 April 2010 (UTC)

"Botaniawan", dari peralatannya IvanLanin ·· Kenrick ( ) 15:25, 25 April 2010 (UTC)

Ahli botani rasanya juga tidak salah. Mengapa di kateglo kalau botani jadi botaniawan sedangkan rohani jadi rohaniwan? Salam, Naval Scene (bicara) 08:27, 30 April 2010 (UTC)

Saya lebih suka istilah Botaniwan, namun istilah ahli botani juga tidak masalah. Akhiran ~wan atau ~wati (akhiran atau apa ya? saya lupa istilahnya, mohon refisi)~ menunjukan seseorang yang bergelut atau ahli dalam suatu bidang, namun PERLU DIINGAT dalam penambahan wan atau wati TANPA ADA TAMBAHAN hufuf A di antaranya.
Contoh:
* Rohaniwan/rohaniwati bukan rohaniawan/rohaniawati
* Botaniwan/botaniwati bukan botaniawan/botaniawati
Ariyanto (bicara) 04:25, 1 Mei 2010 (UTC)

Kekristenan

Saya kurang yakin apakah hal ini sudah pernah dibicarakan. Istilah Kekristenan sebagai terjemahan dari Christianity itu baku tidak? KBBI tidak memuat istilah ini. Saya juga belum pernah dengar istilah "Keislaman", "Kebuddhaan" ataupun "Kehinduan". Yang mungkin pernah saya dengar ialah hanya Kejawen. Apakah istilah Christianity tidak lebih bagus diterjemahkan dengan istilah "Agama Kristen" saja? Meursault2004ngobrol 21:18, 25 April 2010 (UTC)

Di Kateglo ada Kekristenan dan keislaman; di en.wiki ada Buddhahood, tapi interwiki id.wiki-nya ke Buddha... Sepertinya perlu ditanya kepada ahli bahasa Indonesia... ·· Kenrick ( ) 02:19, 26 April 2010 (UTC)

Ada kok "Kekristenan" dan "Keislaman" di KBBI. ke·kris·ten·an n perihal tt atau sifat yg menyangkut agama Kristen; Sedangkan ke·is·lam·an n segala sesuatu yg bertalian dng agama Islam; Kia 80 02:35, 26 April 2010 (UTC)

Oh iya saya salah lihat di KBBI daring. Mulanya saya langsung ketik "kekristenan" dan "keislaman". Seharusnya mengetik kata dasar. Terima kasih. Meursault2004ngobrol 07:38, 26 April 2010 (UTC)
Sebagai informasi, dalam komunitas agama Buddha Indonesia, buddhahood adalah buddhatta (dari Bahasa Palinya) atau kadang-kadang buddhatwa (dari bahasa Sansekerta). Hand15 (bicara) 11:31, 26 April 2010 (UTC)
Saya iseng-iseng melihat di kamus Jawa Kuna-Indonesia karangan Zoetmulder tetapi kata buddhatwa atau buddhatatwa tidak dimuat. Yang dimuat malahan entri kabuddhan yang diterjemahkan sebagai "Kebuddhaan" atau "alim, ulama Buddhis". Meursault2004ngobrol 06:31, 30 April 2010 (UTC)
bukannya akhiran -ity menjadi -itas dalam bahasa Indonesia, dan padanan imbuhannya adalah ke-an, jadi saya rasa dari segi imbuhan sudah benar. Masalah mengapa hanya kata Christian yang diberi akhiran -ity saya tidak tahu.
βέννψλιν 13:37, 26 April 2010 (UTC)
Mungkin ini masalah kebiasaan dalam bahasa Inggris. Agama Yahudi, Hindu dan Buddha disebut Judaism, Hinduism dan Buddhism. Tetapi Islam biasanya tetap saja Islam. Namun mazhabnya baru diberi imbuhan -ism. Begitu pula dalam Christianity ada Catholicism dan Protestantism dalam bahasa Inggris. Meursault2004ngobrol 06:31, 30 April 2010 (UTC)

Pranasalisasi

Menurut tatabahasa klasik bahasa Melayu dan bahasa Indonesia jika sebuah kata dasar dibubuhi awalan "per" kemudian dibubuhi awalan pranasalisasi, maka akan didapatkan bentuk "memper...". Contoh:

  • kenal -> memperkenalkan
  • besar -> memperbesar
  • dsb.

Namun dengan tatabahasa baru, kalau tidak salah hal ini tidak perlu lagi. Sehingga didapatkan bentuk-bentuk seperti "memerkenalkan" dsb. Begitu pula jika kata-kata serapan dibubuhi pranasalisasi maka fonem pertama akan luluh pada beberapa konsonan awal.

Contoh:

  • Dulu:
  • terjemah - menterjemahkan
  • program - memprogram
  • kultus - mengkultuskan
  • dsb.
  • Sekarang:
  • terjemah - menerjemahkan
  • program - memrogram
  • kultus - mengultuskan
  • dsb.

Pertanyaan konkrit saya, bagaimana ini kelanjutannya di WBI? Apakah bentuk-bentuk klasik dilarang dan harus menggunakan bentuk-bentuk baru? Atau kedua jenis bentuk ditolerir? Terima kasih dan salam. Meursault2004ngobrol 07:54, 26 April 2010 (UTC)

Sebaiknya menggunakan bentuk baku. Kata dasar berawalan k, p, s, t dengan huruf keduanya adalah vokal, luluh jika mendapat awalan me- (hukum KPST). Kata turunan di Kateglo:
Apakah kateglo juga memuat bentuk baku seperi dianjurkan oleh KBBI? Meursault2004ngobrol 08:49, 26 April 2010 (UTC)
Seperti di KBBI, kadang Kateglo memuat bentuk baku maupun tidak baku. Yang dialihkan adalah bentuk tidak baku. Kelima kata turunan baku tersebut juga bisa dilihat di KBBI Daring di bawah entri kata dasarnya masing-masing. Alfarq (bicara) 09:02, 26 April 2010 (UTC)

OK terima kasih. Semoga sukses dengan proyek kateglo. Meursault2004ngobrol 10:52, 26 April 2010 (UTC)

Yang bikin kateglo kan IvanLanin. Gombang (bicara) 10:55, 26 April 2010 (UTC)
Barusan saya tanya IvanLanin, "Peluluhan fonem hanya terjadi pada kata dasar yg huruf pertamanya k, p, s, dan t DAN huruf keduanya vokal (mis. t dan e pada terjemah). Kalau huruf keduanya konsonan (mis. p dan r pada program), p-nya tidak luluh." Info lebih lanjut : Hukum KPST... ·· Kenrick ( ) 10:57, 26 April 2010 (UTC)
Bagaimana dengan kata "peN+sinyal+an" (huruf pertama s, huruf kedua i) -> Penyinyalan? Wkwkwkwkw Hand15 (bicara) 14:23, 26 April 2010 (UTC)
Trims Kenrick untuk pranalanya. Mungkin paling baik menggunakan intuisi saja :-) Seperti dikatakan oleh IvanLanin di blognya: bahasa bukanlah ilmu pasti :-) Meursault2004ngobrol 14:03, 26 April 2010 (UTC)
KBBI Daring tidak memuat turunan kata sinyal. Namun di Glosarium Kateglo ada istilah "sistem pensinyalan". Alfarq (bicara) 16:08, 26 April 2010 (UTC)

Asal-usul kata listrik

Adakah yang tahu asal usul kata listrik? Karena jika dilihat dari struktur katanya, ini bukanlah kata asli Bahasa Indonesia. Hand15 (bicara) 06:02, 30 April 2010 (UTC)

Diambil dari bahasa Belanda electriciteit atau electrisch dengan metatesis (dikutip juga oleh Russell Jones Loan-Words in Indonesian and Malay 2008) Meursault2004ngobrol 06:17, 30 April 2010 (UTC)
Gmana perubahannya yah? Koq kayaknya masih sangat jauh. Jika mengikuti serapan biasa electrisch harusnya elektris. Apa ada cerita lain dibaliknya? Hand15 (bicara) 06:33, 30 April 2010 (UTC)
Di pelat jaman Belanda ini tertulis: "AWAS ...ELESTRIK KRAS". Wie146 (bicara) 17:03, 7 Mei 2010 (UTC)
Ini dugaan saya (jadi belum riset): kata electrisch jika dilafalkan kan benar menjadi elektris. Lalu terjadi elisi pada "e-" awal dan fonem k serta s berubah tempat. Lalu terjadi harmonisasi vokal. Skemanya adalah sebagai berikut:
electrisch -> elektris -> lektris -> lestrik -> listrik.
Untuk membuktikannya harus membaca-baca buku-buku atau publikasi lama. Meursault2004ngobrol 06:39, 30 April 2010 (UTC)

Jika menurut bukunya: [5] Ada variasi: elektrik, elestrik, lestris, lesterik, lestrik, listerik Hand15 (bicara) 06:52, 30 April 2010 (UTC)

jadi teringat nenek saya. beliau masih belum terbiasa dengan istilah yg moderen. laptop dibilang heptop, SMS (es-em-es) dibilang smeses, dan masih banyak lagi. saya mendukung teori Saudara Meursault. mungkin orang zaman dulu seperti itu, lektris dibilang lestrik. -- Adiputra बिचर -- 07:12, 30 April 2010 (UTC)

Saya harap pertanyaan anda sudah terjawab saudara Hand15. Hehehe ya benar saudara Made. Ya begitulah bahasa, biasanya penutur menyesuaikan ke kata2 yang telah dikenal. Meursault2004ngobrol 07:37, 30 April 2010 (UTC)

OK~ terima kasih. Hand15 (bicara) 08:23, 30 April 2010 (UTC)

Matur nuwun pak Wie146! Bagus gambarnya. Jadi skema alternatif adalah:

electrisch -> elektris -> elestrik -> lestrik -> listrik.
Salam Meursault2004ngobrol 17:08, 7 Mei 2010 (UTC)

Aksara, Huruf, Abjad, Alfabet

Di Kategori bertopik aksara, nama depannya bermacam-macam. Ada aksarasaya lebih suka kata ini, hurufsaya lebih suka kata ini, abjadsaya juga suka kata ini, dan alfabet. Bisakah kita menyeragamkannya atau menyesuaikannya dengan terjemahan dari bahasa Inggris? Ezagren 請談談 07:08, 30 April 2010 (UTC)

Menurut saya, tentu ada perbedaannya. Abjad, Alfabet, dsb, masing-masing punya keunikannya. Yang cocok disebut Alfabet adalah huruf yang melambangkan 1 fonem atau beberapa karakter disusun untuk 1 fonem, kalau abjad saya masih belum paham. Kalau aksara, biasanya lazim untuk abugida di nusantara, misalnya aksara Jawa, aksara bali, dsb. Menurut saya, aksara mengacu kepada sistem, sedangkan huruf mengacu pada bentuk. misalnya (teori saya) huruf Da madu dalam aksara Bali. Huruf Da madu adalah salah satu lambang dalam aksara Bali, sedangkan aksara bali adalah sistem penulisan dgn lambang-lambang tersebut. -- Adiputra बिचर -- 07:19, 30 April 2010 (UTC)

Sebenarnya huruf, abjad, aksara, alfabet itu mempunyai definisi yang berbeda jika menurut ilmu bahasa. Namun dalam penggunaan sehari-hari, keempat kata itu artinya sama, yaitu merujuk pada huruf. Hand15 (bicara) 08:47, 30 April 2010 (UTC)
As far as I know, persisnya huruf itu merujuk pada bentuk tertentu suatu penulisan, misal huruf A, あ, 俺 tiga-tiganya termasuk huruf. Sedangkan yang lainnya pada sistem penulisan:
  1. Aksara merujuk pada sistem penulisan apa saja.
  2. Alfabet merujuk pada sistem penulisan yang memiliki huruf vokal dan huruf konsonan untuk mewakili bunyi vokal dan bunyi konsonan. Contoh: Alfabet Latin ABC
  3. Abjad merujuk pada sistem penulisan yang tidak memiliki huruf vokal untuk mewakili bunyi vokal dalam penulisannya, misal: Abjad Arab, Abjad Ibrani (bunyi vokal tidak diharuskan ditulis dan cuma berupa tanda tertentu yang mengindikasikan vokal).
  4. Syllabary (kayaknya gak ada bahasa Indonesianya) merujuk pada sistem penulisan huruf yang mewakili suku kata dan bukan mewakili komponen bunyi. Contoh: Katakana dan Hiragana Jepang: Ka(か) Ki(き) Ma(ま) Mi(み), diwakili oleh empat huruf berbeda.
  5. Abugida merujuk pada sistem penulisan yang tiap hurufnya mewakili satu suku kata seperti syllabary, namun memiliki sistem pengubahan bentuk huruf sesuai dengan vokalnya. Contoh: Aksara dari India dan Indonesia.
  6. Logogram adalah sistem penulisan yang mewakili arti suatu kata dan bukan bunyinya. Contoh: Aksara Cina Hand15 (bicara) 08:56, 30 April 2010 (UTC)
Silabis mungkin hasil serapan dari Syllabary, kata ini sudah diserap ke b.Indonesia. eMpu Pallawa (bicara) 10:18, 30 April 2010 (UTC)

Berarti seperti dugaan saya, aksara itu mengacu pada sistem penulisannya, sedangkan huruf mengacu pada bentuk. Kalau begitu, kesimpulannya begini:

  • Latin, Kiril, Yunani, Armenia, dsb termasuk alfabet. Judul artikelnya, diawali dengan kata Alfabet atau Aksara, contoh: Alfabet Latin, Aksara Kiril, dsb. Biar lebih spesifik, Alfabet saja.
  • Arab, Pahlawi, Jawi, dsb termasuk Abjad. Judul artikelnya diawali dengan kata Abjad.
  • Jawa, Bali, Sunda, Dewanagari dsb termasuk abugida. Judul artikelnya diawali dengan kata Abugida. Tidak lazim? Kalau begitu, ganti dengan aksara.
  • Katakana, Hiragana, termasuk aksara silabis. Judul artikelnya diawali dengan aksara saja.
  • Hangul adalah sistem penulisan yang istimewa. Judul artikelnya diawali dengan aksara saja.

Pendapat saya, script diterjemahkan menjadi "aksara" saja. Selain itu, dipakai kata abjad dan alfabet. -- Adiputra बिचर -- 11:00, 30 April 2010 (UTC)

YaY Setuju untuk menyeragamkannya, terutama untuk artikel yang masih menggunakan istilah 'Huruf .....'. Ini tautan dari Omniglot [6]. NoiX180 (bicara) 11:57, 30 April 2010 (UTC)
Saya setuju dengan analisis Hand15. •• ivanlanin 12:02, 30 April 2010 (UTC)
YaY Saya sependapat dengan pernyataan IvanLanin. Alfarq (bicara) 12:53, 30 April 2010 (UTC)
Setuju dengan Made. Meursault2004ngobrol 16:49, 30 April 2010 (UTC)
Saya setuju dengan yang setuju kepada yang setuju di atas.
βέννγλιν 03:42, 1 Mei 2010 (UTC)

Wah, apa ya maksud Bennylin? Kesimpulannya, aksara jangkauannya lebih luas, sedangkan huruf mengacu pada bentuk. Sudah saya cek di Kateglo. Makanya istilah "huruf A" atau "huruf vokal" terdengar lebih lazim daripada penyebutan "aksara A" atau "aksara vokal". Tapi anehnya, orang-orang terbiasa menyebut huruf Latin daripada aksara latin. Untuk Ezagren, jika Anda ingin mengikuti Wikipedia bahasa Inggris, pakai istilah alfabet (alphabet) untuk sistem alfabet. Yang lainnya, memakai istilah aksara atau script. -- Adiputra बिचर -- 04:43, 1 Mei 2010 (UTC)

Makanya dik Made, memang benar bahwa bahasa itu bukan ilmu eksakta melainkan bagian dari kebiasaan manusia :-) dan ... tradisi. Terus terang saya juga lebih biasa menyebut "huruf A" daripada "aksara A" dalam penggunaan huruf Latin. Tetapi kalau aksara Jawa ataupun Bali misalnya, saya lebih terbiasa menggunakan frasa "aksara swara A" atau "aksara ha" misalnya. Meursault2004ngobrol 06:49, 1 Mei 2010 (UTC)

Benar apa kata Saudara Meursault. Tergantung kebiasaan. Tapi, tetap saja kita harus konsisten, namanya juga Ensiklopedia. Sesuai apa yang dikatakan Saudara Meursault, kalau dalam bahasa Indonesia, saya cenderung menyebut huruf, tapi bila menggunakan bahsa Bali, saya cenderung menyebut aksara. -- Adiputra बिचर -- 07:00, 1 Mei 2010 (UTC)

Jadi, intinya, artikel mana yang nama depannya (alfabet, huruf, aksara, abjad) harus diganti sekiranya tak cocok (Kalau menurut saya, nama depan Alfabet Arab yang diganti)? Ezagren 請談談 03:33, 2 Mei 2010 (UTC)

Sesuaikan saja dengan jenisnya. Baca lagi diskusi di atas. Menurut saya, biasanya ada 3 pilihan: alfabet, aksara, huruf. Untuk Arab, menurut saya Aksara Arab atau Abjad Arab. -- Adiputra बिचर -- 07:00, 3 Mei 2010 (UTC)